Part XIV

5.1K 445 7
                                        

Esoknya Rafael baru memberitahuku apa yang ia maksud dengan mempersiapkan diri, Marisa bersikeras bahwa ia harus sekolah padahal aku mati-matian melarangnya, aku takut hal buruk akan terjadi pada Marisa karena Abadon. Tapi, Mr.Hawkins beranggapan lain, dia memberikan Marisa sebuah atau sesuatu yang aku sendiri tidak yakin apa itu, tapi itu seperti Bross kecil berbentuk bunga berwarna merah, Mr.Hawkins menyebutnya jimat. Hah, aku tidak percaya akan hal-hal seperti itu, tapi respon dari Marisa justru sebaliknya, ia tampak senang dan percaya diri bahwa ia akan baik-baik saja selama menggunakan benda bodoh seperti itu.

Sementara Mr.Hawkins mempersilahkan aku dan Rafael menggunakan rumahnya untuk berlatih dan ia sendiri pergi ke gereja, setelah menunggu Rafael melahap habis sarapannya kami sudah berada di halaman rumah Mr.Hawkins. Aku begitu antusias dengan apa yang akan Rafael ajarkan dan mungkin semangatku tercetak jelas dari wajahku, mungkin Rafael tidak seantusias ini, bagiku Rafael adalah seorang lelaki dengan sejuta ekspresi wajahnya, dan sekarang yang ia tunjukan adalah tatapan tajam itu.

"pertama yang harus kau ketahui Anna, adalah dirimu sendiri. Dan kau harus mengerti apa saja yang bisa kau lakukan" ucapnya, aku tidak sedikitpun melepaskan pandanganku pada Rafael yang kini sedang berjalan di hadapanku, lucu sekali jadi sekarang dia berlagak seperti guru sungguhan.

"Anna, apa kau percaya jika kau juga sama seperti kami?" Rafael mendekatkan wajahnya ke wajahku, perlahan bisa ku rasakan tangan kanannya mengusap punggungku, lembut "disini" lanjutnya lagi,

"kau juga mempunyai sayap disini"

Aku terkejut mendengar pernyataannya yang terakhir, aku juga memiliki sayap seperti yang Rafael miliki? Benarkah?

"wuoh sungguh? Sayap untuk terbang?" tanyaku polos. Entah apa yang lucu, tapi Rafael tertawa mendengar pertanyaanku dan aku sudah siap mendengar ia mengatakan,:

"dasar hantu bodoh, tentu saja untuk terbang. Kau fikir hanya untuk pajangan?"

Ku fikir selamanya aku akan terus terlihat konyol bagi Rafael, jadi jika aku mengeluarkan energiku untuk marah disetiap tingkahnya yang menyebalkan semua itua hanya akan membuatku lelah.

uh Anna bersabarlah, sekarang hanya dia seorang yang bisa membantu.

"kau harus menerima dirimu sendiri sebagai seorang Avernus Anna, berhentilah berfikir bahwa kau manusia. Kau adalah seorang malaikat, pahat itu di dalam dirimu"

Aku adalah seorang Malaikat

Aku adalah seorang Malaikat

Aku adalah seorang Malaikat

"bayangkan disini," rafael menyentuh kembali punggungku, "terdapat sayap yang akan melekat di sini, sayap yang akan muncul mencuat menembus kulitmu pada dasarny-"

Tiba-tiba aku merasakan sesuatu bergerak di dalam punggungku, seperti sebuah besi tipis yang berusaha keluar, dan itu sungguh sakit. Aku hampir saja tersungkur ke depan jika saja Rafael tidak menahanku dengan tangan kirinya, aku berpegangan pada tangan ini,

"Anna kau baik-baik saja?" tanyanya, aku berusaha mengatur nafasku, sakitnya sudah menghilang hanya beberapa detik saja ku rasakan sakit itu. Tapi, itu semua sudah membuatku bergidik nyeri tidak mau merasakannya lagi, aku menoleh menatap Rafael yang sekarang tampak khawatir tapi detik berikutnya dia tersenyum,

"harus ku akui, kau belajar sungguh cepat" ucapnya.

Aku ingin menangis membayangkan sesuatu yang bergerak tadi di punggungku, rasanya begitu menakutkan,

"aku bahkan belum menjelaskan sepenuhnya kepadamu, yang akan keluar baru saja adalah kerangka sayapmu, mungkin akan agak.... umm sedikit sakit. Kau harus kuat Anna"

AVERNUS [Re-Upload]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang