#18

21 3 0
                                    

Sepanjang jalan Glycy maupun Zani tidak ada yang membuka suara mereka sibuk dengan pikiran mereka sendiri. Glycy masih memikirkan apakah Zani masih marah padanya dan tidak mau memaafkannya karena sikap dingin cowok itu tadi dan Zani sendiri ia tidak tau harus mulai darimana ia juga masih kesal dengan kejadian di gudang tadi. Rasanya benar-benar canggung.

Sesampainya di rumah Glycy, gadis itu turun dari motor Zani.

"Emmm.... Zan makasih" ucap Glycy sambil menundukkan kepalanya.

"Hm"

"Ya udah gue masuk dulu" pamit Glycy. Tiba-tiba sebuah tangan kekar mencekal tangannya membuat si empu kaget.

"Lo gak mau nyuruh gue masuk dulu gitu nge-teh apa ngopi dulu gitu?" tanya Zani yang membuat Glycy bingung tadi aja dingin padanya.

"Lo mau masuk?" tanya Glycy. Zani mengangguk.

"Ya udah ayo" Glycy mempersilahkan Zani masuk ke dalam rumahnya.

Ceklek

Glycy membuka pintu rumah diikuti dengan Zani di belakangnya. Gadis itu tidak menutup pintunya takut tetangga akan memikirkan yang macam-macam tentangnya.

Zani duduk di kursi ruang tamu Glycy.

"Lo mau minum apa?" tanya Glycy dengan muka datarnya.

"Apa aja" jawab Zani dengan menunjukan senyuman manisnya. Entah kenapa ketika melihat senyuman itu hati Glycy menjadi hangat,tapi Glycy berusaha tetap tenang walau sekarang jantungnya berdetak kencang.

"Ya udah gue ambilin dulu" kata Glycy melangkahkan kakinya menuju dapur.

Zani merentangkan kedua tangannya ke atas untuk meregangkan otot-ototnya hari ini sangatlah melelahkan mana lagi ia habis memukuli Raja berkali-kali membuat tangannya pegal tapi di sisi lain ia merasa puas karena sudah menghajar orang yang membuat Glycy dalam masalah.

Dan hari ini dia bolos sekolah sampai rumah nanti pasti bunda,ayah, maupun kakeknya akan menceramahinya panjang kali lebar kali tinggi.

"Huft..." Zani menghembuskan nafas panjangnya ia harus menyiapkan mental untuk nanti.

"Nih" Glycy menyodorkan segelas air putih untuk Zani.

"Air putih doang?" beo Zani.

"Katanya apa aja ya udah adanya cuma air putih" jawab Glycy.

"Ya udah deh gak papa" Zani meneguk air putih itu sampai habis tak tersisa.

Glycy melangkahkan kakinya menuju dapur Zani yang melihat itu mengikutinya. Gadis itu memutar badannya.

"Lo ngapa ngikutin gue?" tanya Glycy dingin.

"Ya gue bosenlah kalo cuma sendirian di ruang tamu gak ada temen ngobrol" jawab Zani. Glycy memutar bola matanya malas ia melanjutkan langkahnya menuju dapur.

Sesampainya di dapur ia mengecek barang belanjaannya  tadi setelah itu ia menyiapkan alat-alat untuk membuat cookies. Zani hanya duduk di meja makan memperhatikan gadis itu yang tengah mencampurkan semua adonan.

"Lo mau bikin apa Glycy?" tanya Zani dengan tangan kanan menopang dagunya.

"Cookies" jawab Glycy singkat yang masih fokus pada adonannya. Zani hanya mengangguk.

"Emang lo bisa buatnya?" tanya Zani lagi.

"Bisa"

"Emang lo bisa bikin semua kue ya?" tanya Zani lagi.

"Hm"

"Emang lo gak capek buatnya?" tanya Zani lagi dan lagi.

"Emangnya lo-" belum Zani menyelesaikan kalimatnya tiba-tiba Glycy memberi Zani tatapan tajam yang membuat Zani menciut.

Glycy & Zani [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang