Bantu vote dan komen ya
Terima kasih❤️
------------------------------"Nyonya!! Tuan Davian ada didepan" pelayan itu menyampaikannya pada trivia dengan nafas ngos-ngosan. Trivia langsung berdiri dari meja rias di kamarnya itu lalu bergegas turun kebawah.
"D-davian?" Gumamnya sedikit cemas membuat langkahnya menuruni tangga semakin pelan. Melihat Davian sibuk melihat barang-barang di kastil itu.
"Kamu bodoh ya!!" Hentak nya setelah melihat Trivia di tangga dan langsung menghampirinya. "M-maksudnya?" Jawab gadis itu penuh rasa takut.
"Mustika nya!!" Teriaknya penuh emosi. Davian sudah mengepal tangannya dan rasanya ingin memukul wajah gadis didepannya itu.
"Udah aku bilang, bunda kasih mustika itu sama kak Elin. Gak ada disini" Trivia tak berhenti memainkan tangannya karna gugup.
"Trus kenapa dibiarin keluyuran di kota?! Kalau ada yang tau gimana?!!" Teriaknya lagi benar-benar geram.
"Tau darimana? Maksudnya, aku gak pernah kasih tau kalau kak Elin kabur dari kastil"
"Aku ketemu sama kakak kamu itu, dia juga akrab sama manusia. Jadi makin sulit sekarang" ucap Davian sambil berjalan mondar-mandir didepan Trivia.
Pria itu berjalan mendekat kearah Trivia. Menatap gadis itu dengan kesal. "1 bulan, kalo gak bisa kasih itu ke aku. Tamat kamu" ancamnya dengan acuan jari telunjuknya ke wajah Trivia.
Setelah Davian benar-benar pergi. Trivia kembali menaikkan pandangannya, wajah takutnya seketika berubah menjadi ekspresi dendam yang amat dalam.
"Aku yang dari dulu pengen mustika itu dan dia masih berharap mustika itu dari aku? Dia pikir aku sebodoh itu?" Gumamnya memandang pintu depan dengan senyum miring di wajahnya.
"Dia ketemu sama kak Elin? Berarti dia juga bakal usaha buat ambil mustika itu sendiri? Gawat" Trivia langsung berjalan cepat untuk kembali ke atas.
"Aku bakal ke kota" ucap Trivia pada salah satu anak buahnya yang menjaga pintu kamarnya. "Hah?" Respon kaget anak buahnya itu seperti tak yakin.
"Aku perlu bantuan" sambung Trivia sembari mengemasi beberapa pakaiannya. "Nanti, kastil ini gimana?" Tanya anak buahnya itu yang ikut masuk kedalam kamar Trivia.
Gadis itu seketika berhenti mengemasi barang dan berpikir. Kastil ini rumahnya, dia tidak bisa meninggalkannya.
Evelyn beruntung karena memiliki Ransa yang selalu mengajarinya tentang dunia luar. Sementara Trivia, dia benar-benar tak tau apa-apa tentang dunia luar. Sekalipun bahkan dia tidak pernah menginjakkan kakinya keluar sana.
"Kalau gitu, aku bakal pergi sehari. Cuma sehari" ucapnya dengan wajah yang masih ragu untuk meninggalkan kastil itu.
"Hidup di luar gak gratis nyonya. Semua memerlukan yang namanya uang" jelas anak buahnya itu yang sudah lumayan lama hidup di kota.
"Uang?" Gadis itu tampak bingung mengerutkan keningnya menatap anak buahnya. "Koin emas milik nyonya alenda. Satu butir nya bisa diganti dengan beberapa uang" lanjutnya lagi menjelaskan pada Trivia.
"Dari mana tau soal koin itu?" Tak kala Trivia menaruh rasa curiga. "Saya juga anak buah nyonya Alenda dulunya. Dia percaya sama saya dan cerita banyak" jawab anak buahnya itu.
Rasa curiganya kembali terhapus hanya dengan satu kalimat. Trivia bisa mempercayainya, jika benar ibundanya pernah percaya pada orang itu. Dia memang orang kepercayaan Alenda dulunya, Eric.
Trivia segera berjalan ke ruang bawah untuk mengambil koin itu. Eric memperhatikan setiap langkah gadis itu sangat dalam.
"Bisa-bisanya dia curiga. Dia pikir aku bakalan bohongin dia? 2 tahun aku berusaha buat dapatin bundanya dan gagal. Sebagai gantinya ya aku bakal jagain anaknya lah. Walau bukan anakku juga" Batin Eric tak hingga memandang angin mengingat masa lalunya.
•
•
•"Disini, kita disini dulu" Eric dan Trivia keluar dari sebuah taksi didepan hotel besar yang juga terkesan mewah. Trivia mengenakan baju biasa yang sebaya dengan gadis-gadis lain di kota. Walau gadis itu terlihat tak nyaman memakai pakaian yang diberikan Eric itu.
"Kamu yakin Elin ada disekitar sini?" Tanyanya. "Ya kalau itu sih, kurang yakin" jawab Eric sedikit mengecewakan.
"Dia bakal ada di sekitar tempat ini?" Tanyanya lagi penuh harapan pada Eric. "E-enggak juga" Eric sedikit takut gadis itu akan meneriakinya di kalayak ramai.
"Trus sekarang ngapain? Tujuannya kan buat cari dia" Trivia masih mencoba untuk bersabar. "Hmm... Masuk aja dulu, saya beli makanan. Ini udah sore" Eric membawanya menuju kamar hotel yang sudah ia pesan. Lalu kembali keluar meninggalkan Trivia sendirian.
Jalannya yang terburu-buru menabrak seorang anak muda dipintu restoran. "Aakh, maaf pak" ucap anak muda itu yang tak lain adalah Samudra.
Di pintu restoran daging sapi itu Samudra yang menabraknya karna berjalan dengan pandangan yang kemana-mana. Namun, justru dia yang terpental setelah menabrak bapak-bapak itu.
Cowok itu ingin membelikannya untuk Evelyn, setelah gadis itu mengabarinya kalau dia sedang sakit.
Dia sudah mandi dua kali hari ini, jadi tak ada aroma Elin lagi di tubuhnya.------------------------------
To be continued...
KAMU SEDANG MEMBACA
She Again
VampireKetika rumah kelahirannya menjadi penjara terkejam pula bagi seorang gadis sulung setelah mendapatkan sebuah kutukan akibat sikap buruknya. Kutukan yang membawanya pada seorang lelaki yang akan membuat dunianya seindah surga. Dan akan ada yang ingin...