Epilogue : Status

4.3K 317 4
                                    

"Apa? Kamu belum jadian dengan Mark Lee? Setelah reuni kalian yang bagaikan dongeng itu?"

Jaemin, pemuda yang sedang berbaring di atas ranjang luas putih itu langsung terduduk dengan ekspresi terkejut. Saat ini dirinya berada di sebuah hotel yang Donghyuck tinggali untuk sementara sebelum kembali ke Shanghai.

Hari itu juga adalah hari Rabu, tepat tiga hari setelah pesta pernikahan Chenle dan Jisung, sekaligus tiga hari setelah Mark dan Donghyuck dipertemukan kembali. Semenjak hari itu pula, Mark dan Donghyuck terus bertemu, sama seperti hari ini pun keduanya lagi-lagi ada rencana kencan. Mark bahkan sampai izin cuti satu minggu demi menghabiskan waktu bersama Donghyuck, pemuda surai coklat itu seakan tak ingin menyia-nyiakan satu hari pun tanpa bertemu dengan Donghyuck.

Sedangkan Jaemin turut menginap bersama Donghyuck, pemuda itu terlalu merindukan tinggal bersama sahabatnya lagi seperti saat masa kuliah mereka dulu. Pada awalnya Mark lah yang ingin menginap di sana, tapi Jaemin yang merangkap sebagai sahabat sekaligus 'orangtua' Donghyuck, tidak mengizinkannya. Walaupun pada akhirnya Jaemin ditinggal di kamar hotel akibat Mark yang selalu mencuri Donghyuck-nya, ia tidak keberatan. Toh, Jeno akan datang menemaninya.

Donghyuck masih ingat betul rasa sakitnya pukulan Jaemin di bahu, kepala, dan bokongnya ketika mereka akhirnya bertemu lagi tiga hari yang lalu.

"Sialan kau, Lee Donghyuck! Kan sudah janji untuk memberitahuku kalau kau mau pergi!" ujar Jaemin yang sudah menangis tersedu-sedu sambil menghajar sahabatnya tanpa ampun tiga hari yang lalu, Jeno dan Mark sampai harus menahannya demi keselamatan Donghyuck. Pemuda yang dibantai hanya bisa minta maaf sambil terkekeh, lalu kedua sahabat itu pun berpelukan erat layaknya Barney & Friends.

.

.

.

"Iya, tapi kami sudah saling menyatakan perasaan sih. Jadi, kurasa ajakan kencan atau apalah itu tidak begitu penting lagi." Lalu sekarang, Donghyuck sedang sibuk memperhatikan penampilannya di depan cermin besar itu. "Na Jaem, bagaimana pakaianku? Apakah terlalu berlebihan?"

Jaemin menggulung tangan di dada, ia angkat bokongnya dari atas ranjang dan menghampiri Donghyuck dengan dahi yang mengkerut. "Tidak penting katamu? Setiap hubungan itu memerlukan sebuah 'status', bodoh. Kalau tidak ada kejelasan seperti itu, coba aku tanya kau ini apanya si Mark Lee?"

Donghyuck terdiam. Jaemin ada benarnya juga. Apakah mereka sekarang berpacaran? Tapi belum ada sebuah statement khusus yang menandakan bahwa mereka adalah sepasang kekasih sekarang. Donghyuck jadi merenenungi pernyataan Jaemin, tapi di saat yang bersamaan pula ia tidak ingin memusingkan hal tersebut karena dirinya percaya pada Mark.

"Ah, sudahlah. Aku pergi dulu, Mark sudah menunggu di lobi. Kamu mau ikut aku turun?" tanya Donghyuck.

Jaemin menggelengkan kepalanya. "Jeno sedang dalam perjalanan menjemputku, aku tunggu di sini saja."

"Baiklah, asalkan kalian tidak 'bermain' di ranjangku. Sampai jumpa," ujar Donghyuck langsung berlari dan menutup pintu sebelum bantal yang Jaemin lempar mengarahnya mengenai dirinya.

Donghyuck masih terkekeh sendiri di dalam lift atas keusilannya pada Jaemin, ia memang tidak pernah lelah menggoda sahabatnya yang satu itu. Pintu lift pun terbuka di lantai dasar, Donghyuck menyusuri lobi hotel yang luas itu sambil mencari sosok Mark. Tapi hingga ia hampir sampai di pintu keluar, ia tak kunjung berhasil menemukan pemuda itu. Baru saja ia hendak menghubungi Mark, sebuah tangan melingkar di pinggangnya.

"Hello, Sunshine. Looking for me?" suara baritone setengah berbisik di telinganya itu membuat Donghyuck menoleh dengan wajah yang merona. Apalagi penampilan Mark hari ini tampak berkali-kali lipat lebih mempesona dari biasanya, membuat Donghyuck sedikit tidak percaya bahwa pemuda tampan itu bisa menaruh hati pada dirinya yang ia cap 'biasa-biasa saja'.

BLIND DATE | MarkHyuckTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang