Part 10

3 1 0
                                    

Vaya menatap nanar pada sila yang kini tengah telah terbaring tak berdaya di brangkar rumah sakit, air matanya tak dapat di bendung lagi, bahkan Vaya tak menyadari bahwa kini seseorang tengah berjalan ke arahnya dengan masih memakai seragam sekolah, seseorang itu langsung menarik Vaya kedalam dekapannya untuk menenangkan gadis yang tengah menangis sesunggukan itu

"Udah ya jangan nangis lagi, tenang ya, sila pasti baik-baik aja"

"Sila Lando, dia kenapa senekat itu, Lando gue harus apa sekarang" Vaya masih menangis di dalam pelukan Lando

"Udah ya, duduk dulu, Lo cerita kenapa bisa seperti ini" Lando mendudukan Naya tepat di kursi tunggu UGD rumaskait Darmajati tersebut

Flash back

Vaya tengah mengeringkan rambutnya yang masih basah, lalu memakai seragam sekolahnya, saat vaya ingin kluar dari kamar sila terbangun dari tidurnya, setelah 3 hari tidak pulang kerumahnya dan hanya berdiam diri di kamar vaya, sila memutuskan untuk kesekolah lagi

"Vay Lo sekolah?" Tanya sila yang masih duduk di atas tempat tidur

"Iya sil, udah 3 hari gue gak masuk, arka terus aja ngomel, Lo di rumah aja ya, nanti bi Sarmi nemenin Lo kok" Vaya berbalik dan mendekat ke arah sila

"Gue ikut ya, gue juga bosan di sini mulu" sila berdiri dan kemudian mengambil handuk di lemari Vaya dan segera ke kamar mandi untuk membersihkna diri

"Huft...." Vaya hanya menatap datar pada sila yang sudah pergi dari hadapannya

Dan soal masalah sila dan bina Vaya sudah menceritakan kepada orangtua sila kemarin, karna hp sila belum juga benar padahal Vaya sudah meminta sepupunya untuk memberikan hp itu, jadi Vaya mengabari orangtua sila dan memberi tahu yang sebenarnya agar mereka tidak terlalu kawatir dengan keadaan sila saat ini

Sila sudah selesai mandi dan memakai seragam sekolah milik Vaya, karna memang sila tidak membawa baju seragam, bahkan sehari hari dia juga memakai baju milik Vaya, dan selama 3 hari juga gersia dan Nasya tidak menanyakan keberadaan mereka, entah kemana mereka berdua

Saat di tengah perjalanan menuju sekolah tiba-tiba sila meminta Vaya untuk menghentikan laju mobilnya, dia bilang ingin membeli sesuatu di di minimarket, jadi Vaya menghentikan mobilnya di sebrang jalan menuju minimarket

"Gue aja ya sil yang beliin, Lo tunggu sini" kata Vaya sembari membuka setbelnya

"Gak usah vay gue bisa sendiri kok" sila tak ingin merepotkan Vaya lagi, dia sudah cukup merepotkan Vaya akhir-akhir ini

"Yakin?"

Sila mengguk dan kemudian Turun dari mobil mini Cooper milik Vaya, tapi pada saat ingin menyebrang sebuah mobil sport warna hitam menyambar tubuh sila begitu saja, menyebabkan tubuh sila terpental dan jatuh di aspal jalan, Vaya yang sedari tadi memperhatikan sila langsung berlari dengan bulir bulir bening yang jatuh di atas pipinya tanpa di suruh

Di bantu beberapa orang yang berada di sana Vaya segera membawa sila kerumah sakit terdekat

Flashback off

"Udah ya an, jangan nangis lagi, sila pasti baik-baik aja"

"Tapi klao sila kenapa-napa gimana lan, gue gak bisa maafin diri gue sendiri, harusnya tadi gue yang beliin sila, harusnya dia tadi nunggu gue di mobil aja, pasti semua gak akan jadi kayak gini kan

"Udah ya an, jangan nangis lagi, Lo udah hubungin orangtua sila"

"Udah lan, kebetulan mereka udah ada di perjalanan pulang, bentar lagi mereka akan sampai sini" jelas Vaya dengan masih menangis di pelukan Lando, dan bajunya yang penuh darah

10 menit kemudian orangtua sila datang dan mama sila langsung memeluk Vaya dalam pelukannya

"Maafin Vaya Tante, Vaya gak bisa jagain sila dengan baik, harusnya Vaya gak biarin sila pergi sendiri, maafin Vaya Tante" Vaya menangis sesunggukan di pelukan bunda sila

"Gak papa sayang, sila pasti baik-baik, ini bukan salah Vaya" balas bunda Vaya dengan air mata yang tak kalah derasnya dengan Vaya

Dokter kluar dari ruang UGD dan memberitahukan bahwa sila baik-baik aja, gak ada yang perlu di khawatir kan lagi, karna Vaya sudah melewati masa kritis, tinggal menunggu dia sadar saja, karna sila masih terpengaruh obat-obat, setelah pengaruh obat habis sila akan segera bangun, dan sekarang akan di pindah ke ruang rawat, itu penjelasan dokter

Mereka kini tengah berkumpul di ruang rawat sila, bunda sila yang tak tega melihat baju Vaya penuh darah menyuruh Vaya untuk pulang lebih dulu

"Vaya pulang dulu ya nak, bajunya di ganti, nanti kesini lagi" jelas bundanya sila

"Gak Tante, bentar lagi aja pulangnya setelah sila sadar, Vaya mau pastiin kalo sila baik-baik aja"

"Sila pasti baik-baik aja nak,kamu pulang ya istirahat dulu, om sama Tante makasih banget kamu udah mau jagain sila selama kami gak ada di sini" jelas ayah sila yang juga tidak tega melihat keadaan Vaya saat ini, bajunya di penuhi dengan darah yang sudah mengering di seragam putihnya itu

"Iya an, pulang dulu aja ya, gue anterin" kata Lando ikut membujuk Vaya

"Yaudah kalo gitu om, Tante, Vaya sama Lando pulang dulu ya?" Pamit Vaya kepada orangtua sila

"Yaudah hati-hati ya nak" jawab bundanya sila

Vaya dan Lando sudah ada di mobil Lando saat ini, sedangkan mobil Vaya sudah di bawa Bagas tadi untuk di bersihkan, karna banyak noda darah di dalam mobilnya, Bagas memang sudah seperti pesuruh Vaya, gadis itua apa-apa pasti mengandalkan Bagas, karna bocah itu tidak pernah protes sama sekali dengan Vaya yang bawelnya minta ampun, apapun keinginan Vaya pasti Bagas turuti, baik banget kan Bagas.

"Lo mandi dulu ya, abis itu makan, ini udah siang, nanti gue temenin" kata Lando setelah sampai di depan kamar vaya

"Iya, Lo juga bersihin baju Lo, itu ada darah sedikit di seragam Lo, ada baju kan disini?"

"Ada, yaudah sana" Lando mengelus puncak kepala Vaya dengan sayang dan kemudian bergegas menuju kamar si sebrang kamar vaya untuk membersihkan dirinya

Setelah selesai membersihkan diri Lando menuju meja makan untuk makan siang bersama Vaya seperti janjinya tadi, karna ini sudah pukul 13.00 wib, dilihatnya bik Sarmi sedang menyiapkan makna di meja makan

"Masak apa bi?" Tanya cowok tampan dengan kaos hitam polos itu kepada bik Sarmi

"Eh den Lando, ini masak gurita Bagar den, seperti yang non Vaya mau" jawab bik Sarmi sambil meletakkan piring yang berisi makanan itu

"Wah mantep nih bik, tau aja kesukaan saya" Lando dengan PD.nya langsung duduk di kursi makan dan membuka piring di depannya, tak Alma Vaya turun dengan kaos putih over size dan celana selutut dan segera bergabung dengan Lando di meja makan

Setelah mereka selesai makan Lando dan Vaya ingin pergi kerumahsakit karna bundanya sila sudah memberi kabar bahwa sila sudah sadar, tapi saat di tengah jalan Vaya mendapat telfon dari pak Bambang bahwa dia harus kerumah pak Bambang untuk mengambil kumpulan soal untuk olimpiade matematika Minggu depan, ya setelah acara perpisahan sekolah Vaya akan segera melakukan olimpiade di Padang, jadi saat ini dia benar-benar sibuk dan mungkin tidak bisa menemani sila.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 16, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

NaVaGeSiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang