Suara lonceng kucing terdengar menggelitik telinga. Tidak sekali dia kali beberapa barang disekitar Eve terjatuh karena ulah Shelbi, kucing putih miliknya. "Shel, stop it""Shel," ulangnya lagi. Namun sayang, kucing yang lebih tepatnya anak dari kucing lamanya yang sudah meninggal sangat sangat aktif. Perempuan itu tidak sekali dua kali mengelus dada karena tingkahnya.
Jengah dengan Shelbi, Eve lantas melanjutkan kegiatan membaca bukunya. Hidupnya begitu membosankan begitu ia menjadi pengangguran seperti sekarang. Namun tidak cukup lama, atensinya beralih kepada ponsel miliknya yang bergetar menandakan sebuah notifikasi masuk. Alisnya berkerut samar melihat sebuah nama yang tidak asing.
Teivell_bl mulai mengikuti anda.
"Teivel? Aku bahkan melupakan atensi orang ini," gumamnya.
Beberapa kilas memori memenuhi ingatan Eve. Teivel adalah sepupu Caiser. Putra dari anak tertua Vinter Blaze. Jika kalian berpikir Caiser dan Teivel memiliki hubungan yang baik, jawabannya tentu saja benar. Benar benar salah. Bahkan pada masa remajanya pun, Eve melihat perseteruan diantara keduanya tidak pernah mereda seharipun. Ia serasa sedang berkaca, hubungannya dengan sepupunya, Rex, pun tidak begitu baik. Namun setidaknya Eve dan Rex pernah memiliki masa kanak kanak dengan sepupu yang indah layaknya keluarga besar pada umumnya. Hubungannya dengan Rex memburuk sejak perceraian antara dirinya dan Caiser dulu.
Ego Eve tersentil kala sepupunya bahkan lebih membela Caiser. Hal yang menjadi alasan utama Eve membenci pria itu hingga saat ini. Walau tidak dapat ditampik, ia terkadang merindukan sosok Rex sebagai figur kakak karena dirinya adalah anak sulung di keluarganya.
Ting
Genggaman pada ponselnya sedikit mengendur kala melihat Teivel mengirimnya pesan melalui media sosial. Tidak ingin memperpanjang urusan, Eve tidak berniat membukanya sama sekali. Sudah cukup ia terjatuh dalam lingkup keluarga Blaze, ia tidak ingin terlibat lebih dalam lagi dengan keluarga ini.
"Shelbi, waktunya makan" panggil Eve setelah dirinya menuang makanan kucingnya pada pet bowl paw. "Shelbi?" panggilnya lagi dengan nada lebih keras.
"Kucing nakal satu ini" desah Eve. Ia lantas mencarinya ke halaman karena terakhir kali Shelbi keluar, dirinya berubah warna menjadi coklat. Karena apa? Tentu saja karena dirinya yang bergelut seharian dengan tanah basah.
Langkah kaki Eve terhenti saat dirinya melihat bayangan di kaca jendela sekilas. Tampak Caiser— duduk di kursi roda dengan Shelbi dipangkuannya. Shelbi terlihat sangat mencolok di pelukan pria dengan turtle neck hitam itu. Eve menyentuh dadanya saat perasaan tidak nyaman melingkupi hatinya. Ia benci disaat terlihat lemah hanya karena mengenang sesuatu yang tidak sepantasnya.
Eve dengan cepat berbalik meninggalkan halaman luar dan berjalan cepat menuju perpustakaan kecil di mansion mereka. Ia sedikit membanting pintu, menandakan perasaan kalutnya. Mata Eve berair, tidak ia tidak boleh lemah. Bodoh, itu hanya kalimat penenang baginya.
Beberapa tahun lalu, pemandangan Caiser remaja memeluk seekor kucing putih kembali menghantui Eve. Shela, ibu dari Shelbi, adalah hadiah ulang tahun yang diberikan Caiser untuknya. Kenangan indah yang menjadi semu. Shelbi terkubur tak lama setelah Caspian meninggalkan dunia. Kini tersisahlah Shelbi yang bersama mereka.
"Mengapa kau begitu jahat kepadaku, Tuhan? Tidak inginkah kau memberikanku sedikit kebahagiaan?" gumam Eve dengan tatapan kosong.
Terlempar ke beberapa waktu yang lalu, disaat Eve membantu Caiser untuk mandi. Perempuan itu bahkan baru tersadar setelah keluar dari kamar utama mereka. Untuk apa ia melakukan hal itu? Apa yang melandasi di tindakannya sebelumnya?
KAMU SEDANG MEMBACA
𝘿𝙚𝙨𝙩𝙧𝙪𝙘𝙩𝙞𝙤𝙣 𝙊𝙛 𝙏𝙝𝙚 𝙎𝙞𝙣𝙣𝙚𝙧
Romance"Tubuh dan mentalmu yang sudah cacat itu tetap tidak bisa membayar apa yang telah kau lakukan pada putraku, Caiser! Seharusnya kau yang mati, Caiser! Kau! Bukan putraku, bukan Caspianku" raungan tangisan menyayat hati memenuhi ruangan megah yang tam...