01 - About Us

1.9K 116 10
                                    

Jangan lupa komen dan vote, happg reading! <3

-----------------------------------------------------------------

Di malam yang sunyi terlihat beberapa orang duduk tanpa suara di sebuah meja makan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Di malam yang sunyi terlihat beberapa orang duduk tanpa suara di sebuah meja makan. Tidak ada perbincangan sedikitpun setelah sang kepala keluarga memberikan sebuah berita yang sangat mengejutkan bagi seluruh orang yang mendengarnya. Victoria, sang istri yang melihat keadaan yang begitu tegang dan canggung akhirnya turun tangan.

"Eve" panggilnya pada sang putri yang menjadi topik utama dari pembicaraan malam ini.

"Ibu tidak membela siapapun kali ini. Ibu pikir kau sudah cukup umur untuk mengerti semua ini. Semua perbuatan pasti ada konsekuensinya, apa yang kau tanam itulah yang kau petik". ujar Victoria tegas tapi tetap bernada lembut agar tidak menyakiti perasaan putrinya.

"Tapi ini tidak masuk akal dan terlalu mendadak, Ibu! Ibu sendiri tau itu bukan hal yang mungkin kulakukan,"

"Kita tidak bisa melanggar janji diatas materai, sayang. Terlepas dari semua yang telah terjadi di pernikahan pertama kalian".

Eve yang sedari tadi menggigit bibir bawahnya hanya bisa mengepalkan tangan erat dibawah meja makan. Ia sekuat tenaga tidak menangis atau sampai membentak orang tuanya. Perempuan berusia 26 tahun itu menghela napas pelan. Ia sudah menduga hal ini cepat atau lambat akan terjadi. Dampak dari perceraiannya dengan pria itu. Matanya mulai berkaca kaca kala mengingat ia tidak akan pernah bisa lepas darinya.

"Terserah kalian. Lagipula aku tidak bisa menolak sumpah itu," ujarnya yang langsung pergi dari meja makan.

"Kakak!" panggil sang putra bungsu yang langsung ditahan oleh sang kepala keluarga.

"Kakakmu butuh waktu sendiri. Biarkan ia merenungi konsekuensi dari semua perbuatannya. Tugas kita hanyalah memberitahunya tentang 'hal' itu".

Blake terdiam sejenak. Ia hanya tidak ingin kakaknya berpikir yang tidak tidak padahal faktanya tidak seperti apa yang selalu ia pikirkan.

"Tapi Ayah, apa tidak apa apa? kakak bahkan masih belum tau kenyataan jika-"

"Blake, Ayah tau kau menyayangi kakakmu. Tapi kau juga harus bisa menghargai permintaan dari orang lain. Apalagi mungkin itu sudah tidak bisa disebut dengan permintaan melainkan janji".

Blake menatap Ibunya yang masih diam ditempatnya. Begitu Victoria menganggukkan kepalanya, Blake spontan langsung kembali duduk ditempatnya. Ia hanya bisa menatap tangga dimana kakaknya naik ke kamar tadi dengan sendu. Laki laki berusia 18 tahun itu lagi lagi merasa tidak dapat membantu apapun dalam situasi ini. Sama seperti situasi saat tiga tahun yang lalu.

"Tuan Vinter telah mendengar perceraian kakakmu dengan cucunya setelah sekian lama kami dan keluarga Blaze menyembunyikan fakta besar itu. Beliau yang hidup menyendiri di pulau Lazarus demi menjauh dari hiruk pikuk kota akhirnya kembali lagi kemari"

𝘿𝙚𝙨𝙩𝙧𝙪𝙘𝙩𝙞𝙤𝙣 𝙊𝙛 𝙏𝙝𝙚 𝙎𝙞𝙣𝙣𝙚𝙧Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang