SG - 1

312 30 9
                                    

|sweet gravy|
•••

AROMA lembab dari rerumputan semak belukar di tengah hutan membuat malam itu terasa mencekam. Derap langkah seseorang yang berlari tergesa, darahnya tak henti mengalir keluar dari perutnya.

"BERHENTI !"

Teriakan dari para preman berseragam hitam itu membuat langkahnya kian cepat. Sampai tak sadar ia jatuh ke dalam lubang besar di tengah hutan.

Kepalanya terbentur oleh batu besar begitu keras. Perlahan pandangannya menghilang seiring suara derap langkah preman itu mendekat.

Alaram pagi berdering, memecah kesunyian ruang tidur itu. Sesuatu menggeliat dalam selimut tebal, sampai sebuah tangan keluar dari baliknya dan meraih benda berisik yang terus berbunyi itu.

"Huh ..." keluhnya.

Mata indah itu perlahan terbuka, menampilkan bola hitam yang jernih. Tangan putihnya menyibak selimut tebal itu sebelum duduk dengan malas di atas ranjang.

"Lilia, sepertinya kita kehabisan buah berry. Apakah kau ..."

Suara seorang gadis dari balik pintu berhasil menarik lamunan gadis manis yang kerap di sapa Lilia itu.

"Baiklah Yuna, akan aku ambilkan di kebun" jawab Lilia, seolah paham arah pembicaraan anak pemilik rumah yang ia tempati.

"Baiklah, terimakasih" teriak Yuna sebelum kamar itu kembali sunyi.

Perkebunan luas milik keluarga Yuna terhampar dengan beragam jenis buah-buahan. Langkah Lilia terasa ringan kala menuruni setiap gundukan disana.

Perlahan tubuh kecilnya tenggelam dalam hamparan pepohonan dan dedaunan disana. Mata hitamnya dipenuhi binar saat menatap satu persatu buah-buahan disana.

Hingga tibalah Lilia di hamparan berry-berry yang siap ia petik. Jari-jarinya dengan manis memetik satu persatu berry segar itu. Hingga tak ia sadari keranjangnya sudah mulai penuh.

"Sepertinya ini sudah cukup" ucapnya.

Lilia pun menyudahi, dan melambai sebelum meninggalkan berry-berry itu. Namun, sebuah suara menarik perhatiannya. Dari arah hutan, ia mendengar suara gesekan dari semak-semak.

Bukannya menjauh, Lilia justru melangkah mendekat. Perlahan langkahnya mengikuti asal suara, dengan tubuh yang sedikit menunduk seolah berhati-hati akan setiap situasi di hadapannya.

"Siapa kau ?" Ucal Lilia takut.

Lilia menatap waspada pada seorang pria yang bersimbah darah di dalam lubang. Tak ada jawaban disana. Lilia dengan segera turun kedalam lubang.

Betapa terkejutnya dia saat melihat darah segar yang terus keluar dari perut pria itu. Dengan segera ia menutup luka itu dan menepuk dengan keras wajah pria yang tak ia kenal itu.

"Syukurlah, kau masih hidup" ucap Lilia setelah merasakan denyut nadi dari pergelangan pria itu.

"Ku mohon bertahanlah, aku akan segera mencari bantuan"

sweet gravyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang