13.Mantep

6 0 0
                                    

Semuanya kembali tertawa

Tanpa sadar pula ternyata Athalla sedari tadi menguping pembicaraan adiknya bersama kedua sahabatnya, membuat laki-laki itu merasa kasihan kepada adik perempuannya.

_______________

Sore hari setelah pulang sekolah Siska dan kedua temannya berkumpul di kamar miliknya sedang bersiap untuk menguji keberuntungan siapa yang akan pergi seorang diri ke supermarket untuk membeli  bahan bahan masakan, dan sisanya akan pergi mempersiapkan hal lain.

"Hompimpa..."

Saat ketiganya menjulurkan tangan, Asya dan Vio tampak bersamaan menunjukkan sisi putih alias bagian telapak tangan mereka, sedangkan Siska sendiri menunjukkan bagian punggung tangannya. Yang artinya Siska kalah dan harus turun untuk membeli makanan.

Asya dan Vio tampak pura-pura mengeluarkan mimik sedih didepan Siska, seakan-akan peduli kepada gadis itu.

"Yahh lo kalah. Gimana dong?" tanya Asya pura-pura.

"Mau ganti aja?" peduli Vio.

"Halah apaansih kalian, sok peduli, gue tau itu cuma akal-akalan bodong kalian aja. Lagipula kalo gue iyain permintaan lo-Vio bakal mau?" ujar Siska sarkas.

"HAHAHA, tau aja lo." tawa Asya diiringi Vio.

"Dah sana lo ganti baju, kita berdua mah tinggal didalem mobil aja, iya kan Vio?" ujar Asya menggerling mata menggoda.

"Ck, sabar ceilah. Punya temen sedeng semua, nggak ada yang waras, nggak ada yang peduli." gerutu Siska sembari berjalan menuju lemari untuk mengambil baju.

----

Sesampainya didepan supermarket, Siska turun dari mobil dengan muka masamnya sedangkan Asya dan Vio terlihat duduk santai di kursi masing-masing sembari menatap Siska yang tengah mendumel sendiri.

Setelahnya Asya dan Vio dapat menghela napas dengan tenang saat punggung Siska mulai menjauh.

"Huh, untung aja gue pinter dan untung lo bisa connect dan nggak lemot." kata Asya.

Vio seketika melotot kearah Asya. "Maksud lo!"

"Haha, bercanda, udah ah yuk cepetan keburu Siska udah selesai. Btw lo udah hubungin toko rotinya?" tanya Asya.

Vio mengangguk, "Udah jadi, tinggal kita ambil. Tapi katanya seadanya aja."

"Nggak papa, bukan acara formal, lagian kita hubunginnya mendadak."

"Semoga ide lo berhasil ya Sya," ujar Vio.

Asya tersenyum lalu menoleh singkat kearah Vio, mengangguk optimis bahwa idenya bakalan berhasil.

----

Dibawah dingin nya AC supermarket, Siska sedang berbelanja, meneliti apa saja yang harus ia beli untuk nanti malam seorang diri. Karena kedua teman biadabnya sengaja membuat Siska berbelanja sendiri, kurang ajar memang.

Saat Siska hendak mengambil bungkus plastik berisi sayuran, tiba-tiba ia merasa seperti ada yang menyenggol troli belanjaannya. Lantas Siska pun menoleh dan mendapati sosok laki-laki berperawakan tegap tengah mengerutkan dahinya sembari menatap dirinya lekat.

Siska pun ikut mengerutkan dahinya, bingung akan sosok laki-laki yang ada didepannya. "Loh Siska?"

"E-eh iya, Gilang atau... Galang?" tanya Siska hati-hati.

"Galang."

"Ahh i see. Gue takut salah manggil hehe."

"Haha Santai, Lo Siska kan?" tanya Galang.

Mi HistoriaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang