Note: Kissing!, Dirty talk!, kata kasar!
Renjun mau tanya, siapa sih yang nggak kenal sama yang namanya Jovan Delmora Maheswara?
Anak dari Danu Maheswara, seorang CEO yang namanya sudah terkenal di nama-mana. Jeno ini ganteng banget. Rahanganya terpahat indah, hidungnya mancung, matanya tajam bak elang sampai orang-orang tak mau berkontak mata dengannya, katanya Jeno seram. Padahal aslinya nggak serem-serem amat. Emang wajahnya aja yang kayak gitu. Selain tampangnya yang emang enak di pandang, Jeno itu otaknya pinter kebangetan. Suka ikut lomba olimpiade sana sini. Namanya udah harum banget pokoknya.
Namun sayangnya Jeno ini anaknya diem banget. Ngomong seadanya aja kalau diluar. Padahal kalau sudah disatukan dengan dua reog, read; Jaemin dan Haechan, berisiknya ngalah-ngalahin toa pasar.
Jeno ini kalau kata Renjun tipikal cowok sok sibuk yang kalau di chat typing nya suka di singkat-singkat.
Gak tau faedahnya apa. Malahan bikin Renjun kesel setiap chating sama dia. Makanya Renjun sendiri lebih milih buat nelpon pacarnya di banding ngechat. Suka bikin emosi soalnya.
Hujan reda beberapa saat lalu menyisakan hawa segar namun dinginnya sungguh menusuk tulang. Jam kini sudah menujukan pukul sebelas malam.
Renjun sendiri sedang terduduk manis di pinggir kasur Jeno. Dirinya tadi memang memutuskan mampir ke apartemen Jeno sepulang sekolah untuk bermain.
Suara percikan air di kamar mandi sudah tidak terdengar. Bertepatan dengan itu, keluar sosok Jeno dari pintu kamar mandi hanya dengan memakai celana treningnya, atasan kaos hitam polos, plus rambut basah yang ia sugar ke belakang dengan handuk kecil yang berada di bahunya.
Renjun menghela nafasnya lelah melihat rambut Jeno yang masih meneteskan banyak air. Tanpa banyak bicara, tangannya beralih mengambil handuk yang tadi laki-laki itu sampirkan di kursi belajarnya.
"Duduk." Perintah Renjun pada Jeno yang baru saja hendak merebahkan tubuhnya.
Alis Jeno bertaut bingung. Namun anehnya Jeno tetap menurut mendudukkan tubuhnya di tepi kasur, sementara Renjun sendiri berdiri menjulang di hadapannya. Pemuda ber-eyesmile itu terkikik geli saat menyadari bagaimana besarnya baju yang di pakai Renjun.
Padahal baju itu sudah terlalu kecil di tubuh Jeno, namun saat di pakai Renjun baju itu justru menutupi sebagian paha Renjun yang terlihat mulus itu.
"Apaan?!"
"Lo sengaja banget yah mau ngegodain gue?"
Renjun menoyor kepala Jeno. Sedikit banyak membuat sang empu meringis saat merasakan kepalanya berputar.
Cih. Hiperbolis.
"Gue udah cari celana yang kecil, tapi gak ada." Ucap Renjun pelan.
Tangannya masih sibuk mengeringkan rambut Jeno yang basah. Jeno yang merasakan perlakuan lembut Renjun hanya menutup matanya.
Nyaman.
"Badan lo sih kayak titan, jadinya gak ada yang muat ke gue!" Sewot Renjun kesal. Bahkan dirinya secara tak sengaja menjambak rambut Jeno.
"Sakit!" Rintih Jeno yang sama sekali tak Renjun perdulikan.
Ketika dirasa rambut Jeno mulai mengering, Renjun menghentikan kegitannya. Handuk itu ia kembalikan ke tempatnya semula.
"Darrel."
"Apa?"
Begitu berbalik Renjun dikejutkan dengan Jeno yang tiba-tiba menariknya kepangkuan lelaki bongsor itu. Sedang Jeno, laki-laki itu sibuk mengatur degupan di jantungnya. Sial. Di saat seperti ini paha Renjun semakin terlihat. Karena memang posisinya membuat Renjun harus menekuk lututnya ke depan. Menyebabkan kaos oversize yang di pakainya tersingkap.
KAMU SEDANG MEMBACA
FATED
Fanfic『NoRen』 "Karena ini takdir." -Jeno Dom! -Renjun Sub! warn! BXB, Incest, Missgendering, kata kasar, Mature content (Mature di sini bukan karena banyak adegan tak senonohnya. Disini banyak terdapat kata-kata kasar menjurus ke vulgar.) ©. edsvfe