PENGAKUAN

4 3 0
                                    


 " Satu kebahagiaan?"

***


Sebelumnya

Aram

Aku memaksa untuk keluar dari rumah sakit. Adam pun tak bisa menolakku. Ia menawarkan tumpangan padaku, tapi aku menolaknya dengan alasan aku ingin sendiri. Aku tahu Adam mengkhawatirkanku jadi aku mengatakan padanya sebelum kami berpisah di pintu rumah sakit "Adam. Aku baik-baik saja. Sungguh." Lantas berbalik dan pergi meninggalkannya.

Aku membawa barang-barang bunda, tak banyak. Aku pergi kerumah bunda dengan kunci yang ditinggalkannya. Aku masuk, dan menatap rumah ini lamat-lamat. Menyalakan semua lampu dan berkeliling. Memang khas kesukaan Bunda. Aku mengenalnya karena tahu bunda suka sesuatu yang sederhana tapi elegan. Aku masuk ke kamarnya. Duduk dikasur dan melihat fotoku, ada, terbingkai putih di atas laci sebelah ranjang. Aku, menaruhnya kembali kemudian membuka kotak kardus berisi barang-barang bunda. Aku menemukan buku yang sudah usang. Terdapat tulisan di sana. Senja Tiara Putri Amba. Aku tersenyum. Aku tahu nama lengkap Bunda. Nama yang begitu Panjang dan berisi kumpulan nama panggilan. Lucu sekali ketika membacanya.

Bunda pernah bercerita. Amba adalah nama seorang Dewi cantik dari Kerajaan Kasi yang diperebutkan dalam suatu sayembara. Hingga , pangeran dari dapat memenangkan dan memboyong Amba, tanpa mengetahui bahwa wanita itu sudah memilih Salwa sebagai calon suaminya. Karena Bisma tidak ingin Amba menikah secara terpaksa, maka ia memulangkan Amba agar dapat menikah dengan Salwa. Salwa yang merasa harga dirinya terinjak tidak mau menikahi Amba. Amba pun kembali ke kediaman Bisma agar dinikahi. Tetapi, Bisma menolaknya karena bersumpah untuk hidup tanpa menikah selamanya. Karena merasa terhina, Amba memutuskan untuk berdoa kepada para dewa agar memperoleh cara untuk membunuh Bisma. Dewa memberikannya puspamala dan bersabda bahwa orang yang bersedia memakainya akan menjadi pembunuh Bisma. Amba pun mencari orang yang bersedia memakainya, tetapi tidak ada yang berani meskipun ada jaminan keberhasilan dari sang dewa. Setelah ditolak berbagai kesatria, akhirnya Amba tiba di istana Raja , dan mendapatkan hasil yang sama. Dengan putus asa, Amba melemparkan puspamala tersebut ke atas gerbang istana dan tidak ada yang berani menyentuhnya. Lalu, Amba pergi dan berdoa dengan keinginan untuk menjadi penyebab kematian Bisma. Keinginannya terpenuhi sehingga akhirnya Amba be menjadi Srikandi.

Srikandi itulah, nama yang diberikan padaku. Temaram Atma Srikandi. Srikandi adalah putri dari Raja Drupada dan Dewi Gandawati dari Kerajaan Panchala. Sosoknya yang merupakan ksatria wanita yang mahir dalam memainkan senjata. Tak hanya fisiknya yang kuat tapi hatinya juga sama tangguhnya. Saat , sadar bahwa Srikandi adalah reinkarnasi , dan terlahir sebagai seorang wanita. Oleh karena itu, meskipun Srikandi menhyerang Bisma bertubi-tubi, Bisma hanya menghindar dan sama sekali tak menghiraukan karena dirinya tidak ingin menyerang 'seorang wanita', maka dari itu, ia pun menjatuhkan senjatanya. Setelah tahu bahwa Bisma akan bersikap demikian terhadap Srikandi, bersembunyi di belakang Srikandi dan menyerang Bisma dengan tembakan panah penghancur. Hanya dengan bantuan Srikandi, Arjuna dapat memberikan tembakan panah yang dapat menembus zirah Bisma dan membuatnya seperti tidur diatas ratusan anak panah yang menancap ditubuhnya.

Aku tersenyum mengingat Bunda begitu antusias ketika menceritakan kisah itu. Bahkan Bundapun menjadikan kisah itu sebagai dongeng tidurku, pantas saja aku bisa begitu hafal. Aku membaca buku usang itu. Sepertinya ini diary milik Bunda. Isinya berisi keseharian nya saat kecil hingga remaja. Aku membolak-balikkan lembaran buku itu hingga selembar kertas terjatuh. Aku mengambilnya. Dan membacanya

Aram. Jika kamu membaca ini, berarti Bunda mungkin sudah pergi dari dunia ini. Bunda tau begitu banyak pertanyaan yang mengganggu pikiranmu selama ini. Bukalah, pembatas pada diary usang Bunda. Mungkin itu bisa menjadi pengganti kepergian Bunda yang tidak bisa menjelaskan apapun karena rasa takut akan kebencianmu hingga akhir nafas Bunda. Maaf jika Bunda dan tentunya Ayah-mu menyakitimu. Apapun yang terjadi. Apapun yang kamu putuskan, membenci Bunda dan Ayah ataupun tidak. Meskipun terlambat. Bunda ingin sekali mengatakan. Kami, menyayangimu. Tulus dalam hati kami. Kamu adalah hadiah terindah yang Tuhan berikan. Karena kehadiranmu. Seperti namamu, yang merupakan arti dari hidup Bunda. Terimakasih Aram.

T E M A R A MTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang