05 - Madness

1.5K 97 10
                                    

Btw, karena jadwalku udah mulai padat lagi, up nya jadi 3-4 hari/chapter, ya!
Jangan lupa komen dan vote, happy reading! <3

-----------------------------------------------------------------

   "Bill! Cepatlah kemari! Kau ini lama sekali!," kesal wanita berambut blonde dengan gaun hitam berpotongan dada rendah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


   "Bill! Cepatlah kemari! Kau ini lama sekali!," kesal wanita berambut blonde dengan gaun hitam berpotongan dada rendah. Laki laki yang sudah ia kenal sejak sekolah menengah pertama itu selalu sukses membuat darahnya naik!. Ia sudah menunggu di ruang tamu sedari tadi tapi pria berkaca mata itu tidak juga keluar.

   "Iya, Jane. Kau bilang padaku untuk ingin minum black tea, kan? Jadi aku membuatkannya untukmu," jelas Bill dengan se cup black tea ditangannya.

   Janelle yang awalnya memasang wajah masam kini langsung mengubahnya menjadi seratus delapan puluh derajat. "Kau memang yang terbaik, Bill," seru Janelle yang sudah mengambil cup itu dari tangan Bill dan mengecup ringan pipi sahabatnya.

   Pria dengan sweater rajut itu hanya menggeleng pelan melihat temannya yang sangat moody. "Ayo, Jane. Kau sudah membawa cookies nya, bukan?" tanya Bill menatap Jane yang masih setia menyeruput black tea miliknya. Janelle mengangguk dan menyodorkan sebuah paper bag kearah Bill.

   Mereka yang sudah siap didalam mobil pun langsung menuju ke rumah baru sahabat mereka yang baru saja mengikrarkan janji suci di altar kemarin.

   "Mansionnya masih sama dengan yang dulu, bukan?," tanya Bill yang diberi anggukan ringan oleh Janelle.

   "Sepertinya mereka hanya tinggal berdua saja. Kemarin malam Eve memberitahuku jika orang tua Caiser pindah ke mansion lama mereka"

  Bill hanya menganggukan kepalanya tanda mengerti. Tidak butuh lama untuk sampai di kediaman sahabat mereka, Bill langsung masuk kala penjaga mansion itu langsung membukakan gerbang besar yang mengelilingi mansion berukuran tidak wajar itu. Sepertinya penjaga itu sudah diberitahukan oleh Eve jika mereka akan berkunjung.

   "Hah? Sudah habis ternyata," gumam Janelle yang diberi kekehan ringan oleh Bill. "Besok akan kubuatkan lagi, Queen," ujarnya yang diberi putaran bola mata Janelle.

   "Aku yakin kau sendiri pasti akan lupa dengan ucapanmu, Tuan Leveret!"

  "Jika begitu mari kita bertaruh. Jika besok aku masih ingat dengan janjiku, kau akan menuruti permintaanku, Nona Leveret"

   Janelle mengernyitkan dahinya, tangannya yang hampir semuanya dihiasi oleh perhiasan itu memukul keras kepala Bill. "Ucapkan terima kasih padaku yang telah menyadarkanmu dari imajinasi konyol itu, Leveret sialan!"

   Bill hanya tertawa terbahak bahak melihat wajah Janelle yang sudah tertekuk seperti buku kusut. Ia lagi lagi hanya menggeleng pelan dan melepaskan seatbelt Janelle.

   "Hey, Bill. Mansion ini ternyata tidak berubah sejak dulu, ya," bisik Janelle setelah melihat semua pekarangan bahkan beberapa benda kecil di mansion itu. Pria berkaca mata itu hanya menganggukan kepalanya singkat. Tapi ia tentu saja merasakan beberapa hal yang berbeda walaupun kata sahabat perempuannya mansion ini tidak berubah.

𝘿𝙚𝙨𝙩𝙧𝙪𝙘𝙩𝙞𝙤𝙣 𝙊𝙛 𝙏𝙝𝙚 𝙎𝙞𝙣𝙣𝙚𝙧Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang