"yaudah sekarang kita balik ke kelas, palingan kak Chaca juga udah paham kalian nitip hoodie" ucap Siska
Mereka pun memutuskan untuk kembali ke kelas Saat mereka sedang santainya berjalan di koridor tiba tiba
----------------
Saat tiba di koridor mereka bertemu dengan Belvan, Galang dan Gilang para lelaki yang akhir akhir ini sering sekali bertemu, namun tampaknya si ketua osis tidak bergabung dengan mereka kali iniNiat awal hanya untuk lewat kini berakhir panjang karena mereka yang menghalangi jalan, "Permisi." seru Siska
Siska pun bergeser ke kanan untuk mengambil jalan, namun Belvan juga ikut bergeser ke kanan, Siska terlihat bingung namun pada akhirnya ia mengalah dan bergeser ke arah kiri, tanpa di sangka ternyata Belvan pun mengikuti langkah Siska. Dengan muka menahan kesal Siska melangkah kan kakinya ke arah lain dan tetap saja lelaki di depannya mengikuti langkahnya.
Tatapan mereka pun bertemu.
"Ck." Siska memutar bola mata jengah, menengok kearah Asya dan Vio.
Entah mengapa lelaki di depannya ini selalu mengikuti langkah Siska hingga membuat dirinya kesal.
"Lo bisa diem nggak sih? gue mau lewat!" ujar Siska.
Namun Belvan hanya diam sambil menatap Siska.
"Piww cewe," goda Gilang sambil mengedipkan sebelah mata kearah Vio.
Saat Siska hendak memaksa menerobos, tangannya malah dicekal oleh Belvan.
Siska menghembuskan nafas kasar, "Huhh. kenapa? ada apa sih?"
"Woi van." Teriak seseorang dari belakang yang ternyata Daffa.
Belvan menengok kebelakang dan refleks langsung melepas tangan Siska.
"ha? iya apaan." Jawabnya.
"Aneh." Gumam Siska
Siska pun berhasil kabur dari Cegatan mereka dan melanjutkan langkahnya menuju kelas, sedangkan Belvan dan duo kembar terlihat mendekati Daffa.
"Ceilaah seneng lo?" Ledek Gilang.
"Dih apaan, enggak." Ujar Belvan dengan keadaan cool.
"Bilang aja kali."
"Siapa yang seneng?"
"Ya elo lah, massa Daffa!"
Daffa yang tak tau apapun dan merasa terpanggil pun bingung, "Hah kenapa?"
"Enggak Daff, itu Belvan kayanya suk-"
Belum sempat menyelesaikan ucapannya, tiba-tiba kakinya ditendang oleh Belvan.
"Arkhh sakit anjing." Umpat Gilang
"Eh sakit ya? maaf nggak sengaja tadi gue liat nyamuk mau gue tepuk eh malah kena kaki lo."
"Nyamuk palelo, mana ada nepuk nyamuk ditendang blok." ucap Gilang kesakitan.
"Ada kok, buktinya gue." Belvan tersenyum nakal.
"Sakit beneran ni, tanggung jawab!"
"Eh ayo cabut lang, tinggalin aja kembaran lo. Nggak guna juga." Belvan merangkul Galang dan berjalan menjauh.
Daffa yang masih bingung dengan situasi ini dibuat semakin bingung, "Eh kenapa ini, gue baru dateng udah main tinggal aja."
Daffa ikut berjalan menjauh dan menyusul Belvan dan Galang.

KAMU SEDANG MEMBACA
Mi Historia
Novela Juvenil'Memilih'. 1 kata yg mempunyai beribu makna, seperti yg gadis di dalam cerita ini rasakan sekarang, memilih antara 2 laki-laki yang berarti dalam kehidupannya. Bukan dia yang meminta, tapi takdir yang membuat dia harus memilih di antara mereka, ser...