Vante melemparkan tubuhnya sendiri untuk baring disamping wanitanya yang masih terbaring dengan begitu panasnya dengan nafas terengah-engah dengan dada polos yang naik turun. Membuat Vante kembali menegang. Telapak tangan besar itu kembali mempermainkan dirinya. Menangkup payudara miliknya dan kembali menghisap disana.
"Ahh... Nghhh Taeh!", Joy kembali mendesah dan menatap kesal kekasihnya.
"Tadikan... Oh astagahhh.. Sudah dua kali",
"Aku kan sudah bilang 5 Joy dari awal", memukul kekasihnya kesal. Membuat Vante menghentikan kesibukannya bermain dengan dada wanitanya dan berniat membuat Joy basah sebasah-basahnya. Vante kembali membaringkan badannya pasrah disebelah tubuh polos wanitanya.
"Ck! Menyebalkan", gumam Vante dengan wajah frustasinya.
"Yya! Oppa! Kau harus tahu bagian bawahku sakit",
"Karna milikmu itu belum terbiasa lagi. Bukan salahku kalau itu", Joy kembali memukul kekasihnya kasar penuh kekesalan.
"Joy... Ayolah. Sekali lagi saja", tangan milik Vante mulai terulur kembali meremas dada milik Joy dan memilin puncak dada milik wanitanya membuat Joy mendesah dan menyerah. Joy menatapnya tajam. Tubuh ramping itu mendorong dengan keras tubuh polos prianya. Membuat Vante kembali terbaring dan mengusaikan tingkah nakalnya. Vante memberenggut kesal. Namun beberapa detik selanjutnya mata pria itu membulat. Kabut gairah semakin menyelimuti keduanya. Joy mendudukan tubuhnya tepat diatas eresksi milik Taehyung.
Sambil menggigit bibirnya Joy mencoba memasukan milik Vante kedalam miliknya.
"Akhhh", rasanya Joy mau orgasme saat ini saja. Bahkan keduanya belum bergerak sama sekali.
Vante mendudukan tubuhnya. Miliknya dijepit dengan sangat keras oleh milik Joy dibawah sana. Frustasi karna Joy tak kunjung bergerak. Pria itu memutuskan untuk mendudukan tubuhnya melampiaskan segala rasa panasnya pada dada yang menjadi favoritnya. Berharap ketika ia berhasil menyiksa titik sensitif lainnya pada tubuh wanitanya, Joy akan bergerak dengan cepat memuaskan miliknya di bawah sana.
Kedua tangan lentik itu meremas bahu berotot milik Vante frustasi ketika mulai menggerakkan tubuhnya.
"Ohhs... Shit! Nghhh kau sempit sekali sayang", Joy mengecup bibir kekasihnya singkat lalu mempercepat gerakannya dibawah sana.
"Ahh... Nghhh Taehh", Joy mendesah tak karuan meremas rambut milik Vante yang masih menyarangkan bibirnya pada puncak payudara super hot milik Joy.
"Akuuu.. mauu keluarhhh", Joy mengejang beberapa kali tanpa menghentikan pergerakannya dan mempercepat gerakannya membuat Vante kembali mengerang.
"Ahhh nghh", Joy terengah-engah ia mencapai orgasme nya yang entah sudah keberapa kali. Vante menjilat bibirnya singkat lalu menatap Joy dengan tatapan menyiksa.
Joy menghela nafas lalu kembali menggerakan tubuhnya tanpa arah namun dengan tempo yang menggebu-gebu.
"Nghhhh... Taehhh ahhh.. oh astagahhh..", Joy kembali mendesah ketika tubuhnya dibalik begitu saja membuatnya terbaring dengan Vante yang menghujam ya begitu cepat dan panas. Menumbuk titik termanisnya didalam sana dan.
"Akhhh.. nghh sempithh", Vante mengerang penuh frustasi menanti pelepasannya menikmati bagaimana miliknya dijepit keras oleh milik Joy. Tubuh Joy mengejang mulai merasakan gejolak orgasmenya lagi.
"Akhirnyaaahh",
Vante menggeram dengan nafas tak beraturannya. Menarik miliknya dari milik Joy. Joy memejamkan matanya selama beberapa menit. Kemudian membuka matanya yang entah kenapa berkaca-kaca. Vante sontak menghadapkan wajahnya pada wanitanya yang terlihat akan segera menangis.
"Apa sangat sakit? Maaf... Maaf aku pemaksa ma..", ucapan milik Vante terpotong begitu saja. Joy melumat bibir milik prianya hangat. Membuat pria itu kembali menciumnya. Tidak ada gairah sama sekali dalam ciuman tersebut, tapi perasaan keduanya tertuangkan dalam ciuman itu. Air mata milik Joy mengalir begitu saja begitu ciuman keduanya terlepas. Vante menatapnya khawatir dan mengusap jejak air mata tersebut.
"Sejak aku pergi ke New York, aku pikir... Aku tidak akan bisa memelukmu lagi oppa. Aku pikir kau akan semakin memben..",
'CUP!',
Vante mengecup singkat bibir milik Joy. Dan memeluk tubuh milik wanitanya erat.
"Aku mencintaimu. Benar aku mencoba membencimu. Tapi tak berhasil", Joy mendongakan wajahnya kearah Vante yang sibuk menatapnya.
"Aku juga mencintaimu oppa. Sangat...", Vante tersenyum menepuk-nepuk pelan punggung polos milik Joy.
"Tidurlah. Kau pasti lelah karna ini pengalaman pertamamu melewati record!", Vante merusak momen romantis mereka lagi. Joy menatap Vante kesal.
"Apa yang salah? Dulu kita hanya sanggup dua kali Joy! Hari ini tig..",
"Jangan berharap aku mau melakukan ini lagi denganmu!",
"Andwae!!",
......................................................................
"Kau tak latihan ice skating hari ini?", tanya Vante begitu keluar dari kamarnya menuju meja makan dimana Joy terlihat kesal dan memakan sarapannya.
"Menurutmu saja! Badanku rasanya mau remuk. Bagian bawahku masih nyeri!", Joy marah padanya. Point-point yang sama dengan yang wanita itu ucapkan saat dulu ketika tak berniat untuk masuk sekolah. Vante tersenyum kecil mendekati wanitanya lalu mengecup pipi berisi milik Joy beberapa kali.
"Baiklah. Baiklah. Toppoki super pedas. Aku akan membelikannya untukmu nanti", Joy berdecak kesal menatap Vante.
"Apa? Toppoki super pedas? Hey! Aku bukan Joy 10 tahun yang lalu! Yang benar saja oppa", Vante menelan ludahnya sendiri.
"Apa yang kau inginkan? Aku akan membelikannya untukmu", Joy menatap Vante penuh curiga.
"Ah tidak mau. Jika aku menerima pemberianmu bisa-bisa nanti malam aku tidak pulang lagi ke rumahku", Vante tertawa lalu menggesekkan hidung mancungnya kearah hidung mungil milik Joy.
"Apa mmm?",
"Ice rink",
"Ice rink? Kau ingin aku membangunkan itu untukmu? Itu hal yang mudah Joy. Biaya yang diperlukan juga tidak banyak. Sebentar, aku akan meminta Jungkoo.."
'CUP!', tak ada lagi wajah muram dan kesal milik Joy. Wanita itu tersenyum lebar kearahnya membuat focus pada tubuhnya rusak dan matanya tak bisa beralih dari wajah milik Joy.
"Hentikan ekspresi konyolmu, sayang. Aku hanya bercanda",
"Serius juga tidak masalah. Aku akan membangunnya..",
"Tae! Jangan... Jangan berlebihan. Aku tidak suka",
"Tae! Tae! Tae! Kenapa kau jadi tidak sopan seperti ini sih?", protes Vante. Joy memajukan bibirnya menatap Vante sebal.
"Karna kita bukan pada hubungan remaja lagi. Aku tak harus memanggilmu oppa lagi",
"Aku suka kau menyebutku oppa tapi",
"Tidak mau! Kita sudah dewasa. Bagaimana dengan sayang? Chagi?", Vante tampak mempertimbangkan.
"Setidaknya harus ada panggilan khusus biar orang lain bisa mendengar dengan jelas dengan telinga mereka bahwa kau itu punyaku dan aku punyamu", Joy tersenyum lebar lalu mengangguk.
"Astaga! Aku bisa terlambat ke kantor. Aku berangkat dulu. Jaga rumah kita baik-baik", pria itu mengecup seluruh bagian wajahnya beberapa kali lalu berlalu begitu saja.
'Rumah kita apanya? Mengajakku membangun rumah tangga saja belum!'
TBC
.............................................................
Gak kerasa bentar lagi AGONY complete. Terima kasih atas semua support dari para readernim ya
Gak nyangka setelah lama gak nulis ketika bkin akun baru dapat support yang luar biasa. Berkat support itu otak author jadi berkeliaran dengan berbagai ide wkwk
Jangan lupa untuk vote n komennya ya semuanyaa. 💞
KAMU SEDANG MEMBACA
AGONY VJOY (M)
RomanceKisah bagaimana senyuman secerah matahari itu memudar tergantikan dengan awan mendung yang perlahan-lahan menyelimuti senyuman itu dan membuat hujan yang perlahan menetes dari mata indah wanita itu. Tanpa tahu kapan hujan itu akan berhenti.