Bagian VIII

5.8K 546 3
                                        


"Anna bangunlah!"

sebuah suara memaksaku keluar dari alam mimpi, perlahan indraku terbangun dan hal pertama yang ku rasakan adalah tubuhku diguncang-guncang. Ketika aku membuka mata yang kulihat adalah wajah panik Rafael, Rasanya aku baru tidur beberapa menit yang lalu, aku terduduk sambil berusaha mengumpulkan kesadaranku sepenuhnya. Rafael ada disana, dia terlihat buru-buru dan memasukan barang-barang ke dalam tas secara kasar, yang ku tangkap pertama kali adalah ada sesuatu hal buruk yang sedang terjadi.

Aku melangkahkan kakiku menghampirinya kemudian memegang tangannya membuat Rafael menghentikan aktifitas yang sedang ia lakukan dan menatapku, aku memberikannya tatapan "ada apa?"

"bersiaplah Anna, kita harus segera pergi dari sini" jelas Rafael. Dia mengalungkan tas ke punggungnya sambil menggenggam tanganku menuntunku melangkah keluar dari ruangan ini.

"Rafael apa yang sebenarnya terjadi? Dimana Uriah?" ucapku berusaha tenang meskipun sebenarnya jantungku sudah berdetak sangat kencang melihat Rafael seperti ini seolah sesuatu yang buruk sedang terjadi,
"dengar hantu bodoh!! Saat aku menjelaskan padamu, kita berdua sudah mati! Sekarang diamlah, ayo cepat!" Rafael menarik tanganku kasar. Aku sungguh ingin menjawab bahwa aku sudah mati, dia tidak perlu mengancamku seperti itu. Tapi, situasi sekarang seolah menunjukan bahwa kami tidak boleh berada di perdebatan yang panjang.

Rafael membawaku berlari menuju pintu keluar, aku menyempatkan menyapu pandanganku ke seisi rumah mencari keberadaan Uriah, tapi dia tidak berada disini, tidak ada siapapun kecuali kami berdua. Sebelum Rafael bisa meraih gagang pintu keluar, pintu itu terpental dan menghantam Rafael pegangan kami terlepas, ia tersungkur lalu membentur kursi kayu yang ada di belakangnya. Sementara aku masih berdiri tersentak kaget melihat rafael, dengan refleks aku melihat ke arah pintu, mana mungkin seorang manusia bisa melakukan ini semua tapi memang mahkluk apalagi yang berjalan di muka bumi ini. Tapi yang kutemukan sungguh tidak ada dalam bayanganku, ada mahkluk mengerikan yang menatap kami tajam, dia seperti Anjing dengan ukuran yang terlewat besar, matanya merah menyala, tidak seperti anjing yang dipenuhi oleh bulu, mahkluk ini terlihat seperti daging yang terbungkus oleh kulit yang berlendir berwarna merah darah gelap dengan urat besar yang menonjol dimana-mana.

Mahluk itu berjalan tepat ke arahku, air liurnya mengalir dengan tatapannya fokus terhadapku seolah menjadikan diriku mangsanya. Aku berhenti bernafas, lututku lemas tidak mampu lagi menopang tubuhku sendiri sehingga aku jatuh terduduk. mahkluk itu kini berada tepat di depan wajahku, tercium bawa busuk serta bau anyir darah membuat perutku bergejolak mual, untuk beberapa saat dia hanya menatapku sampai kemudian ia menyemburkan cairan merah pekat tepat mengenai wajahku sebelum dia jatuh tergeletak ke lantai, aku mendongak dan ku lihat Rafael sudah menusuk mahkluk itu dengan pedang.

"Ayo Anna" Rafael mengingatkan untuk segera keluar dari rumah ini, tapi terlambat mahkluk itu datang lagi dan sekarang jumlahnya ada banyak, mungkin ada 10. Mereka mengelilingi mengunci jalan keluar kami dengan baik sebagian merayap di dinding-dinding rumah. Aku menggenggam lengan Rafael kuat dan penglihatanku sudah mulai buram, ku rasakan ada air mata di pelupuk mataku siap untuk terjatuh, sial jangan menangis bodoh, rutukku.

Rafael memasang kuda-kudanya siap menyerang mahkluk-mahkluk itu, entah darimana tapi dia bersenjatakan pedang yang panjang, ku tatap pedang yang berkilauan itu, aku bertaruh pasti tajamnya bukan main dan dia bisa melindungi dirinya dengan itu. Sedangkan aku? Aku tidak bersenjatakan apa-apa, tidak mungkin melawan mereka dengan tangan kosong dan lebih tak mungkin juga berharap Rafael melindungiku, dia akan sibuk dengan mahkluk-makhluk mengerikan ini nantinya. Aku melihat sekeliling untuk mencari apapun yang bisa ku gunakan untuk senjata, tapi nihil semua diluar jangkauanku dan jika aku memacing pergerakan sedikit saja, mereka mungkin bisa melompat dan melahapku hidup-hidup.

AVERNUS [Re-Upload]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang