Seoul, 2012
Seorang gadis terlihat tengah mengikat tali sepatu yang terpakai dikakinya. Gadis itu berkali-kali menghembuskan nafas gugupnya berkali-kali. Sesekali iya meremas ujung hoodie jacket yang ia gunakan. Terlihat seorang gadis lain dengan postur tubuh yang kurang lebih dan dengan model sepatu yang kurang lebih mencoba berjalan dan beralih duduk disampingnya.
"Vante akan menjadi milikku. Jadi... Jangan berharap kau bisa mendapatkannya, Park Joy", gadis yang semula dari awal sudah berada dalam ruangan itu hanya terkekeh pelan.
"Aku selalu mendapatkan apa yang aku inginkan. Termasuk Vante oppa", ujar gadis bernama Park Joy itu sombong.
"Percaya diri sekali kau?", ujar lawan bicaranya. Park Joy, gadis berusia 16 tahun itu mengendikan bahunya dan membungkukan tubuhnya menatap lawan bicaranya yang sedikit lebih pendek darinya.
"Lisa-ssi... Jangan pernah kau berharap bisa mendapatkannya. Atau aku"
"Apa? Kau mengancamku sekarang?!", kesal gadis yang di panggil dengan nama Lisa itu.
"Tidak. Aku tidak mengancammu. Aku hanya memberitahumu, agar kau bersiap-siap. Aku akan memenangkan kompetisi ini dan mendepakmu dari industri ini. Jadi... Menjauhlah dari Vante oppa",
Gadis bernama Lisa itu menggenggam kuat ujung hoodie miliknya sendiri erat-erat. Emosinya benar-benar terpengaruh dan terprovokasi oleh Park Joy. Semula ia berniat memprovokasi Park Joy, dan lihatlah sekarang. Ia yang terprovokasi oleh apa yang Park Joy ucapkan.
"Park Joy. Giliranmu! Cepatlah", Jennie gadis bermata kucing yang merangkap sebagai sahabat Joy masuk dan memberi aba-aba pada Joy untuk bergegas. Joy menghembuskan nafas groginya untuk kesekian kali. Ia bangkit dan berjalan dengan penuh keseimbangan dengan sepatu skatingnya.
'I'am the Ice Queen. Aku akan memenangkan ini', itu yang ia pikir tepat sebelum ia membuka Hoodie yang ia pakai pada Jennie, membiarkan baju ice skating berwarna putih dengan taburan Swarovski yang terlihat begitu mewah dan terbuka itu tertampilkan pada tubuh indahnya. Joy mulai berselancar dengan anggun menuju ke tengah-tengah ice rink tersebut. Terdengar suara-suara riuh dari salah satu sudut ruangan. Namun focus matanya hanya pada satu pemuda yang berdiri ditengah teman-teman miliknya yang bersorak untuknya. Pemuda itu hanya diam dengan wajah datarnya.
Beberapa detik kemudian lagu pilihannya mulai diputarkan.
Once upon a dream inst
Itu lagu pilihannya. Park Joy dengan segala pesona gadis ini, dengan penuh teknik dan penghayatan serta skill yang ia tawarkan. Menghipnotis semua yang ada disana termasuk pemuda tanpa ekspresi itu.
"WOAHHH!!! BRAVO!", suara tepuk tangan benar-benar menggema dalam ruangan tersebut dan Park Joy membungkukan tubuhnya penuh hormat ke semua penonton dan juga juri kompetisi tersebut. Senyum merekahnya itu membuat siapapun akan tersenyum tapi pengecualian lagi untuk pemuda yang sepertinya sudah mati rasa. Atau rasanya hanya tertuju pada orang lain?
"Daebak! Gerakanmu tadi indah sekali!!! Aaaa... Aku bangga sekali padamu!", kalimat itu yang ia dapatkan tepat setelah memunculkan diri kembali ke arah back stage. Joy tersenyum puas pada Jennie.
"Menurutmu bagaimana? Apa Vante oppa akan ter..."
"Aigoo uri Joyii! Kau telah bekerja keras", kerumunan temannya yang tadi bersorak riuh saat penampilannya dari kursi penonton datang. Beberapa di antaranya membawa beberapa bouquet untuknya. Dengan senyum menawannya Joy menerima buket-buket yang sudah dirangkai dengan indah. Namun senyumnya merekahnya semakin lebar ketika melihat sosok pemuda yang muncul dengan wajah datar pria itu.
"Kau tidak mau memberikannya pada Joy? Giliranmu", tegur Jungkook salah satu teman di antara kerumunan itu. Semuanya menggunakan seragam sekolah yang sama. Sontak Vante berdehem dan menggeleng dengan tegas. Wendy, Jennie, Jungkook, Daniel dan Vante. Mereka berlima datang untuk menyaksikan kompetisi pertama Joy.
"Tidak perlu gengsi begitu oppa! Berikan padaku", Joy bahkan telah mengulurkan tangannya. Vante menghela nafas kasar. Dan menatap tajam kearah Joy dan teman-temannya yang lain. Namun ekspresinya berubah begitu saja tepat setelah semua menyadari salah satu pesaing Joy dalam kompetisi ini masuk ke ruang backstage.
"Eoh... Tae, kau berada disini?", Vante tak lagi mempedulikan semua temannya. Pemuda itu tersenyum ramah pada gadis yang baru masuk dalam ruangan itu dan...
Tunggu! Apa Joy tidak salah lihat saat ini? Kim Vante memeluk gadis itu?! Teman-teman Joy yang berada dalam ruangan itu bahkan menganga tidak percaya. Bahkan kini gadis itu terlihat sedang tersenyum senang ketika menerima buket bunga berukuran medium dengan... Ah lupakan apa jenis bunga itu dan desain dari buket itu!
Intinya Vante memberikan buket itu pada gadis lain. Senyum merekah Joy lagi-lagi memudar. Tidak, gadis ini tetap tersenyum demi menjaga perasaan teman-temannya.
"Ah! Maaf aku terlambat!", suara itu muncul. Tanpa Joy sadari senyumannya kembali mengembang. Sosok pemuda yang lebih dewasa di antara teman-temannya disana muncul dengan almamater yang tengah pemuda itu pakai.
"Nah ini untukmu! Bagaimana lombamu tadi?", tanya pemuda itu. Joy mengulurkan tangannya menerima buket yang jauh lebih besar dan mewah dari yang Vante berikan pada Nayeon.
"Woah. Cantik sekali buketnya", puji Wendy ketika melihat mantan kekasih cinta monyet SMP nya yang datang.
"Cih... Dulu kau juga aku belikan", ujar Chanyeol. Wendy tertawa.
"Bunga yang cantik untuk perempuan yang cantik. Bagaimana, kau suka?", tanya Chanyeol pada Joy. Joy mengangguk senang lalu memeluk Chanyeol singkat.
"Kau memang paling tahu seleraku! Aku jadi bersyukur Vante tidak benar-benar memberikan buketnya yang tadi padaku", ujar Joy dengan suara kerasnya. Vante dan Nayeon yang mendengar ucapan Joy sontak memandang kearah Joy dan Chanyeol.
"Memangnya kenapa dengan buketnya Vante?", tanya Daniel polos. Sedangkan Jennie menyenggol Daniel untuk menyarankan bahwa Daniel lebih baik diam.
"Buketnya jelek dan murahan. Makanya kan diberikan pada gadis lain? Gadis yang sesuai dengan bentuk jelek dan murahan buket itu",
TBC
......................................................................
Nah gimana? Lanjut gak nih? Wkwkwk
KAMU SEDANG MEMBACA
AGONY VJOY (M)
RomanceKisah bagaimana senyuman secerah matahari itu memudar tergantikan dengan awan mendung yang perlahan-lahan menyelimuti senyuman itu dan membuat hujan yang perlahan menetes dari mata indah wanita itu. Tanpa tahu kapan hujan itu akan berhenti.