Bagian XII

4.8K 477 8
                                    

Bagian terbaik dari semua ini memang adalah ketika pulang ke rumah, aku selalu mengeluh sendiri ketika harus menghadapi Mom, percakapan-percakapan dasar yang sering kami lakukan seperti saat Mom mencoba bertanya tentang hariku di sekolah atau apapun yang sedang ku butuhkan ternyata sekarang menjadi salah satu hal yang ku rindukan tentang Mom, di baliknya aku tau itu adalah usaha mendasar yang ia lakukan untuk menutupi segala kekacauan keluarga kami, dan bodohnya mengapa aku baru menyadari usahanya sekarang? aku harus memperbaikinya, aku tidak boleh mati seperti orang bodoh seperti ini.

Setidaknya sekarang aku merasa jauh lebih kuat, entah apapun yang akan ku hadapi nantinya aku tidak akan lagi menunjukan ketakutanku. Seperti sekarang, saat kami sudah berada di rumah Kakek Marisa, aku terlalu bersemangat ingin segera tahu apa yang akan ku dapat disini, rumahnya berada jauh di ujung kota Peora, Marisa memberikan tumpangan kepadaku dan Rafael menggunakan mobilnya. Aku cukup terkejut Max dan Sarah, orang tua Marisa mengijinkannya membawa mobil. Max dan Sarah adalah orang tua super protektiv yang sejauh ini ku kenal, apapun yang Marisa lakukan harus berada dalam pengawasan mereka, jika yang Marisa lakukan sekarang adalah mengendap-ngendap membawa mobil ayahnya, aku cukup merasa bersalah kepada Max dan Sarah.

Kakek Marisa mempersilahkan kami semua masuk, dan hal pertama yang ku simpulkan ketika masuk ke dalam rumahnya adalah Kakek Marisa seorang yang Religius, banyak salib hampir disetiap sudut dan pintu ruangan, ia pasti sangat menyukai membaca, ada rak buku tinggi yang hampir menutupi seluruh dinding rumahnya, aku bertaruh dia mengumpulkan buku-bukunya sedari ia muda.

"kau pasti sangat kesepian tinggal sendirian Mr. Hawkins" ucap Rafael, ini kali pertama aku melihatnya menghadapi orang tua, dan aku cukup terkejut ia bisa sesopan ini,

"tidak, aku tidak kesepian, Tuhan selalu bersamaku" jawabnya, suaranya sangat lemah dan parau, terakhir aku bertemu dengan kakek Marisa adalah saat kami duduk di sekolah dasar, melihatnya sekarang membuatku tersadar ia sudah sangat tua dan renta tapi masih sanggup hidup sendirian setelah istrinya meninggal dunia, bukankah membersihkan koleksi bukunya sebanyak ini membutuhkan tenaga?

Mereka bertiga duduk di kursi tamu setelah Marisa memperkenalkan Rafael dan tentunya aku, buku-buku ini jauh lebih membuatku tertarik, lagipula Mr.Hawkins maupun Marisa tidak bisa melihatku , selama percakapan mereka masih bisa ku dengar, aku lebih memilih melihat koleksi buku-bukunya.

Ku sapukan tanganku menyusuri buku-buku Mr.Hawkins yang tertata rapi, hampir semuanya memiliki Cover berwarna coklat usang tapi tulisannya masih dapat ku baca,

JATUHNYA TUJUH MALAIKAT KE BUMI

PERJANJIAN MALAIKAT, IBLIS DAN MANUSIA

KEHANCURAN UMAT MANUSIA

Judul yang aneh, pikirku.

"Mr.Hawkins, jika kau tidak keberatan bisakah kau menjelaskan darimana kau tau tentang langit seperti yang Marisa ceritakan kepadaku? Apakah kau bagiannya?" Rafael kembali bertanya,

"tidak, aku hanya pelayan-Nya, hanya manusia biasa. Pengabdianku kepada Tuhan membawaku bertemu dengan ibu Annabelle, Lana. dia adalah jemaat di Gereja yang biasa ku datangi, awalnya kami hanya sering mengobrol seperti biasa sampai akhirnya dia memberitahuku siapa Lana yang sebenarnya"

TUJUH TAHTA MALAIKAT

PENGANGKATAN ABADDON MENJADI MURIEL

"dia adalah seorang malaikat dari bangsa Alian yang turun ke bumi demi menyulundupkan anaknya, Annabelle. Banyak sekali yang sudah ia ceritakan kepadaku, naluriku sebagai manusia adalah keingintahuan dan Lana memberikan banyak informasi langit kepadaku, sebagai gantinya mungkin selama ini Lana membutuhkan teman untuk berbagi cerita,-"

Aku masih mendengarkan penjelasan Mr. Hawkins sambil sesekali membaca judul buku yang ku lihat, ternyata Mom begitu dekat dengan Mr.Hawkins, membayangkan ia sering datang mengunjunginya dan menghabiskan jam demi jam bercerita lebih dari yang sering Mom habiskan untukku.

"bagaimana dengan kekasih Mom? Apakah dia seorang Alian juga?" tanyaku, aku tau Mr.Hawkins tidak bisa mendengarnya, jadi Rafael dengan baik hati mengulang pertanyaan itu untukku,

"ahh, Adam hanya manusia biasa juga, dulu sekali Lana memutuskan untuk menjadi manusia demi Annabelle, sementara suaminya tetap menjadi Abadon. Dengan menjadi manusia, Lana memiliki sesuatu yang disebut hawa nafsu. Ia jatuh cinta kepada manusia itu dan menghianati suaminya, Abadon" lanjut Mr.Hawkins,

Hatiku sakit mendengar penjelasannya yang terakhir, mungkin dahulu sekali sejauh ingatanku Dad masih sering mengunjungku meskipun dia tidak pernah melepas statusnya sebagai Abadon menjadi manusia, alasannya tidak pernah menemuiku lagi apakah karena perselingkuhan Mom ini?

"ah dan yang terpenting dari semuanya, malam ketika Annabelle meninggal, Lana datang menemuiku. Setelah dia memberikan kepercayaan kepada Adam, dengan tega Adam berfikir sempit dan membunuh Anna, karena dia sudah menjadi manusia Lana akhirnya memberanikan diri menemui Alian agar membantunya untuk menuntun roh Anna, dia tidak bisa lagi melihatnya" lanjutnya lagi,

Aku menatap mereka bertiga tampak serius, Rafael menatapku tapi aku tidak mengerti ekspresi seperti apa yang ia tunjukan, mungkin setelah mendengar semua ini Rafael menjadi semakin kasihan terhadapku dan itu membuatku marah, aku tidak perlu belas kasihannya.

"kakek, bagaimana dengan Arion? Apakah kau tau dimana dia?" Marisa yang sejak tadi berdiam diri akhirnya mengajukan pertanyaan. Benar, ada satu masalah lagi yang ku hadapi, aku juga harus menyelamatkan Arion. Aku meninggalkan buku-buku itu dan duduk di sebelah Marisa menunggu jawaban Mr. Hawkins, sementara dari sudut mataku, aku bisa melihat Rafael mengalihkan pandangannya seolah tidak tertarik.

"aku turut menyesal atas temanmu Marisa. Jujur, aku tidak mengetahui keberadaan pemuda itu, bahkan Lana sudah menghilang terlebih dahulu sebelum temanmu, tapi aku mencurigai bahwa ini semua perbuatan Abadon. Mereka pasti akan melakukan segala macam cara untuk mendapatkan Anna, dan jika sampai detik ini mereka belum mendapatkannya, aku takut kau menjadi target selanjutnya," Mr.Hawkins menghembuskan nafas panjang, jantungku seolah diremas mendengar setiap kata yang keluar dari mulutnya, "untuk itu, Marisa, tinggallah disini, aku akan berbicara dengan Max dan Sarah. Berdoalah pada Tuhan bersamaku, agar kau dilindungi" lanjutnya lagi.

Kepalaku sakit, aku berdiri memilih berlari keluar dari rumah Mr.Hawkins segala macam pertanyaan bermunculan di otakku, bagaimana jika aku tidak cukup kuat untuk menyelamatkan Mom dan Arion kemudian Marisa bisa menjadi korban selanjutnya? Bagaimana jika pada akhirnya aku ditangkap oleh Abadon dan segala kekacauan di bumi mulai terjadi?

Arrhggt aku berteriak frustasi memikirkannya, jantungku berdenyut nyeri tapi aku tidak ingin menangis, semua air mata yang ku keluarkan tidak akan merubah apapun,

"Anna, apa kau benar-benar ingin bertemu ibumu?"

Aku berbalik untuk melihat siapa yang mengajakku berbicara dan ku dapati Rafael sedang bersandar di mobil Marisa, dengan melipat kedua tangannya. Pertanyaan bodoh, tentu saja aku ingin. Seolah ekspresiku sendiri sudah menjawab pertanyaannya Rafael melanjutkan,

"bisa saja, tapi kita akan datang dengan persiapan. Pertama, kita harus menyiapkanmu terlebih dahulu" ucapnya.

Entah apa yang dimaksud Rafael tapi aku mengangguk, berharap apa yang diucapkannya bisa menjadi penolongku.

AVERNUS [Re-Upload]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang