SG - 12

43 5 1
                                    

|sweet gravy|
•••

"Apa yang tengah terjadi ?" ucap Lilia.

Lilia segera menghampiri Yuna dan Jake, tangannya segera melepas cengkraman Yuna pada kerah Jake dan setelahnya Lilia berdiri diantara keduanya.

"Apa yang terjadi, kenapa kau sampai menarik kerah Jake ?" tanya Lilia.

Tak ada jawaban dari Yuna, gadis itu masih terdiam disana. 

"Cangkir." ucap Jake sembari menunjuk kearah serpihan cangkir yang berserakan. 

"Aku tak sengaja memecahkannya." jelas Jake.

"Benar, dia telah memecahkan cangkir berharga kita ! Kau tau bukan, itu cangkir yang susah payah aku bawa kesini. Karena itu, aku menjadi marah- Iya, aku sangat marah." ucap Yuna.

Yuna terus mengoceh disana. Gadis itu berlagak menumpahkan emosinya sembari menunjuk Jake yang berdiri tepat dibelakang Lilia.

 Lilia segera menahan tubuh Yuna saat kawannya itu kian mendekat kearahnya. Dengan susah payah, Lilia mendorong tubuh Yuna untuk menjauh dari Jake.

"Sudahlah Yuna, Kau bisa saja menyenggol cangkir yang lain. Dan Jake, kau lebih baik pulang." ucap Lilia.

Mendengar itu, dengan segera Jake pergi. Sementara Yuna, ia sudah menghentikan berbagai ocehannya.

"Sudahlah Yuna, ku rasa Jake tak sengaja memecahkannya." ucap Lilia.

Lilia mendudukan Yuna dikursi makan, lalu beralih mengambil sapu untuk membersihkan serpihan cangkir.

"Lilia ..."Ucap Yuna.

Mendengar namanya di panggil, Lilia pun menoleh menatap Yuna yang memandang lurus ke arah pintu keluar.

"Bagaimana bisa ciuman terasa begitu manis bagaikan-- Ahh, rasanya benar-benar gila." Oceh Yuna.

Pikiran Yuna berkelana mengingat betapa manis ciuman yang ia lakukan beberapa saat lalu. Sementara Lilia, gadis itu tersedak mendengar penuturan kawannya itu.

"CUKUP !" Teriak Lilia.

Lilia berteriak cukup keras ke arah Yuna, hal itu berhasil menarik kesadaran kawannya itu.

"Kenapa kau begitu malu, bukankan kau dan Gavi sudah melakukannya. Ah Benar, apa kalian hanya melakukan itu atau..." Ucap Yuna.

Mata Yuna menatap nakal ke arah Lilia. Lilia yang mengetahui arah pembicaraan Yuna segera menutup mulut kawannya itu.

"Apa yang kau pikirkan ? Sebaiknya kau diam, jangan terus memikirkan hal-hal gila." Omel Lilia.

Yuna menganggukkan kepalanya sembari menepuk tangan kawannya itu, berharap Lilia mau melepaskan bekapan pada mulutnya. Perlahan tangan Lilia melepas bekapan pada mulut Yuna. Namun, Yuna malah meraih kembali telapak tangan Lilia.

"Ah, apakah bekasnya tertinggal disana ?" gumam Yuna.

Yuna menatap kecewa telapak tangan Lilia. Sementara Lilia menautkan alisnya, merasa kebingungan dengan kelakuan kawannya itu.

"Apa sebaiknya aku mengulanginya kembali ?" Gumam Yuna.

Yuna pun bangkit dari duduknya dengan penuh semangat.

"Kalau begitu Lilia, aku akan pergi sebentar karena kau sudah menghapus jejaknya." ucap Yuna.

Dan Yuna pun berlalu pergi meninggalkan Lilia yang dibuat kebingungan dengan tingkahnya. Lilia membolak-balikkan tangannya, mencari bekas yang dimaksud Yuna.

sweet gravyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang