03. Buat jatuh cinta

459 39 0
                                    

"JOVAAAAAAAAAAN!!"

Jeno yang berada di depan pintu sontak menutup talinganya, matanya menatap tajam sosok pemuda yang tadi berteriak tepat di depan wajahnya.

"Apasih, Gerry? Please, deh! Gue baru dateng!"

Lelaki bersurai cokelat itu menyengir lebar sampai terlihat deretan gigi rapihnya.

"Hehehehe... anu itu—"

Belum rampung Jaemin dengan kalimatnya, tiba-tiba seorang pemuda berkulit tan menarik tas Jeno paksa. Mengobrak-abrik isi tas Jeno sampai dirinya menemukan sesuatu yang ia cari.

"JOVAN!! GUE PINJEM BUKU TUGAS MATEMATIKA, YAH?"

"HEH ITEM! GUE DULUAN YANG MAU PINJEM!!"

"DIHH, YANG NGAMBIL DULUAN KAN GUE?"

"SINIIN, NGGAK??!!"

Setelah itu terjadilah aksi kejar kejaran diantara Jaemin dan Haechan. Jeno menatap keduanya datar. Awas aja sih kalo sampe bukunya lecek, dia bejek-bejek tuh muka mereka.

Kemudian matanya ia alihkan pada pemuda mungil yang menjadi chairmate nya di kelas.

"Darrel?"

Renjun menoleh pada sosok jangkung yang sedang mengambil tasnya di lantai. Lelaki itu tampak mencebik kesal, lalu saat pandangan mereka bertemu lelaki itu tersenyum. Membuat kedua matanya juga ikut melengkung. Benar kata Haechan, Jeno nggak secuek dan sedingin yang dia kira.

"Nih,"

Yang lebih kecil mengerutkan dahinya. "Apa ini?"

"Ganja."

"Gajelas lo!" Renjun tertawa saat mengakhiri kalimatnya. Tangannya memukul bahu Jeno pelan.

"Ya, lo sih! Udah tau ini buku malah nanya lagi."

Jeno mendudukkan tubuhnya di samping Renjun yang asik tertawa. Sejenak Jeno terpaku. Melihat mata itu menyipit serta lengkungan bibir ke atas seakan menyihir Jeno untuk tetap memandangi ciptaan tuhan yang sempurna di hadapannya.

"Gue tau gue emang ganteng."

Mendengar kalimat mengesalkan itu membuat Jeno berdecak kesal. Dia baru tahu bahwa pemuda manis di hadapannya itu mempunyai tingkat kepercayaan diri yang lebih tinggi daripada tubuhnya.

Renjun mulai membuka buku Jeno. Dia cukup terkejut saat menyadarinya. Wajahnya tak tanggung-tanggung untuk menunjukkan ekspresi;

Gila?! Ini beneran???

"Tugasnya udah gue selesain. Tinggal lo salin aja." Jelas Jeno yang menyadari keterkejutan makhluk manis di sampingnya.

Renjun sih senang saja tugasnya selesai tanpa harus dia pusing-pusing berpikir. Tapi masalahnya, memangnya boleh yah? Kan disitu tertulisnya tugas kelompok bukan tugas individu.

"Tapi—"

"Shhh.. udah tinggal catet aja. Kalo emang lo ngerasa gak nyaman atas kebaikan hati gue, nanti gue buat permintaan deh ke lo."

Tersenyum canggung, Renjun mulai menyalin tugas biologinya. Sesekali ia melirik pada Jeno yang sedang tertidur dengan kepala yang berada di tumpukan tangannya. Laki-laki itu tadi mengeluh kepalanya terasa pusing. Renjun sudah menyuruh Jeno supaya ke UKS untuk beristirahat, tapi memang Jeno orangnya bebal dirinya malah menyuruh Renjun membangunkannya ketika guru mapel masuk. Renjun bisa apa selain mengangguk?

"Jovan! Nih, makasih yaaa!!"

Pemuda berkulit tan itu menaruh buku tulis Jeno di meja. Lalu ia memutar kursi agar menghadap Renjun.

FATED Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang