|sweet gravy|
•••UJUNG pisau itu bergerak, mencoba mencari pengunci pintu. Lilia dan Yuna dengan perlahan beranjak dari kasir, lalu mengendap mencari benda yang bisa mereka gunakan untuk melumpuhkan sang pencuri.
Yuna mengambil sebuah tongkat kayu disudut dapur, dan Lilia mengambil sebuah teplon. Kedua gadis itu sudah membayangkan bagaimana mereka melumpuhkan penjahat itu.
Saat keduanya mengendap dibalik meja, tiba-tiba terdengar suara gaduh diluar. Kedua gadis itu saling melempar tatapan meyakinkan untuk mendekat ke arah pintu.
Dan betapa terkejutnya mereka saat melihat Gavi yang tengah menghajar seorang berpakaian serba hitam bersama topeng yang menutupi wajahnya.
Keduanya mengintip aksi Gavi melalui jendela toko. Yuna, dengan susah payah menahan suaranya saat melihat Gavi dengan mudah menghindari pisau yang dilayangkan pencuri itu.
Saking fokusnya, Yuna tak sadar bahwa Lilia sudah membuka pintu dan keluar dari toko.
Orang-orang berdatangan, bahkan Jake datang masih dengan keranjang di tangannya. Sepertinya pemuda itu belum sampai ke rumah kakeknya.
"Kami akan mengamankannya" ucap salah seorang warga.
Akhirnya pencuri itu dibawa oleh petugas keamanan desa bersama beberapa warga.
"Kau baik-baik saja ?" Tanya Lilia.
Gadis itu meneliti setiap jengkal tubuh Gavi, mencari luka akibat pergelutan pria itu.
"Yuna lihat, ini akibat kau mengusirku. Kalau saja aku berada disini, pencuri itu tak akan berani mendekat" ucap Jake.
Jake menatap kesal pada Yuna, namun ucapannya menyiratkan kekhawatiran disana.
"Aku baik-baik saja" ucap Yuna.
"Aku tau" jawab Jake.
Yuna mendengus saat mendengar penuturan Jake. Jake yang mendapat tatapan itu hanya mengacuhkan Yuna, lelaki itu kini memandang Gavi yang anggota tubuhnya tengah di periksa oleh Lilia.
"Syukurlah kau tidak terluka" ucap Lilia.
"Sepertinya kau sangat hebat dalam bertarung" ucap Yuna.
Yuna berjalan mendekat ke arah Gavi, dan menepuk pelan bahu Lilia sembari membisikan sesuatu yang nyatanya masih bisa di dengar.
"Kekasihmu benar-benar hebat" bisik Yuna.
Lilia menggeliat, dan mendelik tajam pada Yuna. Lilia melirik Gavi yang nyatanya pria itu hanya diam, tak ada ekspresi disana.
"Kau sangat hebat kawan, ku dengar pencuri itu cukup pandai bertarung namun, kau bahkan tak tergores sedikitpun" ucap Jake.
Jake berjalan mendekat kearah Gavi sabil bertepuk tangan, lelaki itu benar-benar terlihat bangga pada kawannya itu.
"Bisakah kau mengajariku ?" ucap Jake pelan.
Yuna yang mendengar itu seketika tertawa. Bagaimana bisa Jake mengatakan itu tepat dihadapan dirinya dan Lilia, pikir Yuna.
KAMU SEDANG MEMBACA
sweet gravy
Fantasy[15+] Bagaimana jadinya bila kau menemukan seorang pria yang terluka parah dan pria itu melupakan jati dirinya ? Gavi - Lilia