SG - 8

78 13 3
                                    

|sweet gravy|
•••


GAVI merebahkan tubuh Lilia diatas ranjang. Ia menatap lamat wajah polos yang tenang itu. Lilia menggeliat dalam tidurnya, gadis itu terlihat tak nyaman dalam balutan mantel.

Gavi yang menyadari itu, perlahan mulai melepas mantel tebal itu. Setelah mantel Lilia terlepas menyisakan kaus, Gavi beralih melepas sepasang sepatu Lilia.

Gavi meletakkan sepatu yang sudah terlepas itu disudut kamar, lalu menggantung mantel Lilia digantungan baju.

Dan terakhir, Gavi dengan lembut menyelimuti tubuh Lilia hingga sebatas bahu. Ia melihat helaian rambut yang menutupi sudut wajah Lilia.

perlahan tangan Gavi bergerak mengusap helaian rambut itu. Tatapan lelaki itu kian mendalam.

"Apakah kau berbohong ?" Ucap Gavi.

KILAS BALIK

Gavi dibawa kesebuah ruang bawah tanah tepat dibawah bengkel. Disana Gavi duduk berhadapan dengan pria bernama Heesung dan pemilik bengkel.

Mata Gavi masih menyiratkan kemarahan dan keraguan disana.

"Sepertinya aku sudah bisa memperkenalkan diriku dengan benar. Namaku Kim, dan aku seperti yang kau tauㅡ pemilik bengkel ini." Jelas Kim.

"Dan dia Heesung, kawanmu." Sambungnya.

Kim menatap lamat Gavi, mencoba melihat reaksi pria itu. Namun, sorot mata Gavi masih dipenuhi amarah disana. Sepertinya dia benar-benar marah, pikir Kim.

"Mungkin kau akan percaya setelah melihat ini." Ucap Heesung.

Heesung meletakkan 4 lembar foto diatas meja tepat dihadapan Gavi. Gavi menatap foto itu cukup lama. Disalah satu foto, ada sosok yang wajahnya mirip dengannya juga ada Heesung, dan . . .

"Jake ?" gumam Gavi.

Merasa keberadaannya tak pantas, akhirnya Kim pamit undur diri dan membiarkan dua kawan itu meluruskan kesalahpahamannya.

"Kau pasti tau siapa dia." Ucap Heesung.

Gavi mengangkat pandangannya, ia menatap mata hitam Heesung dengan guratan tak percaya disana.

"Kami sengaja mengirim Jake untuk mengawasimu, juga Kedua gadis itu." Jelas Heesung.

"Apa maksudmu ?" Ucap Gavi.

Nada Gavi terdengar tak bersahabat, ia merasa tak suka saat mengetahui dirinya tengah dimata-matai oleh seseorang yang mengaku kenalannya itu.

"Lihat foto itu." Ucap Heesung.

Jari telunjuk Heesung menunjuk selembar foto yang memuat sebuah keluarga disana.

"Foto keluargamu." Ucap Heesung.

Tangan Gavi bergerak mengambil lembar foto itu, disana ada bocah laki-laki yang mirip dengannya dan juga sepasang suami-istri yang terlihat bahagia.

"Kau terluka saat menjalani misi balas dendam atas pembantaian keluargamu 15 tahun silam. Saat pembantaian itu kau masih berusia 10 tahun." Jelas Heesung.

sweet gravyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang