26. Delapan Kekuatan

265 48 35
                                    

"GUE nggak tahu apa ini berhasil, tapi nggak ada salahnya dicoba," tutur Aulion yang kini sedang berkutat dengan laptopnya. Ia hendak menggunakan sebuah fitur khusus yang bisa memprediksi kekuatan yang akan dikeluarkan sebanyak berapa persen. Jadi ia bisa menghitung berapa persen jumlah kekuatan yang dikeluarkan.

Paham? Nggak paham juga nggak masalah.

Farhan, Gilang, Zweitson, Fiki, dan Ricky memandang kearah lubang hitam di langit dengan perasaan ragu. Mereka hanya takut jika mereka gagal, tapi kata Aulion, tidak ada salahnya mencoba, bukan?

Shandy berada diantara brankar Fenly dan Fajri, menatap kedua pemuda itu dengan perasaan bersalah karena merasa gagal melindungi kedua orang yang sudah ia anggap sebagai teman baiknya.

"Aku nggak yakin kamu mau ngelakuin ini."

Terlihat Nindy mendekati Shandy dengan wajahnya yang terlihat cemas. Tidakkah kalian tahu jika mata Nindy berkaca-kaca sekarang? Hanya saja perempuan itu berusaha menahan tangisnya yang hampir keluar?

Shandy menghela napas. "Aku harus melakukannya, untuk keselamatan kita semua."

"Tapi Farhan bilang kalau kamu udah pusing hanya gara-gara nyerap satu doang, itu pun cuma lima persen. Gimana kalau dua?" tanya Nindy. Shandy tersenyum dan kedua tangannya memegang wajah Nindy, meminta perempuan itu untuk menatapnya dalam.

"Semuanya akan baik-baik aja, aku bakal balik, kok."

"Kekuatan ini udah jadi takdir dalam hidup aku, aku nggak bisa ngelak dari takdir. Kamu juga, kan? Lembaran masa depan itu tidak setipis buku undangan pernikahan, Nin. Allah pasti punya banyak rencana untuk kita, kita cuma perlu ngejalanin aja. Dan sekarang takdir minta aku untuk menyelamatkan kita semua," jelas Shandy.

Dan tangis Nindy pecah saat itu juga. Tanpa aba-aba ia langsung memeluk badan jangkung Shandy dengan tangisan.

Shandy menutup matanya dan masih tersenyum, tangannya mengusap bagian belakang kepala Nindy. Ia tahu, perempuan itu sangat takut kehilangan dirinya.

Farhan menghampiri Shandy dan menepuk pundak kawan karibnya itu sembari memberi semangat. Shandy mungkin dikenal sebagai pelawak tak berbayar ataupun sebagai orang yang suka usil, tapi ia sangat dewasa dalam menghadapi hari-hari yang dilaluinya, lelaki itu juga ikhlas menerima keadaan. Dan jika takdir menginginkan Shandy untuk melakukan sebuah hal, maka akan Shandy lakukan.

"Guys, kita nggak punya banyak waktu!" seru Aulion.

Pelukan dilepas, Nindy berjalan mundur, membiarkan para pemilik kekuatan melakukan tugas mereka.

Farhan berada di paling depan, menatap langit dengan tatapan yang sulit diartikan. Di samping kanan dan kiri ada Gilang bersama Zweitson, lalu ada Fiki dan Ricky yang bisa dibilang kondisinya sedang dalam keadaan lemah.

Tangan mereka terkepal, dan seketika itu juga cahaya kekuatan menguar dari badan mereka, lalu pancaran cahaya kekuatan itu mengarah ke lubang hitam, kini mereka sedang berusaha untuk menutup lubang hitam tersebut.

Shandy di belakang, dengan tangan yang memegang pucuk kepala Fajri dan Fenly, ia merasakan rasa panas dari kekuatan api Fenly, dan juga rasa dingin dari kekuatan air Fajri. Sedikit sakit, tapi ia berusaha untuk menetralisir rasa sakit itu.

Lubang hitam baru tertutup sedikit, bahkan Aulion bilang mereka baru menggunakan kekuatan mereka sebanyak delapan persen.

"Kalian pasti bisa," lirih Nessie sambil terus merapalkan doa.

Keadaan sekitar terbilang sepi. Hanya ada mereka bersama polisi dan juga ambulan sebab para penduduk tadi berlari karena ledakan cahaya yang dibuat oleh Zweitson.

Youth And Strength (UN1TY) ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang