SG - 5

91 17 21
                                    

|sweet gravy|
•••

EMBUN memenuhi jendela, jam masih menunjukkan pukul 6 pagi dan bahkan ayam-ayam belum berkokok namun toko roti bernuansa merah muda itu sudah telihat rapi.

Beberapa pelanggan bahkan sudah datang, terutama gadis-gadis desa yang sudah siap dengan polesan di wajahnya. Jake hanya tersenyum kaku saat beberapa gadis menggodanya.

"Ini pekerjaan yang melelahkan" kelub Jake.

Lelaki itu kini duduk diseberang Yuna, menatap polos pemilik toko yang sibuk dengan buah strowberry di tangannya. Yuna yang menyadari tatapan Jake pun menoleh, alis gadis itu berkerut.

"Ada apa ?" Tanya Yuna.

"Para gadis desa itu sangat menakutkan" ucap Jake.

Manik lelaki itu memancarkan kesedihan, matanya persis seperti anak anjing yang tengah memohon.

"Bukankah seharusnya kau senang ? Lihat toko kita menjadi ramai, dan sepertinya banyak gadis cantik yang kaya raya di luar sana. Cepat layani mereka" ucap Yuna.

"Kau harus memberikanku gaji tambahan untuk wajah tampanku" ucap Jake.

Yuna bergidik geli lalu terkekeh saat melihat wajah lesu Jake yang berjalan meninggalkan dapur. Ah, pria yang manis pikir Yuna.

Pandangan Lilia masih terfokuskan pada buah jeruk yang sudah siap di petik. Tangannya bergerak lincah, hingga buah pohon itu sudah tak tersisa.

Gavi, lelaki itu berdiri tepat di belakang Lilia. Sesekali Gavi mencuri pandang menatap gerak gerik Lilia disana. Saat gadis itu tak mampu menggapai buah, dengan sigap ia membantu.

Namun tak seperti biasanya, Lilia terlihat berbeda semenjak kepulangnnya dari rumah sakit. Tak ada lagi sapaan ramah atau bahkan perbincangan sederhana. Gadis itu seolah menjauh darinya.

"Ini" ucap Gavi.

Lelaki itu menyerahkan dua buah jeruk yang berada cukup tinggi. Lilia terlihat menatap buah itu sebentar sebelum menunjuk keranjang buah di sisi kanannya.

"Kau bisa meletakkannya disana" ucap Lilia.

Tangan gadis itu kembali bermain, mengacuhkan tatapan Gavi yang ia sadari. Tak terasa buah-buah itu sudah memenuhi keranjang, dan Gavi sudah siap menaikkannya pada truk pengangkut.

Seteleh keranjang terakhir berhasil di naikkan, Lilia menatap Gavi aneh. Sejak tadi Gavi tak henti menatap sekeliling kebun, seolah mencari seseorang dari balik pohon.

"Mari naik" ucap Gavi.

Sesaat setelah Gavi naik, Lilia masih menangkap gerak gerik mencurigakan lelaki itu. Lilia mulai ikut melihat sekitaran kebun yang nyatanya hanya ada 2 orang pekerja disana.

"Apa yang kau cari ?" Tanya Lilia.

Gavi menoleh, wajah lelaki itu nampak tenang namun Lilia yakin ada sesuatu yang Gavi sembunyikan.

"Tidak ada, mari kita jalan" ucap Gavi.

Dan truk pengangkut itu mulai berjalan pelan, menaiki setiap gundukan disana. Gavi begitu tenang menatap jalan, dan Lilia hanya diam disisinya. Tak ada percakapan antar keduanya.

sweet gravyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang