14.Santai

4 0 0
                                    

"Jatuh, pas lo lari," jelas Galang.

Siska mengambil karet kuncirnya lalu menguncir rambutnya seperti semula.

"Sekali lagi thank you." kata Siska.

Galang hanya mengangguk.

"Sekali lagi?" tanya Asya kepo.

"Panjang ceritanya, kapan-kapan gue ceritain."

Asya hanya mengangguk mengiyakan meskipun otaknya masih menyimpan beberapa pertanyaan.

_______________

"Kalian tau kenapa bapak manggil kalian kesini?" tanya pria dengan umur yang sudah cukup matang.

Sedangkan lawan bicara yang sedang ditatap itu hanya menggeleng.

"Kalian beneran nggak tau?"

Tiga orang yang ditanyai itu menjawab dengan gelengan, Namun tetap ada yang mengangguk polos.

Pria itu menghela napas kasar.

"Kenapa kalian bolos kemarin?" tanya nya.

"Kami nggak bolos kok pak!" jawab salah satu dari mereka dengan suara lantang.

"Terus kenapa nggak ada surat ijin?Gimana bapak nggak curiga sama kalian kalau kalian bolosnya bertiga."

"Memangnya kalau sakit bisa langsung ketiganya? Sakit bisa janjian? Bapak butuh penjelasan Siska, Asya, Vio." todong pria itu

Siska akhirnya memberanikan diri untuk berbicara, "Eum jadi gini pak, kita sebenarnya ada acara keluarga."

Pria itu menyipitkan matanya tak percaya "Bapak baru tau kalau kalian satu keluarga."

Siska seketika melotot kearah Asya dan Vio.

"Anu kan kita udah lama berteman nah masing-masing dari kita udah menganggap kita sebagai saudara, gitu deh pak."

Guru itu bernama Pak Agus, selaku guru Bimbingan Konseling SMA Xafes yang hanya bisa menghela napas saat mendengar penjelasan Siska. Membuat Siska dan kedua temannya ikut menghela napas pelan.

"Tapi kenapa kalian nggak ijin dulu?"

"Maaf pak, masing-masing pihak dari kita lupa dan kemaren itu benar-benar sibuk," ujar Asya.

"Kalian jangan bohong ya sama saya!"

"Nggak pak, lagipula kan sekarang kita udah disini," ujar Vio.

"Iya, dan jangan kira karena hari ini kalian berangkat saya akan lolosin kalian begitu saja."

"Maaf pak kan saya udah bilang, kemarin kita ada acara keluarga." kata Siska.

"Tapi nggak ada suratnya." kata Pak Agus tak mau kalah.

"Kemaren buru-buru pak jadi lupa, maaf."

"Kalian jangan seenaknya menyepelekan surat ijin dari sekolah ya, itu penting. Dan kamu Siska." Pak Agus menunjuk kearah Siska.

"Kamu tau kan satu minggu lagi kamu bakalan ikut sosialisasi."

"Iya pak." jawab Siska.

"Kamu tau seberapa pentingnya kamu di acara itu? Kamu jangan seenaknya menyepelekan hal seperti ini Siska."

"Maaf pak, tapi kan acara keluarga juga nggak bisa kita tunda." Siska menunduk.

"Saya tahu, tapi apa salahnya ijin terlebih dahulu? Dan bagaimana jika kamu diperlukan dalam keadaan mendadak?"

Mi HistoriaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang