SG - 9

71 14 2
                                    

|sweet gravy|
•••

GAVI menaiki anak tangga, dan tepat saat kakinya melangkah mendekat ke arah pintu yang berada disisi kamarnya, terlihat Lilia keluar dari sana dalam keadaan rambut yang masih basah.

Kedua matanya saling bertabrakan, membuat Lilia gugup.

"Selamat pagi." Sapa Lilia.

"Selamat pagi." Jawab Gavi.

Benar-benar pria kaku, pikir Lilia. Lilia kemudian berjalan mendekat hendak menuruni tangga namun, tangan Gavi tiba-tiba menahan pergelangan tangannya.

"Aku ingin berbicara." Ucap Gavi.

Mata Lilia yang semula jatuh pada genggaman Gavi kini membalas tatapan lelaki itu.

"Apa yang ingin kau bicarakan ?" Tanya Lilia.

Gavi terlihat merogok sakunya, lalu mengeluarkan kartu identitas yang Yuna berikan saat di rumah sakit.

"Apa benar foto yang rusak ini adalah wajahku ?" Tanya Gavi.

Lilia menegang, matanya masih menatap kartu identitas yang sebagian sisinya rusak. Tentu sengaja dilakukan untuk memudahkan Lilia meyakinkan pihak rumah sakit.

"Itu ..." ucap Lilia.

Lilia masih terlihat ragu, apakah ia harus menjelaskan yang sebenarnya kepada Gavi ?

Mata yang semula ragu, kini menatap yakin mata Gavi. Lilia kemudian menarik tangan Gavi, membawanya masuk ke dalam kamar miliknya.

Gavi hanya mengikuti langkah Lilia tanpa mengeluarkan protes. Lelaki itu kini didudukkan dikasur Lilia, dengan Lilia yang menarik bangku rias miliknya dan meletakkannya tepat dihadapan Gavi.

Keduanya duduk berhadapan. Lilia terlihat mengatur nafasnya sebelum mulai berbicara.

"Baik, aku akan menjelaskan semuanya." Ucap Lilia.

"Apa kau membohongiku ?" Tanya Gavi.

Baru saja Lilia hendak mengeluarkan suara, namun ucapan Gavi berhasil membuat tenggorokannya terasa tercekat.

"A-Aku tidak bermaksud membohongimu, hanya saja ..." ucap Lilia.

"Jadi, kau benar-benar membohongiku ?" Sanggah Gavi.

Pandangan Gavi semakin dalam menatap manik hitam Lilia. Perasaan lelaki itu berkecamuk, walau mimik wajahnya masih terlihat begitu tenang disana.

"Maafkan aku, tapi tentang kamu yang terluka dan aku yang menemukan mu itu- aku tidak berbohong." Ucap Lilia.

"Jadi, siapa aku ?" Tanya Gavi.

Lilia terpaku saat melihat sorot kecewa dari mata Gavi. Kerongkongan Lilia kian tercekat saat sorot mata Gavi menatapnya begitu dalam.

"Aku juga tidak tau, kau siapa." Ucap Lilia.

Lilia terdengar putus asa, matanya memancarkan rasa bersalah disana.

"Jadi, kita tidak memiliki hubungan ?" ucap Gavi.

"Tidak. Maaf, Aku terpaksa berbohong agar pihak rumah sakit mau mengobatimu, karena mereka ..." ucap Lilia.

sweet gravyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang