Bagian IV

6.4K 571 11
                                    


Kepalaku pusing , aku tidak bisa merasakan apa-apa dan membutuhkan waktu untuk mencerna semua ini. Rumah mom penuh darah, tiba-tiba dad disini dan bagian paling mengejutkannya adalah dia bisa melihatku.

"Anna, ayo kita pergi dari sini" Dad membantuku berdiri dan langsung menarik tanganku keluar dengan kasar sampai aku tersentak.

"Dad tunggu. jelaskan sesuatu! dimana mom?" Dad menarik tanganku membuatku kewalahan mengimbangi langkah kakinya, kami melewati pagar dan di sebrang jalan ada wanita berbaju serba hitam menatap kami seolah menunggu Dad. Dia tidak berekspresi dan tatapan tajam ke arahku, wanita itu maupun Dad sekarang membuatku ketakutan dan tidak nyaman.

"Dad hentikan!" aku menghempaskan pegangannya, cengkraman tangan Dad meninggalkan bekas merah dikulit tanganku. Selama ini aku memang merindukannya, tapi setelah melihatnya seperti ini membuat ia sangat mengerikan. Dad terlihat lebih muda daripada sebelumnya, kerut wajahnya seakan hilang tapi tidak meninggalkan kesan tegasnya. Sungguh aneh, justru untuk sekarang ini aku ingin bertemu Mom.

"wanita itu sudah membunuhmu Anna, SEKARANG DIAM DAN IKUTLAH DENGANKU" Dad kembali mencengkram tanganku. Suaranya berubah saat dia mengucapkan kalimat terakhir, Suaranya berat dan mengerikan, Itu bukan suara Dad maupun manusia, tubuhku bergetar ketakutan bisa ku rasakan satu tetes air mata lolos dari pelupuk mataku. Tapi bisa ku dengar Dad menghempaskan nafas panjang terdiam kemudian memelukku.

"Oh Anna, maafkan aku. Aku begitu merindukanmu dan begitu tertekan atas semua yang terjadi padamu" dia membelai rambutku yang membuatku semakin ketakutan sementara wanita di sebrang jalan itu hanya memandang kami dingin.

Aku berusaha mengontrol tenggorokanku yang tercekat. Tidak! Aku tidak boleh terlihat ketakutan, aku harus tenang agar bisa terlepas dari Dad.

"Haruskah kita pergi sekarang? aku juga begitu merindukanmu tapi aku masih ingin disini, aku mempunyai kekasih dan aku ingin melihatnya malam ini. Mungkin besok Dad bisa menjemputku kembali" aku melepaskan pelukan dad lalu menatapnya.

"Oh pemuda yang bernama Arion itu?" Tanyanya.

"darimana dad tau?"

Dad terdiam lalu menoleh kepada wanita di sebrang jalan, wanita itu hanya mengangkat bahunya seolah berkata "terserah kau", kini aku bisa melihatnya meskipun ia berdiri di tempat dengan penerangan minim, ia terlihat muda mungkin sedikit lebih tua dariku. Kulitnya putih pucat bahkan kelewat pucat tapi dia begitu cantik dengan mata yang tajam, bibir tipis berwarna merah dan juga rambut coklatnya yang bergelombang. Aku bertanya-tanya apa hubungannya dengan Dad-ku.

Dad kembali menatapku. "baiklah Anna, besok aku akan menjemputmu disini pagi hari"

"terimakasih" dia menciumku lalu pergi menghampiri wanita di sebrang jalan itu, dia merangkul pinggang si wanita seolah mengucapkan sesuatu dan wanita itu hanya mengangguk, mereka berdua masuk ke dalam mobil dan melajukan mobilnya ke arah utara sampai menghilang. Hatiku sakit melihatnya, fakta bahwa Mom dan Dad sudah mempunyai kekasih, fakta bahwa mereka tidak saling mencintai lagi. Bagaimana bisa aku hidup selama dua tahun ini dengan harapan mereka akan kembali bersama?

Oke, aku telah berhasil menghindari dad. Lalu sekarang apa? apa aku harus pergi menemui Marissa atau Arion. Itu tidak mungkin mereka bahkan tidak bisa melihatku. Cash? aku harus bertemu Cash, tapi aku bahkan tidak mengetahui tempat tinggalnya, aku tidak sempat bertanya. apa sebaiknya aku menunggunya saja di sekolah berharap besok dia akan datang lagi untuk mengerjakan buku tahunan. Tapi siapa yang tau dia akan datang atau tidak.

Tapi kemudian aku kaget mendengar sebuah suara memanggil namaku dan ketika aku berbalik, aku mendapati Cash berdiri beberapa langkah di depanku. Cash masih ada disini.

AVERNUS [Re-Upload]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang