11

848 136 31
                                    

"Kau tahu dimana keberadaan Joy? Aku tidak bisa menghubunginya sama sekali dari kemarin", Jennie menatap Chanyeol bingung dan tak mengerti.

"Apa maksudmu? Kau sudah kerumahnya?", Chanyeol mengangguk sebagai jawaban. Pria itu terlihat kacau.

"Sudah. Tapi tidak ada Joy disana",

"Yang benar saja, Sunbae!", Jennie tertular penyakit panik milik Chanyeol.

"Aku serius. Semula semua pelayan melarangku untuk masuk. Tapi ketika aku masuk dan mencari keseluruh ruangan termasuk kamarnya ia memang tidak berada disana", jelas Chanyeol dengan tangan yang kembali sibuk dengan benda pipih full touch screen itu ditangannya.

"Shit! Tidak terhubung sama sekali", tepat disaat itu juga pintu ruangan dimana Jennie terduduk dengan Chanyeol yang berdiri penuh kepanikan itu terbuka. Menampilkan seorang wanita berambut sebahu dengan kulit putih super pucat seputih susu.

'PLAKK!!!', keheningan ruangan itu sontak pecah. Nafas wanita yang baru saja datang itu terengah-engah. Setelah melayangkan tamparan dengan tenaga supernya itu ia bahkan mendengus dan menatap tajam kearah Chanyeol yang terlihat mulai terpancing emosi.

"Aku akan keluar dari perusahaan ini dan jangan khawatir. Aku akan membayar penaltinya. Dasar brengsek!", Wendy mulai memakinya penuh emosi. Membuat Jennie yang masih tak mengetahui apapun menarik tubuh Wendy untuk menjauh. Jennie tahu bagaimana galaknya Wendy ketika emosi.

"Apa-apaan ini? Kau datang dan menamparku? Kau pikir apa yang kau laku..."

"SEHARUSNYA AKU YANG BERTANYA PADAMU! APA MAKSUDMU MEMACARI TEMAN BAIKKU TAPI SIBUK MENIDURI JEON SOMI?!", Wendy meneriakinya sekencang mungkin. Berharap ada anggota perusahaan lainnya yang mendengar ini semua. Jennie menatap Wendy tidak percaya. Meminta penjelasan lebih dari sahabatnya.

"Aku akan menjelaskannya padamu nanti. Tapi kusarankan, TAMPAR WAJAH SI BRENGSEK INI UNTUK JOY!", Wendy kembali berucap setengah berteriak dengan tingkat emosi yang berapi-api.

"Kenapa diam saja Kim Chanyeol?", tanya Jennie masih dengan nada sopannya.

"Aku tak perlu menjelaskan apapun pada kalian. Aku hanya perlu menemui Joy. Dimana dia? Wendy kumohon beritahukan padaku", Chanyeol mengalah. Ia tahu ia bersalah dan ia butuh untuk tahu dimana keberadaan Joy. Setidaknya ia perlu untuk meminta maaf pada wanita itu dan memiliki Joy sepenuhnya seperti sebelumnya.

"AWH!", Chanyeol meringis penuh kesakitan saat ini. Wendy bahkan membuka mulutnya tak percaya atas apa yang ia lihat saat ini.

"Bersyukurlah karna aku tidak menendang milikmu sampai pecah", Jennie baru saja menendang dengan kuat daerah vital milik Chanyeol.

......................................................................

"Jadi kau tahu darimana?", tanya Jennie penasaran pada Wendy yang kini sibuk menyetir ke suatu tujuan.

"Kim Vante"

"Hah? Apa?!", pekik Jennie kaget. Wendy mengangguk sebagai respon meyakinkan.

"Ia datang ke rumahku pagi ini",

"Kau serius, Wen?", Wendy menghela nafas kesal.

"Apa sifat bar-barku tadi kurang menunjukan keseriusanku?",

"Jadi apa yang sebenarnya terjadi? Chanyeol meniduri Somi? Kau yakin tidak salah informasi? Vante bisa saja mengada-ngada kan?",

"Jen! Vante tidak bercanda. Ia datang bersama Jimin. Mereka memintaku untuk menemani Joy selama beberapa hari kedepan. Karna jadwal kosongku aku menyanggupi ini",

AGONY VJOY (M)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang