Bagian VII

5.6K 543 4
                                        

Rumah ini sangat nyaman, semua perabotannya terbuat dari kayu dan ada bau khas disini, bau yang mengingatkanku tentang Mom dan keluarga kami yang bahagia dulu, memasuki rumah ini rasanya seperti berada di kisah dongeng dirumah para peri, aku yakin jika wanita ini adalah ibu rumah tangga dia adalah tipe ibu rumah yang meyakinkan semuanya tertata rapih bahkan hal kecil sekalipun. Cash duduk di kursi kayu dan memakan kue yang ada di depannya sedangkan wanita itu membuatkan minuman di dapur. Aku masih mengamati rumah ini, rumah ini tidak berhenti membuatku takjub, padahal besarnya saja sangat jauh berbeda dengan rumahku tapi membuatku ingin tinggal disini untuk waktu yang lama, pasti akan menenangkan, ada ukiran di mana-mana dan manekin peri-peri kecil di setiap sudut meja.

"Kau sangat cantik, Annabelle" wanita itu mengagetkanku dan menyuruhku duduk.
Aku tersenyum "panggil saja aku Anna" jawabku.
"nah Anna, kau pasti kebingungan karna sekarang kau sudah meninggal. Kau boleh bertanya apapun kepadaku. Panggil saja aku Uriah" Uriah membelai rambutku lembut. Aku menatap Cash merasa canggung atas apa yang Uriah lakukan tapi Cash sibuk dengan kuenya dan terlihat tidak peduli.

"baiklah Uriah. Kekasih ibuku membunuhku. Lalu Cash bilang ayahku adalah Abadon, apa itu Abadon?" tanyaku.
"Cash? siapa Cash?" kini Uriah balik bertanya. Aku menunjuk ke arah Cash yang sedang menatap kami. Bagaimana bisa dia tidak tau nama seorang lelaki yang tadi baru saja ia peluk?
"Dia itu Rafael. Namanya Rafael, huh kenapa juga kau menggunakan nama Cash, Raf?" Uriah tertawa geli sambil melihat Cash. Aku tidak kalah kebingungan, mengapa Cash menggunakan nama samaran? sangat mencurigakan, Jadi nama sebenarnya adalah Rafael? Sudah ku bilang Cash adalah nama yang konyol untuknya.

"Rafael itu terlalu keren untuk digunakan di dunia manusia Uriah" balas Cash. Uriah hanya mengangkat bahunya sambil tersenyum kemudian fokus padaku kembali.
"Anna sayang. Kamu pasti marah sekali kepada ibumu, tapi ku rasa dia melakukan itu untuk melindungimu" jelas Uriah, suaranya sangat lembut bahkan semakin terlihat lembut ketika aku menatap wajahnya yang penuh ketenangan.

"melindungiku dari apa?"

"Dari Abaddon, Rafael benar ayahmu adalah Abadon" jawabannya sungguh diluar ekspetasiku, ku fikir dia akan jauh lebih waras daripada Rafael, 

Uriah melanjutkan "di dunia ini ada dua jenis malaikat. Abadon dan Alian, Abadon adalah malaikat maut dan kehancuran mereka mempunyai kekuasan di neraka sermelepaskan roh iblis ke bumi sedangkan Alian malaikat yang mempunyai kekuasan di surga, tugas para Alian adalah menuntun para roh yang terpenjara di bumi untuk kembali ke surga atau neraka" jelas Uriah.

Uriah gila. Tapi aku tetap penasaran kemana omong kosong ini akan berlanjut.
"jadi jika ayahku seorang Abadon, itu artinya aku juga seorang Abadon?" Tanyaku kembali.
Uriah meminum tehnya sebelum melanjutkan.
"kau adalah seorang Avernus, Avernus adalah anak dari Abadon dan Alian, karena terbentuk dari dua malaikat yang mempunyai tugas berbeda, Avernus mempunyai kekuasaan di neraka maupun di surga. Avernus seperti sebuah pintu yang bisa memasuki dua alam berbeda itu"

"Jadi ayahku adalah seorang Abadon dan ibuku seorang Alian, lalu aku adalah Avernus?"
Uriah mengangguk. Sayang, dia cantik tapi gila.

"Tapi perdamaian antara tiga malaikat itu sudah berakhir sejak lama. Para Abadon berkhianat dari tugasnya. Mereka menggunakan Avernus untuk membuka portal antara neraka dan bumi kemudian melepaskan para iblis ke bumi, sehingga para Alian memusnahkan semua Avernus lalu melarang pernikahan antara Abadon dan Alian" jelasnya lagi.

"Tapi bukannya tadi kau bilang tugas Abadon itu untuk melepaskan para iblis ke bumi?"

"Seorang Abadon hanya mampu melepaskan roh sang iblis sehingga iblis yang berada di bumi tidak bisa melakukan kejahatan sedangkan Avernus bisa melepaskan iblis dalam wujud nyata"

Sungguh rasanya tidak bisa menerima semua yang sudah Uriah ucapkan. Abadon, Alian lalu Avernus? Semua kata-katanya sungguh gila. Mom adalah manusia biasa, begitu juga dad bagaimana bisa mereka adalah omong kosong seperti yang Uriah ucapkan?

Rafael menghampiri kami dan berkata "Abadon itu pasti menginginkan Anna untuk melepaskan iblis-iblis yang ada di neraka, Anna harus segera pergi dari dunia ini. Uriah bisa kah kamu memanggilkan salah satu Alian untuk menuntun Anna?"

"itulah yang aku khawatirkan Rafael, sudah 2 hari tidak ada Allian yang mengunjungiku" Uriah terlihat cemas.

"akhir-akhir ini juga aku melihat para roh yang tidak dituntun oleh Allian berkeliaran di bumi. Uriah apa menurutmu sesuatu terjadi pada para Allian?"

"entahlah, aku akan mencari tahu rafael dan jagalah Anna jangan sampai Abaddon itu menemukan Anna, Anna kamu pasti kelelahan bukan. Tidurlah besok pagi kita akan memikirkan cara untuk membantumu" Uriah menuntunku ke salah satu kamar di rumah itu, lalu menidurkanku kemudian dia keluar, sayup-sayup aku mendengar Rafael dan Uriah berbicara tapi aku tidak berusaha mendengarkan.

Cash adalah Rafael, tadi dia apa? Dia menyuruh Uriah memanggil Alian? Jadi Rafael juga bukan manusia? Sama seperti dad dan mom. Lucu sekali.

Ayahku adalah seorang Abadon yang bekerja sama dengan para iblis, lalu mom adalah Alian seorang malaikat penuntun dan aku adalah anak dari keduanya, seorang Avernus. dari jutaan manusia di dunia mengapa ini harus terjadi pada keluargaku? Mom, dad mengapa kalian bukan manusia biasa saja? Seharusnya sekarang aku tetap menjalankan kehidupan normalku. Bersama Marisa dan juga tetap menjadi kekasih Arion.

Arion, aku sungguh merindukannya. Akumerasa dia tidak sungguh-sungguh mengucapkan kalimatnya kemarin. Dia hanyatidak tau apa yang harus dilakukannya saat kekasihnya meninggal. Aku bahkanragu jika aku bisa bertemu dengan Arion kembali, Seharusnya sebelum pergi akumemberitahunya jika aku sangat mencintai Arion dan berterima kasih karna Ariontelah menjadi kebahagiaanku selama ini, seharusnya bukan seperti ini cara untukberpisah, Anna kau benar-benar bodoh. Dalam sekejap semuanya menjadi gelap. Akumembiarkan diriku tertidur.

AVERNUS [Re-Upload]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang