"Kaii, jangan diambil! Aku belum selesai mengerjakannya!," teriak seorang gadis berseragam SMP mengejar seorang anak laki laki yang sudah berlari jauh didepannya."Lihat sebentar saja masa tidak boleh, dasar pelit," serunya memancing emosi gadis dengan rambut dikepang kebelakang itu.
"Iya, aku memang pelit! Apalagi kalau dengan dirimu, tuan muda Caiser Blaze yang terhormat," sarkasnya sambil merebut kasar buku bewarna merah muda yang diambil oleh bocah tengik dihadapannya.
Caiser, anak laki laki yang bahkan tidak lebih tinggi dari gadis didepannya merengut kesal. Mengapa ia begitu galak jika dengan Caiser? Itu pilih kasih dan tidak adil!
"Kai!!!," teriak Eve kaget saat Caiser mengambil jepit rambut berbentuk pita dari rambutnya. Akibat suaranya yang melengking, banyak orang disekelilingnya yang langsung menatap dua insan itu. Ada yang hanya diam memperhatikan apa yang terjadi, namun tak sedikit pula yang menertawakannya. Wajahnya memerah menahan amarah. Eve yang sangat kesal membanting bukunya ke lantai dah berlari menjauh dari kerumunan.
"Hey, Lyra! Ini bukumu ketinggalan! Eh, jepit rambutmu juga," teriak Caiser yang semakin menarik orang orang menertawakan mereka.
"Kalau suka bilang saja, Caiser. Jangan menggodanya terus begitu dong. Ah, culun sekali," ucap seorang remaja berdarah Indonesia - Belanda yang ada didekatnya. Dirinya sudah menonton pertunjukan cinta monyet teman seangkatannya itu sedari tadi.
"Diam, Sinyo. Besar sekali mulut Belanda mu itu," sewot Caiser.
"Hei, jangan memanggilku Sinyo!," geram remaja setengah darah penjajah itu. Ia tidak suka dipanggil Sinyo, karena pada zaman penjajahan dahulu kata Sinyo digunakan untuk anak laki laki keturunan Indo-Belanda yang sombong nan rasis.
"Namaku Yesa, YESA! Bukan Sinyo!"
"Kau pikir aku peduli?," ujar Caiser berlalu tanpa menatap karena terburu buru mengejar gadis berambut kepang yang ia goda tadi.
Remaja laki laki itu berlari ke seluruh penjuru sekolah sambil membawa sebuah buku merah muda dan jepit rambut pita. Matanya mencari cari gadis yang menarik atensinya. Ia langsung berlalu begitu matanya tidak menemukannya. Lagi dan lagi.
"Dimana anak itu? Cepat sekali larinya"
Bruk
"Heh, dasar berandal! Apa yang kau lakukan pada temanku? Dasar tuan muda manja banyak tingkah," cerca seorang gadis remaja berkacamata pada Caiser.
Caiser memutar bola matanya malas. "Cerewet, kau lagi, kau lagi. Aku muak melihat wajahmu. Daripada aku menjawab pertanyaan tidak pentingmu, dimana temanmu itu? Aku ingin menemuinya," ucapnya arrogant.
Melly, selaku teman dekat Eve sangat geram dengan kelakuan Caiser yang sangat menyebalkan. "Kau itu ya, dasar pembuat onar! Eve menangis gara gara dirimu tau, kau itu memang—"
KAMU SEDANG MEMBACA
𝘿𝙚𝙨𝙩𝙧𝙪𝙘𝙩𝙞𝙤𝙣 𝙊𝙛 𝙏𝙝𝙚 𝙎𝙞𝙣𝙣𝙚𝙧
Romance"Tubuh dan mentalmu yang sudah cacat itu tetap tidak bisa membayar apa yang telah kau lakukan pada putraku, Caiser! Seharusnya kau yang mati, Caiser! Kau! Bukan putraku, bukan Caspianku" raungan tangisan menyayat hati memenuhi ruangan megah yang tam...