|sweet gravy|
•••SUASANA canggung menyelimuti ruang rawat itu. Setelah acara pelukan yang secara tiba-tiba itu, lelaki yang Lilia selamatkan langsung berlalu pergi meninggalkan Lilia yang masih membeku.
Lilia sudah sibuk dengan beberapa catatan pemasukan toko roti yang ia dirikan bersama Yuna. Sedangkan lelaki itu tengah tertidur di ranjangnya.
Tangan Lilia bermain dengan pena, menulis setiap pengeluaran dan pemasukan juga keuntungan dari tokonya. Namun, pikirannya masih tertinggal pada pelukan yang ia terima.
Lilia segera menghalau pikiran liar yang bersemayam dalam otaknya. Bahkan aroma khas lelaki itu masih menempel pada indra penciumannya.
Merasa dirinya tidak akan fokus, Lilia pun bangkit hendak keluar dari ruangan itu. Namun sebelumnya, ia menoleh memeriksa keadaan lelaki yang sudah terlelap itu.
"Sebaiknya aku meninggalkan nomor ponsel" gumam Lilia.
Tangannya kembali menulis beberapa angka di atas note kecil di tangannya lalu merobek kertas note itu dan meletakkan di sisi meja dekat kue yang di bawa Yuna tadi.
Tanpa Lilia sadari, sesaat setelah ia keluar dari ruang rawar inap terlihat seseorang berjalan masuk menerobos ruangan itu.
●
Mata Lilia membulat saat mendapati lelaki yang ia selamatkan tengah merintih di sisi brankar. Terdapat bercak darah pada baju itu.
"Apa yang terjadi ? Bagaimana bisa kau membuka jahitanmu ?" Tanya Lilia khawatir.
"Aku baik-baik saja" jawab Gafin.
"Bagaimana bisa baik-baik saja-- Lihat darah mu sudah memenuhi baju mu. Pegang ini, aku akan memanggil dokter" ucap Lilia.
Lilia pun berlari setelah meletakkan tangan lelaki itu pada luka sobeknya. Gadis itu begitu panik bahkan sampai luka itu sudah berhasil di tutup oleh perawat, Lilia masih menampilkan raut penuh kekhawatirannya.
"Lihat, kekasihmu terlihat begitu khawatir bahkan sampai lukamu sudah di obati" ejek Sang dokter sembari menepuk pasiennya.
Lelaki itu hanya tersenyum kecil menanggapi ucapan sang dokter. Tatapannya tak lepas dari Lilia yang tengah berbicara dengan perawat disana.
"Baiklah, saya harap anda cepat sembuh dan tidak lagi membuat kekasih anda khawatir." Ucap sang dokter.
Dokter dan perawat pun berlalu pergi meninggalkan keduanya. Lilia berjalan mendekat dengan tatapan yang tak lepas pada luka itu.
"Apa yang terjadi ? Bagaimana bisa lukamu kembali terbuka?" Tanya Lilia.
Gadis itu tak bisa menutupi kekhawatirannya. Sudah cukup baginya melihat darah dan luka jahit.
"Siapa aku ?"
Bukannya menjawab, lelaki itu malah mempertanyakan jati dirinya. Lilia seketika menegang, entah harus bagaimana ia memulai cerita yang terjadi.
"Gavi, nama mu Gavi"
Bukan Lilia yang menjawab melainkan Yuna yang baru saja datang. Gadis itu meletakkan paper bag yang ia bawa, sebelum duduk dengan manis disofa.
"Baju dan seluruh data tentang mu" ucap Yuna santai.
Lilia yang mendengar itu segera berjalan mengambil paper bag itu. Lilia mengambil sebuah kartu penduduk yang terselip disana dengan dahi mengerut.
KAMU SEDANG MEMBACA
sweet gravy
Fantasy[15+] Bagaimana jadinya bila kau menemukan seorang pria yang terluka parah dan pria itu melupakan jati dirinya ? Gavi - Lilia