Sesuatu yang Tak Diinginkan

1.1K 118 16
                                    

Clara bergegas keluar kamarnya dengan masih memakai gaun yang kemarin. Len dan Alex yang baru keluar kamar, ingin membangunkan Clara kaget saat Clara membuka pintu kamar dan lari tergesa-gesa. Len dan Alex saling bertatapan sebentar lalu menyusul Clara dari belakang.

Clara berlari menuju ruang tamu. Sampai di ruang tamu Clara melihat semua orang mengerumuni sesuatu. Bahkan Clara melihat tantenya. Tante Amelia, istri paman Rey.

"Tante, apa yang terjadi?" Tanya Clara mendekati tente Amelia.

"Clara! Kau harus tabah ya." Kata tante Amelia sambil berbalik dan memegang pundak Clara.

"Apa yang terjadi? Beritahu kepadaku!" Bentak Clara.

Semua orang yang di sana melihat ke arah Clara.

"Clara...-sama..." pangil Len. Ini baru pertama kali Len melihat Clara seperti itu.

"Clara..." panggil paman Rey.

"Paman! Beritau kepadaku apa yang sebenarnya terjadi?!" Tanya Clara mendekati paman Rey.

"Ayahmu..."

"Ayahku kenapa?"

"...."

"Apa yang terjadi dengan ayah? Beritau kepadaku, kumohon." Kata Clara dengan mata berkaca-kaca.

"Kecelakaan menimpa ayahmu..." kata seseorang.

Saat Clara menoleh ternyata itu adik ayahnya yang paling kecil. Paman Joey.

"Joey!"

"Lalu ayahmu tak terselamatkan. Clara yang tabah ya." Lanjut pama Joey dengan ekspresi sedih sambil berjalan menuju Clara.

Clara kaget. Air matanya berjatuhan. Len dan Alex segera menuju Clara untuk menenangkannya.

"Apa... aku... boleh melihat... ayah?" Tanya Clara masih dalam posisi yang sama.

Paman Joey sedikit menyingkir. Saat Clara mengangkat wajahnya ia melihat sebuah peti. Clara bangkit pelan-pelan dan berjalan menuju peti itu. Setelah mendekati peti itu, Clara melihat tubuh ayahnya. Seakan tidur, tetapi tak akan bangun lagi untuk selamanya.

Clara mulai menangis lagi. Ia terjatuh duduk di samping peti ayahnya. Len dan Alex langsung menghampiri Clara.

"Clara-sama." Panggil Len sambil menepuk bahu Clara pelan.

Clara melihat ke arah Len dengan mata yang sembab. Len merasa kasian melihat Clara (yaiyalah masak di ketawain sadis banget deh. Eh ehehehehe, ngerusak suasana nih XP).

"Len..." Clara pun pingsan seketika.

Len langsung menangkap tubuh Clara dengan cepat. Len mengangkat Clara menuju ke kamar Clara dan membaringkannya di kasurnya. Semua mengikuti Len dan terlihat iba, mereka akhirnya bubar dari depan kamar Clara menuju ruang depan lagi.

Len menarik selimut agar selimut itu menyelimuti Clara. Len melihat air mata Clara mengalir. Len langsung mengusap air mata itu dengan lembut. Clara tiba-tiba membuka matanya pelan.

"Clara-sama. Maaf, apa aku membangunkanmu?" Tanya Len.

"Clara hime." Alex berjalan cepat menuju kasur Clara.

"Tak apa-apa Len. Aku juga pasti kebanyakan tidur." Kata Clara tersenyum terpaksa.

"Kau tak perlu memaksa tersenyum Clara hime." Kata Alex.

"Itu benar." Kata Len lembut.

"Hehehe... terlalu kelihatan... ya?" Tanya Clara masih memaksakan tersenyum.

Len dan Alex mengangguk pelan. Clara tertawa kecil lalu tersenyum sebentar. Akhirnya Clara menangis sambil menutupi kedua matanya dengan lengannya. Clara menangis keras. Clara mengingat kembali saat-saat ia bersama ibu dan ayanya saat masih sangat kecil. Kembali lagi terulang senyum ibu dan ayahnya yang lembut dan penuh kasih sayang. Clara dapat mengingatnya walaupun hanya sedikit. Saat Clara tertawa bersama ibu dan ayahnya. Saat ayahnya menghiburnya semeninggal ibunya.

#flasbak On.
Saat itu baru saja ibu Clara meninggal karena sakit. Clara sedang menangis di pelukan ayahnya. Ayah Clara mangelus rambut Clara dengan lembut.

"Hiks... hiks..."

"Sudahlah Clara." Kata ayah Clara sambil terus mengelus rambut Clara.

"Tapi... hiks... ibu... hiks... hiks..."

"Sudahlah Clara, nanti kau membuat ibumu tambah bersedih..." kata ayah Clara.

"Ibu... bersedih?" Tanya Clara.

"Iya, karena itu jangan bersedih terlalu lama." Kata ayah Clara sambil tersenyum.

Clara cepat-cepat menghapus air matanya lalu tersenyum sambil mengangguk ceria.

ayah Clara tersenyum senang lalu mengelus kepala Clara lagi.
#Flasback Off.

Clara membuka matanya perlahan. Ternyata dia ketiduran. Clara merasa matanya berat, rasanya Clara menangis sampai malam. Clara melihat sekelilingnya. Ia di kamarnya dan tidak ada siapapun di kamarnya, kecuali dia. Clara bangkit dan duduk di tepi kasurnya. Tak sengaja Clara melihat Len tertidur di kursi di sebelah kasurnya. Clara tadi sama sekali tak melihat Len di situ.

Clara berdiri dan berjalan pelan mendekati Len. Mungkin karena merasa sesuatu, Len terbangun.

"Ah maaf, apa aku membangunkanmu?" Tanya Clara.

"Clara-sama... tidak, ini memang waktuku untuk bangun." Kata Len masih setengah sadar.

"Hahaha... apa kalau kau saat bangun tidur selalu begitu?" Tanya Clara sambil mengacak-acak rambut Len dan tertawa kecil.

Len melihat Clara sebentar lalu tersenyum dan berkata "begitulah."

"Len keluarlah dulu."

"Kenapa?" Tanya Len.

"Aku mau menganti bajuku, apa kau masih mau di situ? Len ecchi." Kata Clara sambil membalikkan badan tetapi mukanya masih melihat Len.

"Ah maaf-maaf. Aku keluar dulu!" Kata Len buru-buru pergi.

Clara melihat Len buru-buru keluar. Clara tersenyum dan menyesali karena ia menangis karena marasa sendiri. Clara meregangkan tangannya lalu melihat . keluar jendela dan tersenyum lagi.
.
.
.
.
Clara keluar dari kamarnya menuju ruang makan.

"Selamat pagi!" Seru Clara sambil muncul di pintu ruang makan.

"Selamat pagi." Sapa paman Rey di meja makan.

"Selamat pagi Clara sayang." Sapa tante Amelia mendekati Clara.

"Pagi." Kata paman Joey sambil melahap makanannya.

"Pagi Clara hime." Sapa Alex dibelakang Clara.

"Wa! Alex dan Len! Kalian mengagetkanku!" Kata Clara sambil mengelus dadanya.

"Maafkan kami Clara-sama." Kata Len.

Clara cemberut sebentar lalu tertawa ceria. Semua orang di sana tersenyum karena sikap Clara tak berubah. Sama seperti saat satu hari setelah ia tau almarhum ibunya meninggal.

Ok ok maaf lama ya...
Kependekan ya hehehe sorry..
Dah lama, pendek lagi ya? XP
Brenda271002 udah nih hehehe
Jangan lupa untuk vomentnya ya readers yang lain ^^

My butlerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang