Cinta Kita, [25]

956 146 135
                                    

Happy Reading🌼

.
.
.
.
.
.
.
.

Jennie Pov

Setelah obrolanku dengan Ayah tadi, aku masih merenungkan semua kelakuanku selama ini. Ayah benar, aku terlalu mementingkan pekerjaanku hingga aku lupa ada Lisa yang masih menunggu kabarku juga membutuhkan perhatianku

Aku bahkan tidak berhenti menangis saat membayangkan wajah kecewa Lisa juga sakit hati yang selama ini Lisa pendam, mungkin ini alasan kenapa Lisa melarang ku menjadi seorang model

"Lo bego Jennie, bodoh, Stupid!"

Aku terus saja menyalahkan diriku sendiri, entah bagaimana nasib hubunganku dengan Lisa jika Ayah tidak menegurku seperti tadi. Mungkin aku akan kehilangan Lisa, tidak² aku gamau Lisa meninggalkan ku

"Hiks Lili maafkan aku, maafkan aku sudah menyakiti hatimu"

Airmata ku masih mengalir deras, membayangkan jika Lisa pergi meninggalkanku karna keegoisanku. Setelah mengingat sesuatu aku langsung menghapus kasar air mataku dan mengambil ponsel untuk menghubungi Lisa, kekasihku...

Air mataku kembali menetes saat aku membuka ponsel yang ternyata sudah sangat banyak pesan dari Lisa, mulai yang menanyakan kabarku, jangan lupa makan juga perhatian² lain yang tidak pernah berubah dari dulu

Tapi dengan bodohnya aku malah mengabaikan itu semua, ya Tuhan... Aku sangat buruk

Tanpa pikir panjang aku langsung menelpon Lisa, karna aku sangat merindukannya

(Mode Telepon)

"Halo"

Suara lembut Lisa terdengar di telingaku, membuatku semakin ingin menangis kencang

"Li-lili hiks"

aku tidak bisa menahan isakanku, sungguh aku merasa sangat bersalah pada kekasih ku ini

"Hei Nini kenapa? Kamu menangis?"

Aku bisa mendengar nada panik dari Lisa

"Lili hiks aku merindukanmu"

"Kamu dimana?"

"Dirumah"

"Aku kesana ya.. kamu tunggu aku, jangan nangis lagi"

Lihatlah mengapa orang sebaik dia aku acuhkan selama ini, super mega stupid Jenn

"Hiks Lili"

"Nini kamu tenang oke, ini aku lagi menuju mobil. Aku tutup dulu telpon nya ya"

"Gamau, aku mau denger suara kamu"

Dari yang aku dengar sepertinya Lisa sudah memasuki mobilnya, karna aku mendengar suara mesin mobil nyala

"Okeoke aku sambungkan dulu ke earphone ku"

Oh Lisa maafkan aku yang bodoh ini

"Kamu kenapa?"

"Tidak, aku hanya merindukanmu saja"

"Tapi kamu nangis"

"Ya karna aku terlalu merindukanmu gimana sih"

"Oh hehe gak biasanya kamu sampai nangis seperti itu"

"Lili"

"Kenapa hmm" duuh meleleh rasanya

REINKARNASI ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang