#8

25 7 0
                                    

Dirga yang melihat sahabatnya itu menepuk pundak Zani .

" Sabar ya Zan " Zani mengangguk pelan.

" Ya ampun abang Zani jangan cembokur gitu , AA Ramel yakin Neng Glycy gak akan suka ama tuh cowok "

" Betul itu Zan , nanti setelah Glycy udah gak marah lagi ama lo , lo bisa deketin dia lagi dan buat cowok itu menjauh dari Glycy "

Ramel dan Dirga mencoba menghibur Zani yang sedang dilanda kecemburuan dan kegalauan .

" Kalo gak ya Zan , lo pdkt ama Mba google aja . Sumpah ya gue aja baper digombalin ama dia " usul Ramel .

Pletak

Sebuah jitakan mendarat mulus di kepala Ramel dan pelakunya adalah Dirga .

"Ye si bambank kenapa lo jitak pala gue ? Gimana kalo gue gagar otak ? Gimana kalo otak gue yang tinggal setengah ini jadi seperempat ? Gimana kalo gue nambah bego ? " cerocos Ramel.

Dirga memutar bola matanya malas . "Ngaku juga lo kalo lo tuh bego."

"Kurang ajar lo!" geram Ramel .

"Ya emang kenyataanya kan . Lagian usul lo itu unfaedah banget"

"Si anying untung lo sahabat gue ya!"

"Sahabat? Emang sejak kapan kita sahabatan ya ?" goda Dirga yang ingin membuat Ramel semakin kesal .

"Bangsat lo Dir!" umpat Ramel.

Dirga menggidikan bahunya acuh . "Budu amat"

Zani tertawa kecil emang kocak kedua sahabatnya ini mereka berdua memang mood boosternya .

===

Mobil Raja berhenti di sebuah apotek .

"Lo tunggu di sini ya"

"Hm"

Sekitar 5 menit Raja kembali ke mobilnya membawa kantung kresek berwarna putih berisikan alkohol,kapas,dan plester .

Raja duduk menghadap Glycy .

"Sini gue obatin" kata Raja menuangkan sedikit alkohol ke kapas . Saat Raja hendak menempelkannya ke lutut Glycy , gadis itu mencekal tangannya .

"Kenapa ?" bingung Raja .

"Gue mau diobatin lo tapi dengan syarat mata lo gue tutup "

Raja yang mengerti maksud Glycy terkekeh geli , gadis itu memang lucu . Glycy menutup mata Raja bertujuan agar cowok itu tidak melihat paha Glycy saat Raja menunduk untuk mengobatinya padahal itu tidak akan terjadi .

Raja mengacak rambut Glycy . " Lucu banget sih lo."

Glycy yang mendapat perlakuan itu bukannya salting malah menatap Raja dengan tajam .

"Iya maaf" Glycy mengangguk tangan kanannya menutup mata Raja .

Dengan telaten Raja membersihkan luka Glycy menggunakan alkohol dan menempelkan sebuah kapas dan plester , yang dibantu oleh gadis itu karena matanya ditutup .

"Selesai" ucap Raja .

"Makasih" ucap Glycy dengan wajah datar .

Raja tersenyum manis pada Glycy . "Sama-sama"

"Nih , nanti lo harus ganti kapas ama plesternya" kata Raja memberikan kantung kresek berwarna putih itu ke Glycy .

"Hm"

Raja melajukan mobilnya ke rumah Glycy .

===

Glycy turun dari mobil Raja . Raja yang melihat itu menyusul Glycy dan memanggil namanya .

"Glycy tunggu" Glycy yang merasa namanya dipanggil membalik kan badannya tapi na'as saat Raja ingin memasuki teras rumah Glycy ia malah menginjak tali sepatunya sendiri .

Bruk

Raja jatuh di atas Glycy dengan kedua tangan bertumpu di lantai . Glycy mengalungkan tangannya di leher Raja dengan mata tertutup jarak wajah mereka sangatlah dekat cuma berjarak 1 cm saja , jika orang lain yang melihatnya akan mengira bahwa mereka berdua sedang ciuman .

Cekrek

Tanpa mereka sadari seseorang telah memotret mereka berdua.

Glycy membuka matanya dan mendorong dada bidang Raja hingga Raja tersungkur  dengan posisi duduk. Gadis itu bangkit dari jatuhnya dengan wajah memerah menahan amarah .

"APA-APAAN SIH LO ?!" teriak Glycy untung saja jalanan rumah Glycy sepi jadi tak ada yang mendengarnya .

Raja bangkit dan membersikan celananya . "Gu-gue minta maaf Glycy tadi gue gak sengaja nginjek tali sepatu gue."

"ALAH BILANG AJA LO TUH MODUS!" tuduh Glycy .

"Gue gak sengaja Glycy,maaf " lirih Raja .

"Bodo amat sekarang lo pergi dari rumah gue" usir Glycy .

"Ta-tapi Glycy"

"Udah sana pergi" ketus Glycy .

Akhirnya Raja pun meninggalkan rumah Glycy .

Ceklek

Glycy masuk ke dalam rumahnya dan menutup pintunya dengan keras . Hari ini mood nya benar-benar hancur .

===

"Assalamualaikum , Zani pulang" Zani masuk ke dalam rumahnya dengan lemas dengan kepala yang tertunduk .

"Hey boy, udah pulang kamu ? " tanya seorang lelaki paruh baya yang sudah menginjak kepala tiga .

Zani mengangkat kepalanya seketika senyumnya terbit .

"AYAH !" teriak Zani senang ia langsung memeluk lelaki paruh baya  yang sedang duduk manis di sofa ruang tamu . Lelaki itu membalas pelukan putra semata wayangnya itu .

"Ayah , Zani kangen banget sama Ayah" kata Zani yang berada dalam pelukan Ayahnya .

Bima melepas pelukannya dan menyentil dahi putranya .

"Aw.... Ayah kdrt" ucap Zani dramatis .

"Lebay . Baru aja Ayah pergi bentar udah kangen dasar bocil " ejek Bima .

"Ya ampun kejam banget sih Yah . Emang salah kalo anak sendiri kangen sama orang tua nya ?" tanya Zani . Bima hanya menggidikan bahunya acuh .

Zani mendengus sebal .

"Zani kamu hanya memeluk Ayahmu saja ?" tanya seseorang pria tua yang berjalan dari arah dapur ke ruang tamu .

Mata Zani seketika membulat sempurna .

"Kakek" cicit Zani .

====

Glycy & Zani [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang