Sore ini sila sedang membantu mamanya membuat makanan, karna nanti malam teman-teman sila akan datang kerumahnya untuk makan bersama, sebagai perayaan kecil kecilan karna kemarin sila dan teman-temannya berhasil membawa tropi juara pertama untuk SMA Darmajati
"Ini apa lagi ma?" Tanya sila kepada mamanya yang sedang memasak rendang
"Masukin ke oven sayang, apinya jangan besar besar ya, suhunya 130 aja jangan besar besar nanti gosong, oke" Sisil mengarahkan anaknya untuk memasukan kue yang baru saja anaknya buat itu kedalam panggangan
"Oke mamaku sayang" sila mulai memasukan kue itu kedalam oven
Disisi lain seorang gadis tengah berkerut dengan peralatan riasnya, sedikit buru buru karna di bawah sana seseorang tengah menunggunya, dia tidak ingin membuat orang itu menunggu lama, setelah dikira penampilan nya sudah cukup pas gadis itu melangkahkan kakinya keluar kamar
"Bian maaf ya nunggu lama" ucap gadis itu seraya menuju kearah lelaki yang ada di depannya
"Gak papa ge, seribu tahun pun bakal gue tunggu" goda bian dengan senyum manisnya kepada gersia
"Apasih bi, gombal aja" gersia merasa malu dan kemudian melangkahkan kakinya keluar pintu mendahului bian
Bian yang melihat tingkah gersia hanya terkekeh kemudian melangkahkan kakinya mengikuti langkah gersia keluar dari rumah itu
Nasya tengah menunggu Lando, laki-laki itu bilang sudah berangkat dari satu jam yang lalu, tapi sampai sekarang belum juga datang, Nasya merasa kawatir karna ponsel Lando juga tidak bisa di hubungi
Namun di tengah rasa khawatirnya, tiba tiba sebuah mobil BMW berwarna hitam memasuki pekarangan rumah Nasya, Nasya yang melihat itu langsung berdiri dan melangkahkan kakinya menuju mobil tersebut dan langsung melangkahkan kakinya masuk kedalam mobil
"Lama banget sih, mana hp kamu mati lagi, aku kan kawatir" omel Nasya setelah mendudukan dirinya di jok penumpang di samping seorang lelaki tampan yang duduk di balik kemudi
"Maaf sayang, tadi ada kendala kecil, kalo soal hp mati, itu karna hpku jatuh tadi, terus mati deh" laleaki itu menjelaskan dengan santai, dan menoleh ke arah gadis di sampingnya "maaf ya?" Lanjutnya dengan senyum di wajahnya yang mampu membuat siapa saja terapana termasuk gadis di sampingnya
"Yaudah Ayuk jalan" kata Nasya kemudian memalingkan wajah ke arah lain, karna dia merasa gugup ketika menatap Lando yang tersenyum seperti itu
Tanpa pikir panjang Lando melajukan mobilnya meninggalkan pekarangan rumah Nasya
Arka saat ini sedang uring-uringan, karna sejak tadi karna ponsel Vaya sedari tadi tidak bisa di hubungi, sudah 2 jam arka berada di rumah vaya, tapi gadis itu tidak kunjung datang, niat hati ingin menjemputnya untuk datang bersama kerumah sila tapi gadis itu sedari tadi malah tidak menampakan batang hidungnya
Arka masih saja mondar mandir di teras rumah vaya, sampai kegiatannya itu terhenti karena sebuah mobil mini Cooper berwarna biru tengah memasuki halam luas rumah vaya dan menghentikan mobil itu tepat di depan teras rumah
Seorang gadis dengan rambut yang sedikit basah keluar dari mobil tersebut, jam menunjukkan pukul 6 sore, dari mana gadis itu kenapa Maghrib Maghrib baru pulang dan dengan keadaan yang mengenaskan seperti ini, itulah yang sekarang arka pikirkan, tanpa pikir panjang lelaki itu langsung mendekat ke arah Naya yang baru saja keluar dari mobil tanpa menyadari kehadiran arka
"Lo dari mana? Kenapa basah kuyup kayak gini?" Tanya arka kepada gadis yang nampak kaget sekarang, terlihat dari wajah bingung dan reaksi gadis itu bahwa saat ini dia tengah terkejut
"Arka ngapain Lo disini?"
"Gue nungguin Lo dari tadi vay, Lo kemana aja?"
"Sory ka, tadi gue ada urusan, masuk dulu yuk?" Tanpa menunggu jawaban dari arka Vaya langsung melangkahkan kakinya ke dalam rumah
Hufttt arka hanya bisa membuang nafasnya panjang, akhir akhir ini Vaya terlihat aneh, sering menghindar dari arka, padahal dulu gadis itu yang selalu senang ketika berada di dekat arka, berceloteh apa saja kadang sampai arka bosan, apa jangan jangan foto itu benar, Vaya ada hubungan dengan lelaki itu dan kini Vaya mencoba menjauhi arka, apa dia baru saja bertemu dengan lelaki itu? Pertanyaan mulai berada di kepala arka, daripada pusing dengan pertanyaan yang tidak mendapatkan jawaban arka lebih memilih untuk mengikuti langkah gadis itu saja
Saat arka ingin mendudukan diri di sofa ruang tamu rumah vaya lelaki itu melihat dulu ke arah Vaya ternyata gadis itu sudah berada di ujung tangga bagian atas "jaket itu" batin arka, jaket yang di kenakan Vaya saat ini adalah jaket yang sama dengan yang di miliki arka, hanya ada 4 jaket seperti itu di SMA Darmajati yaitu miliknya dan ketiga sahabatnya, apa jangan jangan apa yang di pikir arka itu benar "sial" desis arka yang kini tengah menyandarkan diri di sofa ruang tamu Vaya
Arka melajukan mobilnya dengan kecepatan sedang, jalanan Tidka begitu ramai, apa mungkin karna hujan, hanya ada kesunyian yang berada di dalam mobil itu, arka tidak mengeluarkan suara sama sekali sedari tadi mobil itu melaju, dan Vaya dia sibuk melihat ke arah luar jendela memperhatikan rintik hujan satu persatu, bagi gadis pencinta hujan itu hal seperti ini adalah hal yang menyenangkan, Vaya bisa sedikit menghilangkan beban pikirannya
10 menit kemudian mereka sampai di rumah sila, disana sudah rami dengan keberadaan teman-temannya, ada anak-anak NaVaGeSi, anak anak marching band, dan teman-teman arka, tapi arka tidak melihat bina, padahal ini acara kekasihnya, kemana lelaki itu
Semua anak-anak tengah bercanda ria, ada yang bermain gitar, dan ada yang sudah asik makan, dan ada yang sedang mengobrol, di tengah keramaian tersebut wajah seorang gadis terlihat murung, tapi suara seseorang tiba-tiba membuat wajah gadis itu tersenyum sumringah
"Selamat malam semua" bina memasuki rumah sila dengan membawa sebuket bunga dan coklat di tangannya, menghampiri gadis itu yang tengah melangkah ke arahnya dengan senyum yang merekah "selamat ya sayang" ucap bina kepada sila dan memeluk gadis itu ketika sudah ada di depannya
"Kok telat?" Kata sila sembari kelapa pelukan dari bina dan mengambil buket bunga berserta coklat di tangan bina
"Maaf ya, tadi ada urusan penting" kata bina sembari mengusap lembut pincuk kepada sila
"Yaudah masuk yuk" sila menggandeng tangan bina dan membawanya ke perkumpulan teman-teman mereka
"Yuk" bina mengikuti langkah kaki naga
Sedari tadi kedatangan lelaki itu Vaya terus memperhatikan gerak gerik lelaki tersebut sambil terus mengumpati lelaki itu dalam hati "dasar buaya" batin Vaya dalam hati, kemudian gadis itu melangkahkan kakinya ke dapur
Saat tengah mengambil minum Vaya di kagetkan dengan seorang lelaki yang tengah berdiri di belkaangnya
"Astaga" kaget Vaya dan melangkahkan kakinya kebelakang, hampir saja terjatuh untung saja lelaki tadi sigap menangkap nanya "hati-hati" ucap laki lak itu dengan bibir yang menahan senyum
"Gara-gara Lo juga, lagian ngapain berdiri di belakang gue Bambang" marah Vaya kepada lelaki tersebut
"Ya sori" laki laki itu sudah tidak bisa lagi menahan tawanya karna melihat wajah marah Vaya yang menurutnya menggemaskan
"Minggir" Vaya menubruk bahu laki laki itu dan melangkahkan kakinya keluar dapur
Laki laki itu masih saja tertawa dengan memperhatikan punggung Vaya yang mulai menjauhinya
Di sudut lain arka terus memperhatikan Vaya sedari tadi mereka sampai di rumah ini, dan tak lupa interaksi Vaya dengan laki laki barusan, membuat arka semakin yakin pasti lelaki itu pemilik jaket yang tadi sore Vaya pake, arka akan membuktikannya malam ini
KAMU SEDANG MEMBACA
NaVaGeSi
Teen FictionVaya menatap nyalang pada gadis yang baru saja memukulnya di tengah keramaian, tidak sampai di situ kini gadis itu menyiram vaya dengan jus jeruk yang tadi Vaya pesan Mata Vaya masih menyorot gadis di depannya ini dengan tajam, kemudia ia berdiri da...