#2

3.4K 334 2
                                    

Hujan dari langit masih belum berhenti, padahal jam udah nunjukin angka tujuh, memang belum terlalu larut untuk pulang, tapi bumi sudah gelap, Nana takut terjadi sesuatu. Terlebih lagi, akhir-akhir ini, marak begal disekitaran kampus dan kost-kostannya.

Sepatu birunya sudah bercampur kecoklatan oleh warna tanah yang terkena air, mungkin nanti dia akan mencucinya sebelum tidur.

"Yakin nggak nebeng, Jen?"

"Nggak, gue dijemput."

Gadis itu menoleh saat tiga orang pria berhenti di atap halte yang sama, dia kenal mereka, tapi nggak kenal-kenal amat.

"Yaudah, gue duluan ya."

Dua di antaranya pamit menggunakan mobil, yang satu lagi duduk di sisi lain halte, menatap rintik hujan yang turun dari atap.

"Busnya udah lewat?"

"Iya ... nunggu bus terakhir Kak."

"Kenapa telat pulang?"

"Ada praktik tadi, molor waktunya."

Jantungnya berdekat semakin kencang saat cowok itu mendekat, duduk berjarak sejengkal dari tubuhnya, Nana menunduk menyembunyikan merah yang menjalar di wajah.

"Mau pake jaketku?"

"Nggak usah kak, nggak apa-apa kok."

"Kamu dingin gitu."

"Busnya bentar lagi sampai ..."

Jeno nggak maksa, dia tetap diam di sana, ngeliatin destinasi yang sama dengan gadis di sampingnya sampai sebuah bus berhenti di depan mereka.

Nana melompat naik, disusul Jeno di belakangnya, mereka mendapatkan tempat duduk di belakang, Nana memilih di dekat jendela sementara Jeno di sampingnya.

"Makasih ..."

Nggak ada jawaban dari Jeno, cowok itu mengeluarkan air pods, memberikan satu pada Nana, membiarkan Ed Sheeran mengalun menemani jalan pulang mereka.

"Nanti dijemput siapa kak Jeno?"

"Palingan Mark."

Nana mengangguk kecil, menatap jalanan luar yang masih basah, titik-titik air masih menetes menyisakan dingin yang cukup menyengat.

Dia tersentak saat tangan Jeno menggenggam tangannya erat, matanya melirik cowok itu yang masih fokus pada buku yang dia baca.

Diam-diam menyimpan senyum, Jeno selalu begini ... selalu mengusahakan untuk ada meski di tengah kesibukan yang mengambil seluruh waktunya.

Selalu ada tempat untuk mengantar Nana pulang dan memastikan gadis itu baik-baik saja.

We keep this love in a photograph.

***

haranaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang