Ep 14 : Happiness

3.1K 325 22
                                    

Hari itu adalah hari Sabtu, Donghyuck yang hanya sendirian di dalam asramanya karena Jaemin masih dalam perjalanan kembali pun bermain game online-nya seperti biasa. Sebuah umpatan hampir saja melesat keluar dari bibirnya kala salah seorang dari timnya tidak dapat menyetir mobil dengan benar dalam game, sehingga dirinya dan orang itu harus terbunuh pertama. Donghyuck mengusap dadanya dan menghela napas, mencoba untuk menenangkan amarahnya.

_

CHAT ROOM

Subakssi: maaf ya. mobilnya licin sekali.

Hendrary: hahaha @FullSun lagi ngetik nih. siap-siap ada adu argumen lagi
Hendrary: semangat dimarahinya @Subakssi

FullSun: tidak apa-apa @Subakssi
FullSun: semua orang bisa melakukan kesalahan
FullSun: :)

Subakssi: wah

Zeuswoo: wah(2)

Hendrary: wah(3)
Hendrary: aku tidak salah baca?

DaegalAppa: @FullSun apa kamu sedang sakit atau dihack?

_

"Tenang, Lee Donghyuck. Subakssi itu Mark, ingat itu dan jangan marah. Mari kita perbaiki citra FullSun pelan-pelan," gumamnya pada diri sendiri yang kini hanya bisa menonton sisa anggotanya yang masih hidup melanjutkan permainan.

Tiba-tiba ponselnya berdering, menampilkan sebuah nama yang familiar di sana.

Jaemin Resek is calling ...

"Apa?" jawab Donghyuck singkat.

"Donghyuckie~ apa kamu merindukanku? Aku sudah dekat, tapi bus-ku terjebak macet nih." Jaemin menjawab dengan nada imut yang justru membuat Donghyuck curiga.

"Apa yang kau inginkan?" tanyanya langsung.

"Aish, temanku ini kenapa ketus sekali sih? Aku kan sudah susah payah membantu hubunganmu dengan Mark Lee!" Jaemin terdengar sedikit merajuk di sana, Donghyuck pun terkekeh.

Tidak dapat dipungkiri bahwa memang Jaemin lah yang selama ini membantunya, walau dengan cara yang menyebalkan, tapi Donghyuck akui kalau teman sekamarnya itu memang berjasa.

"Baiklah, jadi apa yang membuat sahabat tercintaku ini menelponku? Pasti kamu mau menyusahkanku lagi, kan?" ujar Donghyuck kali ini dengan intonasi sarkas.

"Betul sekali," jawab Jaemin tanpa dosa. "Sebagai bentuk permintaan maafku yang tidak bisa membayar janjiku dengan benar, aku akan memasakkan daging sapi korea untukmu."

"Tapi?" tambah Donghyuck yang sebenarnya sudah tahu arah percakapannya kini, apalagi setelah mendengar tawa sungkan Jaemin di seberang sana.

"Berhubung aku akan tiba sedikit terlambat, apakah kamu bersedia membelikan bahan-bahan yang lain? Aku sudah beli dagingnya!"

.

.

.

Langit hari itu berwarna sedikit gelap akibat matahari sudah terbenam dan sedikit mendung. Pemuda berkulit karamel yang baru kembali dari supermarket dengan dua kantong plastik berisikan bumbu-bumbu dan sayuran itu berjalan di jalanan yang sepi. Tangan satunya lagi ia gunakan untuk memegang ponselnya yang ditempelkan di telinga, ia sedang menelpon seseorang di sana.

"Jaemin sudah mau pulang? Baguslah, kamu tidak sendiri lagi di asrama," ujar Mark.

"Apa?! Jaemin sudah kembali?" celetuk seseorang yang terdengar samar di belakang Mark, namun Donghyuck langsung mengenali suara tersebut.

BLIND DATE | MarkHyuckTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang