09 - Bertengkar

17 5 0
                                    

Hai, jangan lupa votenya ya

Komen pendapat kalian tentang cerita ini👍

~~Selamat membaca~~

--------------------------------

Samudra baru saja sampai di sekolah, dengan rasa takut karna kembali teringat gadis aneh kemarin.

"Woi!" Seru Rey yang tiba-tiba merangkul pundak sam dari belakang. Keduanya berjalan menuju kelas, Rey terlihat sangat segar dan baik-baik saja.

"Udah gak gemetar?" Tanya Sam sedikit meledek.

"Udah gak takut, soalnya waktu itu hantunya cantik banget!" Jawabnya tersenyum lebar memandang angin.

Samudra mengerutkan keningnya heran. "Hah? Emang ada hantu cantik?" Tanyanya lagi.

"Ada lah bego, pake gaun lagi. Aku juga gak tau kenapa aku nangis kemarin" ucapnya tak berhenti senyum.

"Mau aku antar ke UKS gak? Kayaknya kamu sakit deh" timpal Samudra memandang heran pada Rey.



"Rey, coba liat cewek itu" suruh Sam menepuk pundak Rey. "Yang mana?"

"Itu yang itu yang dipojok, yang di samping Ransa"

"Iya trus?"

"Kamu bisa liat dia?" Tanya Sam menatap Rey dengan serius. Wajah Rey jadi sedikit takut.

"Ya bisa lah, itu juga dia ngobrol kok sama si Ransa. Eh ngomong-ngomong itu siapa? Kok aku baru liat?" Jawab Rey tak berhenti memandang cewek itu.

Keduanya melihat kearah Elin yang sibuk makan dengan Ransa. Disaat yang sama gadis itu menoleh kearah mereka berdua. Keduanya langsung memalingkan pandangannya kearah lain dengan rasa cemas.

"Mampus!" Gumam Rey menundukkan pandangannya.

"Dia siswi baru dikelas aku, dia tu aneh" pinta Samudra pelan.

"Aneh? Kayanya gak mungkin deh"

"Tapi emang nyatanya gitu"

"Itu namanya cantik Sam, bukan aneh"

"Mata kamu juga aneh, semua aja dibilang cantik!" Hentak sam menatap sengit pada Rey.

*Tok tok
Suara ketokan itu berasal dari gadis tadi yang tiba-tiba berdiri di samping meja mereka. Keduanya sama-sama terkejut saat menaikkan pandangan pada Elin.

Elin menatap terkejut saat melihat Rey, matanya seperti menahan sesuatu. Lalu gadis itu membuang pandangannya pada Samudra.

"Aku tunggu di atap, sampai nanti" ujarnya menyeka lembut permukaan wajah Samudra kala berjalan pergi dari cowok itu.

Samudra hanya terdiam mendapatkan sentuhan lembut dari gadis itu. Matanya berbinar menatap angin kosong didepannya.

"Sialan! Pemandangan macam apa itu Sam?! Kamu bilang dia aneh?! Apanya yang aneh??!!" Jerit Rey sangat heboh karna menganggap hal itu adalah sesuatu yang sangat romantis.

Semua pasang mata di kantin kini menyorot pada setiap langkah Elin. Gadis cantik yang berjalan anggun meninggalkan kantin.

"Elin!" Teriak Ransa berlari kecil menyusul Elin yang baru saja keluar dari pintu kantin. Langkahnya sedikit melambat saat berada di samping meja Samudra. Lirikannya penuh arti sebelum kembali mempercepat larinya mengejar Elin.

"Tunggu!" Teriaknya menahan pergelangan tangan Elin. "Kamu mau kemana? Kenapa main pergi gitu aja?"
Tanyanya dengan Dada naik turun.

"Kamu ada urusan apa sama ketua kelas? Kamu gak boleh ngobrol sama sembarang orang, gak ada manusia yang bisa dipercaya sekarang!" Hentak Ransa dengan wajah cemas.

Sikapnya berubah drastis, wajahnya dipenuhi amarah yang membeludak begitu saja.

Elin berbalik menghadap Ransa dan hanya diam menatap cowok itu. "Termasuk aku, jangan percaya siapapun" sambung Ransa dengan tatapan memohon.

"aneh" pinta Elin dengan wajah datar. Cewek itu menepis tangan Ransa dari pergelangan tangannya dan kembali berjalan.

"Jangan sok!! Kamu tuh gak tau apa-apa!! Kamu aja baru dua hari tinggal disini!!" Hentak Ransa menarik kasar gadis itu untuk lebih dekat dengannya.

"Ransa, kayaknya aku kuno banget ya dimata kamu? Kamu yang sok tau segalanya tentang dunia!!" Hentak balik Elin yang terbawa emosi.

"Ratusan tahun kamu dikurung di bangunan tua itu jadi tau apa kamu?!" Ujarnya seperti merendahkan Elin.

"Kamu kenapa sih? Marah karna aku tinggalin di kantin? Sinting!!" Makinya lalu melanjutkan jalannya menuju atap.

"Aku gak suka kamu bicara sama orang lain! Itu bahaya buat diri kamu sendiri!!" Teriak Ransa yang tak mendapat respon apapun dari Elin.

--------------------------------

To be continued...

She AgainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang