08 - bukan manusia

21 7 0
                                    

Follow ig juga ya
@fyanxaa_

Gimana nih menurut kalian ceritanya?

-----------------------------

Samudra mulai berjalan keluar kelas menuju kantin, setelah sebagian isi kelas mendahuluinya. Cowok itu baru berani berdiri setelah Elin keluar dari kelas.

"Agh!" Sentak nya terkejut melihat elin berdiri didepan kelas. Cewek itu menatapnya dalam, membuat Sam semakin takut.

"Kenapa lari?" pinta Elin tersenyum kecil. Saat Samudra bergegas ingin melangkah melewatinya.

"Kamu sebenernya siapa sih? Kita gak ada urusan apa-apa jadi stop ganggu aku" jawab Sam dengan nada tinggi.

"Aku cuma mau bilang makasih bukan ganggu" pembelaan Elin terhadap dirinya.

"Dimana-mana yang namanya hantu itu pengganggu!"

"Tapi aku bukan hantu!" Jawab Elin cepat. Gadis itu lalu mengubah ekspresinya.

"Kamu mau tau aku siapa? Liat lorong sepi ini. Aku yang bikin lorong ini kosong, aku juga yang bikin jalanan kosong waktu itu. Aku bukan manusia, tapi.... Vampir"

Samudra terkekeh geli, lalu kembali bersikap santai. "Aneh-aneh aja, sinting nih cewek" ucapnya menggelengkan kepala. Cowok itu berjalan meniggalkan Elin melewati lorong yang benar kosong.

"Tunggu"
Langkah samudra langsung terhenti dan berbalik kearah cewek itu. Sam sudah benar-benar lelah atas omong kosong gadis itu.

Tatapan Elin padanya benar-benar sangat serius. Perlahan gadis itu menaikkan sebelah tangannya lalu menjentikkan jarinya.

Sam langsung tersentak melihat sekelilingnya dipenuhi siswa-siswi yang tak berhenti lalu lalang. Lorong kosong itu langsung ramai dalam satu lentikan jari, rasanya matanya telah di sihir oleh gadis itu.

Rasa takutnya kembali muncul melihat Elin berjalan maju mendekatinya. "Maaf" teriak Sam berlari kearah belakang untuk kabur dari rasa takut yang berdiri didepannya itu.

"Tugasku buat bilang makasih udah selesai, tapi... Aku jadi penasaran sama dia" batin gadis itu menatap pundak sam yang berlari menjauhinya.

*Pukk

Pukulan pelan di bahunya sedikit mengagetkan. Refleks gadis itu menepis tangan asing dipundaknya lalu memutarnya.

"Auuu aw aw aw, sakit!! Ini Ransa!" Ringis si pemilik tangan. Elin langsung melepasnya dan memasang kembali wajah datar.

"Kamu kenapa sih!" Sengitnya mengelus pergelangan tangannya. Ransa baru saja keluar dari kelas dan melihat Elin berdiri memandangi sesuatu yang jauh.

"Ngapain disini? Gak lapar?" Tanyanya.

"Tungguin kamu" jawab Elin tersenyum menggoda Ransa.

"Pantes, gak tau kantin dimana kan? Yaudah ayok" ajaknya menggandeng tangan Elin dan berjalan kearah yang berlawanan dengan Samudra.



"Permisi" izin sopan Samudra mengetok pintu rumah Rey. Berniat menanyakan kabar temannya yang tak masuk sekolah tadi.

Namun yang keluar adalah Arlan, tetangga Rey yang sudah berkenalan dengan Samudra.

"Rey nya ada?" Tanyanya.

"Ada tuh di dalem, gak tau tadi kaya anak gembel pulang-pulang nangis dia" jawab Arlan sedikit membingungkan.

"Nangis?"

"Iya, dia diculik hantu katanya. Trus dibawa ke sarang hantunya"

"Hah?" Pinta Sam bingung.

"Dia nggak ngelem kan? Atau nyoba-nyoba gitu" tanya Arlan terdengar serius pada Samudra.

"Ya enggak lah" jawab Sam yakin.

Lalu Samudra melanjutkan langkahnya masuk kedalam rumah sahabatnya itu. Rey sedang tidur tengkurap diatas kasur dengan seluruh badan yang ditutup dengan selimut.

"Rey, ini samudra, kamu kenapa?" Ucapnya pelan ikut duduk di atas kasur. Rey langsung bangkit membuka selimut yang menutupi badannya itu.

Dia memegang kedua tangan Sam, gemetarnya ikut terasa oleh Sam. Wajah takutnya sangat alami, bahkan wajahnya sangat merah.

"Bangunan tua itu angker Sam, a-aku gak tau harus jelasin kayak apa yang jelas. Disana ada penghuninya!" Pintanya dengan nafas yang tidak stabil.

"Rey! Tenang dulu!" Hentak Sam.
"Katanya berani, kok ketemu hantu panas dingin begini?" Ejeknya sedikit tertawa melihat ekspresi takut Rey.

"Sam! Kalo kamu yang liat mungkin udah pingsan duluan, aku termasuk hebat karna masih bisa pulang!" Timpalnya membela diri.

"Hufff... Yaudah aku pulang ya, mau bantu mama jualan" ujarnya bangkit dari kasur Rey. "Aku bawa nasi uduk tuh, cepat sembuh ya" sambungnya menunjuk kearah bungkusan diatas nakas kamar Rey lalu beranjak pergi dari sana.

------------------------------

To be continued...

She AgainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang