Bagian X

5.4K 499 10
                                    

Kami sudah berjalan selama satu jam. Aku juga bertanya-tanya kemana dia akan membawaku pergi, tapi aku masih marah atas kejadian barusan, memulai percakapan sama saja melukai harga diriku, tapi Rafael tampak tidak bersalah sama sekali, bahkan sesekali dia bersenandung dengan tenangnya, sementara aku mati-matian menahan diri untuk tidak memaki Rafael.

Tapi aku juga bisa mati bosan jika terus seperti ini, ditambah medan jalan yang sangat tidak bersahabat, berkali-kali aku tersandung akar pepohonan besar yang mencuat ke luar permukaan, mungkin dengan berbicara perjalanan ini tidak seperti neraka, aku menunggunya memulai percakapan tapi dia tidak terlihat ingin berbicara. Jadi aku memulainya.

"tidak berusaha menuntunku lagi huh?" ucapku dengan nada mengejek.
Rafael hanya berdehem mendengarnya, membuatku kesal karena harus memutar otak mencari topik lagi, dia berjalan didepanku, menyingkirkan ranting dan rumput-rumput yang menghalangi jalan kami.

"tapi kenapa?" aku mendesaknya memancing ia untuk berbicara,

"mungkin karna kau sangat cantik" jawabnya.

Cantik? Apa dia baru saja mengatakan bahwa aku cantik? Selama ini aku tidak mengira diriku cantik, bahkan Arionpun jarang memujiku cantik. Gadis dengan rambut panjang berwarna coklat tidak merata, mata selalu terlihat sayu juga tidak terlalu tinggi. Apa itu terlihat cantik? Bodoh sekali, mengapa aku jadi tersipu seperti ini. Annabelle kemana harga dirimu?

"otakmu kemana sebenarnya?" gerutuku.
"dengar! Abadon itu seperti mengetahui gerak gerik kita" jawab rafael, dia mengalihkan pembicaraan, dia mengehentikan langkahnya dan memandang sekeliling seolah sedang memeriksa sesuatu.

"bagaimana bisa?" tanyaku,

Arion mengangkat bahunya "entahlah, aku hanya merasakannya." Aku mendengus kesal, sedetik yang lalu dia memasang mimik muka waspada seolah sesuatu akan menyerang kami tapi detik berikutnya dia berubah seolah tidak akan terjadi apa-apa,

Dia benar-benar sulit di tebak.

"yang jelas kita harus tetap bergerak" lanjutnya,

Yayaya terserah dia saja

Rafael duduk diatas batu lalu mengusap keringat menggunakan kerah bajunya. Lihat kan? Baru saja dia menyuruh untuk tetap bergerak dan dia juga yang menghentikan aktifas berjalan kami, bodoh.

"apa semua Alian menjadi manusia jika akan menuntun?" tanyaku.

"tidak, hanya aku yang menjadi manusia, sebenarnya aku sudah lama tidak menjadi Alian, Alian tertua menghukumku menjadi manusia karena suatu kesalahan fatal yang ku lakukan, apa jawabanku sudah menjawab semua pertanyaan yang ada di otak sempitmu?" jelasnya dengan intonasi suara yang cepat, dan aku di buat tertawa karenanya, jika di fikir-fikir aku sudah lama tidak tertawa seperti ini.

Rafael menatapku tajam dan seolah dengan tatapannya saja aku bisa mendengar ia mengatakan "dasar hantu bodoh" yang membuatku tersenyum sendiri.

"alasan aku dihukum ya? aku mencium roh yang akan dituntunku karna dia sangat seksi dan cantik" seolah menjawab pertanyaan yang masih berada di otakku, Rafael menyimpulkan sendiri, terus bersama dalam waktu yang lama denganku pasti sudah membuatnya sangat terbiasa.

"aku tidak terkejut" jawabku. Dia memang terlihat seperti tipe lelaki yang suka memainkan banyak wanita, aku percaya di dunia Alianpun seperti itu, jika para Alian mengenal istilah pacaran.

"Apa kehidupan manusia semengerikan itu sampai para Allian menjadikannya sebagai hukuman?" tanyaku kembali.

"tidak juga" Rafael bersandar di pohon, kepalanya mengadah ke langit. Aku mengamatinya yang mulai tertidur. Melihatnya seperti ini aku baru menyadari bahwa dia tidak terlihat seperti manusia. Dia terlalu indah dan berkilauan . Apa selama ini tidak ada yang menyadarinya?

"Anna"
Aku tersentak , ada seseorang yang memanggil namaku. Suaranya serak dan berat tapi aku tidak menemukan siapapun di sekitarku. Rafael masih tertidur pulas. Aku ragu jika harus membangunkannya.

AVERNUS [Re-Upload]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang