|sweet gravy|
•••SEBUAH gerakan kecil berhasil menyadarkan Lilia dari tidurnya. Lilia dengan cepat menatap jari yang bergerak di dalam genggamannya itu sebelum ia mendongak.
Lilia terkejut saat pandangannya langsung di sambut oleh mata jernih lelaki itu. Untuk sesaat waktu seolah berhenti tatkala tatapan keduanya terkunci.
Sebuah decitan pintu berhasil menarik keduanya. Dari ambang pintu terlihat seorang suster menatap malu.
"Maaf, saya akan memanggil dokter" ucap suster itu.
Setelah kepergian sang suster, lagi-lagi pandangan keduanya bertemu sampai pandangan itu jatuh pada genggaman Lilia.
"Ah, maaf" ucap Lilia.
Lilia terlihat salah tingkah. Mata hitamnya ia edarkan seolah menghindari tatapan lelaki yang masih setia menatapnya itu.
"A-aku menemukanmu di lubang pembakaran daun di dalam hutan kemarin." Jelas Lilia.
Lilia menjelaskan segala kejadian tanpa berniat membalas tatapan lelaki itu. Namun, tak ada jawaban. Karena merasa diacuhkan, Lilia pun kembali menatap lelaki itu namun ia tak menyangka bahwa lelaki itu masih menatapnya.
"Aku sudah membayar semua biaya rumah sakit, dan kau-- kau bisa menghubungi keluargamu" ucap Lilia.
Lagi, tak ada jawaban. Lelaki itu hanya terus menatapnya tanpa berniat membuka suara.
"Apa kau tidak bisa berbicara ?" Tanya Lilia.
"Mengapa kau menolongku ?" Tanya lelski itu.
Alis Lilia mengerut saat mendengar ucapan yang di lontarkan lelaki itu.
"Karena kau terluka." Jawab Lilia.
"Apa kau tidak takut kepadaku ?" Tanya lelaki itu lagi.
"Karena kau berlumuran darah ?" Tanya Lilia kembali.
Tak ada jawaban, lagi-lagi lelaki itu diam. Suara decitan pintu ruangan membuat Lilia segera menoleh dan di ambang pintu terlihat lelaki berjas putih yang di ikuti dua orang perawat.
Lilia segera bangkit lalu mempersilahkan sang dokter.
"Syukurlah pasien segera sadar, dan untuk sekarang saya harap anda harus memastikan bahwa kekasih anda meminum obatnya dengan baik dan di anjurkan untuk tidak banyak bergerak."
Jelas sang dokter panjang lebar sebelum membiarkan dua orang perawat mengganti balutan kain pada luka lekaki itu.
"Baik, dok" jawab Lilia cepat.
Lilia mencuri-curi pandang pada lelaki itu, menunggu reaksinya yang akan di berikan saat sang dokter menyebut status yang tak sengaja Lilia berikan kepadanya.
Namun, lelaki itu tak bereaksi. Sampai sang dokter dan kedua perawatnya pergipun, lelaki itu masih tak mengatakan apapun. Melihat itu, Lilia seolah mencuri kesempatan untuk kabur.
"Aku akan mengembalikan ini, dan kau sebaiknya istirahat" ucap Lilia.
Baru saja kakinya berbalik melangkah memunggungi lelaki itu, namun sebuah pertanyaan berhasil menghentikan langkah Lilia.
KAMU SEDANG MEMBACA
sweet gravy
Fantasy[15+] Bagaimana jadinya bila kau menemukan seorang pria yang terluka parah dan pria itu melupakan jati dirinya ? Gavi - Lilia