03. M. Gilang Dika

273 50 18
                                    

"GILANGGGG!!!"

Suara teriakan itu membuat Gilang menutup kedua telinganya. Mahasiswa jurusan DKV itu sudah sering mendengar teriakan orang tersebut, tapi entah kenapa teriakan itu selalu membuat telinganya sakit.

"Si Fenly kalau manggil orang kek manggil orang tuli, anjir!" celetuk Gilang. "Bentar, Fen! Gue mau keluar."

"Astaghfirullah, Lang. Jangan ngomong kasar. Entar Ustadz Ricky ceramahin lo panjang kali lebar kali tinggi sama dengan hasil. Bisa gila gue kalau dengerin ceramah dia."

Setelah memasukkan buku-bukunya ke dalam tas, Gilang segera beranjak keluar dari kelas, dan langsung disapa dengan pemandangan pemuda yang katanya selalu menjadi cowok incaran para mahasiswi di kampus.

"Boleh tak ko tu jangan teriak? Ko tu tahu aku baru selesai kelas," tanya Gilang bete.

"Heh, kalau gue nggak tereak kek gitu, lo nggak bakal denger," balas Fenly.

"Iyain, biar orangnya seneng."

"Haha, eh, btw ... si Ricky mana?"

"Kayak lo nggak tahu aja, dia itu kalau udah waktunya pulang pasti ke mushala dulu buat shalat."

"Oohh, eh, lo nggak mau shalat juga?"

"Ealah, iya! Udah mau jam satu, yak?"

"Buruan, gih! Gue tunggu disini!"

***

Setelah Gilang dan Ricky shalat Zhuhur, ketiga-tiga cowok itu berjalan menuju kearah parkiran.

Namun, sedari awal mereka berjalan, hanya Gilang dan Fenly saja yang mengobrol. Ricky? Anak itu dari tadi diam saja. Melamun seperti memikirkan sesuatu. Tidak biasanya Ricky seperti ini.

"Ekhem, ada yang lagi mikir jodoh, guys," ujar Gilang sambil merangkul pundak Ricky.

Lamunan Ricky langsung buyar kala mendengar ucapan Gilang. "Maksud lo?"

"Yailah, Rick ... kek nggak tahu aja sama sifat lo itu, ya. Lo mikirin apaan, sih? Mikirin jodoh?"

"Nggak apa-apa."

"Halah, pembohong."

"Seriusan."

"Udah, eii. Mau gue ngegas?"

Ricky dan Gilang langsung kicep. Mereka tahu jika Fenly ngegas maka bangunan kampus berada dalam bahaya besar. Paling ringan mungkin gempa bumi lokal.

"Eh, eh ... kalian udah makan?" tanya Gilang. Fenly dan Ricky hanya menggeleng.

"Oke, yang sampe di Alphamart duluan bakal ditraktir sama yang kalah!"

Whussshh!

Dalam sekejap, tubuh Ricky sudah menghilang dari pandangan Gilang dan Fenly. Gilang terbengong-bengong dan Fenly menggelengkan kepalanya.

"Lo bego ato pura-pura bego, Lang?!" Fenly mulai meninggikan suaranya. "Yang lo tantang malah Ricky, Ricky itu, kan, larinya cepet pake banget. Dia juga rajin olahraga, pasti nggak gampang capek, nggak kayak kita yang baru lari lima menit udah ngos-ngosan, lo nggak liat apa otot-ototnya aja segede gitu?!"

"Oh, iya ..." Gilang hanya bisa menggaruk kepalanya. Lupa dia kalau pemuda yang sudah dicap sebagai sadboy itu cepet banget larinya.

"Trus gimana? Ricky udah lari duluan?"

"Kita susul!"

"Oke."

"RICKY!"

***

Youth And Strength (UN1TY) ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang