Nah, yang di atas itu adalah Akira (Alex). Sebenarnya kau mau gambar si Asuka (Clara) sama Alan (Len) di situ. Pas sudah jadi kok aneh ya? Jadi aku hapus deh Hahahah...
Jangan tanya aku kenapa aku bisa sebagus itu gambarnya ya... Aku sendiri aja kaget bisa kayak gitu...
Ngemeng-ngemeng extra story ini di buat gara2 comantar loh...
Karena rasanya 'nanggung' klo cuman gambar, jadi aku pikir skalian buat aja Akira (Alex) side.Selamat membaca.
.
.
.
Ini adalah ceritaku sebelum bertemu Asuka, alias Clara hime.Namaku Akira Kiritsu. Aku dulu adalah Alex, butler dari Clara hime. Sebelumnya aku belum tau mengenai diriku. Aku mengingatnya saat umurku 8 tahun, saat aku tak sengaja melihat aksi penembakkan di tv yang sedang di tonton orang tuaku.
Setelah mendapat ingatan itu, aku langsung berlari ke kamar dan mencueki panggilan orang tua. Awalnya aku hanya menganggap itu mimpi. Aku merasa itu terjadi karena aku capek. Jadi aku tertidur. Aku bermimpi saat penembakkan itu terjadi. Aku langsung terbangun
Ini bukanlah halusinasi.
Itu pikirku yang paling pertama. Aku merasa ada keringat dingin yang mengalir. Mataku berkaca-kaca. Tiba-tiba aku teringat dengan Clara hime dan Len. Bagaimana dengan mereka?
.
.
.
.
.
8 tahun telah berlalu, sekarang aku sudah jelas siapa diriku. Pertanyaan yangku simpan "apakah aku bisa bertemu Clara hime dan Len?".Sekarang aku sedang berjalan sambil melamun. Entah apa yang aku pikirkan.
Bruk!
"Go-gomennasai! Gomennasai!"
"Ah iie, daijobu desu. Aku sendiri juga melamun." kataku sambil menenangi cewek yang merasa sangat bersalah.
Cewek itu melihatku dengan tatapan bersalah.
Aku tidak suka di lihat dengan sorotan itu, tetapi... Kenapa... Aku tak asing dengan sorotan matanya?
.
.
.
.
.
Akhirnya aku mendapat jawaban itu saat dia bercerita denganku. Mengenai 'itu' (klo nggak tau baca lagi yang "hidup ke-2".). Aku sempat diam berpikir.Dia ini Clara hime atau Len?
Kalian tau, reinkarnasi tidak harus jenis kelamin yang sama dengan kihidupan yang dulu bukan? Jadi aku bertanya.
"Kau di panggil apa dalam mimpimu?"
"En... Mungkin Cla-"
"Clara hime."
Jika aku cewek aku bisa menangis sambil memeluknya erat. Tetapi aku cowok, jadi aku harus menahan diri. Tetapi ternyata aku lebih cengeng dari apa yang aku inginkan.
Aku memeluk dan menitikan air mata.
Aku bertemu dengan Clara hime di saat aku hampir putus asa. Aku sangat bersyukur. Sekarang aku ada harapan kalau aku bisa bertemu dengan Len. Aku dan Cla- bukan, Asuka berjalan pulang sambil bercanda. Aku sangat rindu suasana ini.
.
.
.
.
.
Esoknya aku iseng bertemu dengan Asuka. Aku hanya berpikir ingin menemui Asuka. Eh dia malah mengusirku hahaha baiklah.Setelah aku berjalan pergi aku mendengar bisikan dari teman-teman Asuka.
"Kyaaa Chisoko-san. Ada hubungan apa di antara kalian?" tanya salah satu teman kelas Asuka.
"Rahasia dong. Yang terpenting bukan soal cinta." kata Asuka.
"Benarkah? Syukurlah..."
Hei... Aku yang mendengar itu sangat sakit kau tau. Ma... Dia hanya memikirkan satu orang. Aku penasaran di mana dia.
"Dia keren sekali ya..."
"Namanya juga bule. Pasti auranya berbeda. Hehehe..."
"Ah... Senpai... Koniciwa." kata kedua gadis yang tadi berbicara sambil bersemu merah.
"Koniciwa." kataku sambil tersenyum.
Merekapun berlalu dengan kegirangan.
Oh iya, aku dengar ada murid baru ya? Aku penasaran bagaimana wajahnya. Aku berjalan ke kantin karena ingin makan. Aku manusia jadi bolehkan aku makan.
Saat aku di pintu kantin aku melihat seseorang yang ingin keluar dan wajahnya...
"Len-niisan." bisikku saat orang itu melewatiku.
Dia berbaik kaget dan tak percaya. Binggo banget bukan? Aku hanya tersenyum lega lalu berjalan masuk. Tiba-tiba ada tangan yang menepuk pundakku dari belakang. Saat aku berbalik, ternyata orang yang tadi.
"Gomen, namae wa?" tanya dia.
"Kiritsu Akira. Kalau kau?" tanyaku sambil tersenyim.
Dia tersenyum dan berkata. "Alan Satoko. Yoroshiku."
"Yoroshiku." kataku membalas lalu berbalik dan masuk.
Akhirnya aku menemukannya. Apa aku harus memberitaukan ke dia ya? Tetapi... Aku akan kehilangan dia sekali lagi.
Ah... Biar takdir saja yang menemukan. Aku hanya perlu memberitahu mereka berdua tentang keberadaan mereka.
.
.
.
.
.
Ternyata takdir memang di pihak mereka.
Karena esoknya, di saat pelajaran selesai aku berjalan ke luar kelas dan berharap Asuka belum pulang. Sialnya aku di panggil temanku untuk membantunya."Baiklah, sebentar saja." kataku.
"Yes! Terimakasih Akira!" seru temanku bersemangat.
Aku membantunya untuk mengerjakan tugas dari guru. Aku melihat jam, astaga!
"Gomen, bolehkah aku pergi sebentar Kaoru?" tanyaku.
"Uh... Baiklah..." katanya lemas.
Aku berlari ke arah kelas Asuka. Saat mendekati, aku mulai berjalan pelan. Baru saja aku ingin melihat ke dalam, aku melihat Alan sedang mengambil pensil mekanik milik Asuka.
Dengan refleks aku menyandarkan badanku ke dinding untuk bersembunyi. Aku bingung "kenapa aku bersembunyi?".
"Len..."
Aku mendengar bisikan Asuka. Mungkin ia mengigau?
Setelah itu aku mendengar pensil mekanik terjatuh. Itulah awalnya mereka bertemu.
Aku terus mendengarnya. Aku tersenyum dan berpikir inilah yang paling terbaik. Aku berjalan pergi menuju kelasku. Saat aku sampai ternyata sudah kosong. Aku mengambil tasku dan berjalan keluar.
Sekarang aku sedang duduk di sebuah ayunan di taman dekat rumahku. Aku duduk diam tampa suara.
"Hei, ayunan itu untuk anak yang berusia di bawah 10 tahun loh..."
Aku menengok ke atas, ternyata dia sepupuku, Ayumi yang sedang melihatku dengan senyum sinis.
"Aku tau, yang terpenting aku tidak memankannya bukan?" tanyaku sambil menutup mata.
"Kau mengantuk? Kenapa tidak pulang saja? Kau tau, ibumu menanyakan di mana kau loh..." kata Ayumi sambil duduk di ayunan sebelahku.
"Hahaha.. Apa yang kau jawab?" tanyaku sambil melihatnya.
"Aku bilang 'Akirakan anak cowok jadi dia pasti akan pulang kok.' yah... Itu membuat ibumu sedikit tenang." kata Ayumi sok.
"Oke, terimakasih." kataku sambil berdiri.
"Ingat! Hanya sedikit loh ya!" kata Ayumi galak.
"Hei jangan galak-galak. Nanti kau diputusin loh.." godaku.
"Hei enak saja kau berbicara!" kata Ayumi gemas.
"Hahaha hai-hai, oyasumi." kataku sambil berbalik sebentar lalu berjalan lagi.
"Oya-su-mi!" kata Ayumi yang menekan kata-katanya.
Aku hanyq tertawa kecil sambil berjalan pulang.
Sip! Ini adalah sp yang pertama dan yang terahir. Jadi saya ucapkan banyak terimakasih karena sudah membaca, me-vote dan mengomentari cerita ini. Silahkan baca ceritaku yang lain ya.
Thank you :)
![](https://img.wattpad.com/cover/32492827-288-k467684.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
My butler
Randomsebuah cerita dengan latar saat abad 18-an di Inggris. seorang pengusaha rokok yang kaya, bijak sana, rendah hati dan perhatian mempunyai anak bernama Clara yang sikapnya tak jauh berbeda dengan ayahnya dan sangat ceria. Clara mempunyai 2 butler Len...