Chapter 16 - Surprise !!

10.3K 695 4
                                    

Hari ini adalah hari yang ali dan prilly tunggu. Rencana nya mereka akan fitting baju untuk pesta pernikahan mereka dua minggu lagi. Mendadak bukan? Tapi itu lah keputusan final ali, dia tak ingin berlama-lama mengundur niat baik itu. Kedua nya sedang berada di ruang tamu rumah prilly, ali tampak gagah dengan stelan pakaian kantor nya. Semakin tampan dengan rayban yang bertengger indah di hidung mancung nya. Prilly tak kalah wow nya, dia memakai dress blue sky yang jatuh tepat di atas lutut. Dress rancangan calon ibu mertua nya. Menguncir asal rambutnya menambah kesan dewasa dalam dirinya. Ia menggunakan make up tipis dan sunglasses yang bertengger indah di hidung bangir nya. Ali mendial satu nomer di ponsel nya sementara prilly hanya memandang kekasih nya dengan dahi berkerut.

"Hallo Alex"

"Hallo tuan. Ada yang bisa saya bantu?" ucap suara dari ujung telepon. Nada bicara nya sangat tunduk dengan perintah ali.

"Aku dan calon istri ku akan fitting baju ke Butik mama. Tugas kan semua anak buah mu untuk berjaga di depan rumah calon istri ku"

"Baik tuan. Ada lagi?"

"Dan kau, bastian,dan fred ikut dengan ku. Gunakan audy hitam ku saja"

"Baik tuan. Saya akan segera kesana"

"Satu lagi alex--"

"Iya tuan. Sebutkan saja permintaan anda"

"Aku tak ingin menunggu. Segera lakukan tugas mu"

Ali mengakhiri telepon itu tanpa persetujuan alex.

"Kau habis menelfon siapa?" tanya prilly dengan tatapan menyelidik.

"Bawahan ku--"

Prilly hanya manggut-manggut menerima jawaban ali. Sesekali ia melihat jam tangan yang melingkar di pergelangan nya.

"Sudah jam 11 sampai kapan kita disini sweetheart"

"Tunggu sebentar sayang."

Sudah lima belas menit berlalu setelah ali menelpon orang bernama alex itu.

"Kau ingin di pecat alex" desis nya dengan nada geram. Ia mengusap puncak kepala prilly, gadis ini sudah kebosanan duduk di kursi tamu. Prilly tak mengerti dengan ali, sebenarnya apa yang ia tunggu sedari tadi. 

Dering ponsel ali berbunyi, tampak jelas nama penelpon nya 'Alex' .

"Iya alex"

"Semua anak buah saya sudah berjejer di depan rumah calon istri tuan hingga di samping mobil mercedes melatic baru anda."

"Bagus alex. Hampir saja aku akan memecat mu jika kau tak cepat menghubungiku"

"Maaf tuan. Ada sedikit kendala saat masuk ke rumah ini"

"Pastikan semua aman alex. Aku tak ingin terjadi sesuatu dengan calon istri ku. Kau mengerti?"

"Mengerti tuan"

"Saat aku menutup telepon ini berarti aku sedang berjalan keluar. Pastikan semua siap"

Ali menutup sambungan telepon itu dan menghampiri gadis nya yang sedang cemberut di single sofa.

"Ayo berangkat" ucap ali sambil mengusap lembut pipi gadis nya.

Prilly hanya memutar bola matanya jengah. Akhirnya ia berangkat juga. Ali mengamit tangan prilly, merangkul nya sangat erat. Setelah menghembuskan nafas panjang, ali membuka pintu rumah prilly. Kilatan-kilatan cahaya menyambut kedua nya. Prilly masih terdiam tak mengerti dengan semua ini.

"Bapak Ali bisa minta waktu nya sebentar?"

"Bapak ali apakah ini calon istri anda?"

"Bapak ali bagaimana dengan perempuan yang setahun lalu anda kenalkan kepada publik"

Suara wartawan saling bersautan mencecar pertanyaan untuk ali. Pria itu hanya senyum sekilas dan segera merangkul calon istri nya. Puluhan bodyguard memberikan jalan untuk kedua nya. Prilly melingkarkan tangan nya pada ali sangat erat, ia masih bingung dengan hal ini.

Ali membukakan pintu untuk prilly kemudian ia memutari mobil dan duduk di bangku kemudi. Mercedes nya pun melaju meninggalkan pelataran rumah prilly. Para wartawan masih ada saja yang membuntuti nya, ia tersenyum lega ketika menyadari ada tiga mobil audy hitam yang menjaga nya. Siapa lagi jika bukan Alex, Fred, Bastian dan beberapa anak buah nya.

"Jelaskan pada ku apa yang terjadi?" tanya prilly memecah keheningan.

"Tidak apa-apa. Tak usah kau pikirkan"

Prilly mendengus sebal mendapat jawaban semu dari ali. Ia pun memilih berselancar di media sosial. Ia tercekat ketika menemukan salah satu artikel yang memajang foto nya dan foto ali di depan rumah nya tadi. Bukan terkejut dengan fotonya, namun judul artikel itu.

"Aliando Syarief sang Billionaire muda telah menjatuhkan hati nya pada model cantik Prilly Latuconsina"

Siang ini Aliando syarief , CEO dari Syarief communication and Electro dan Seorang pemuda yang masuk dalam jajaran lima besar orang terkaya dan berpengaruh di dunia akan melakukan fitting baju pengantin bersama calon istri cantik nya Prilly Latuconsina, Seorang Model ternama Indonesia. Namun kedua nya masih enggan untuk berkomentar dengan kabar baik ini....---

Prilly menelan ludah susah payah, kejutan apalagi ini. Bahkan ia hanya menyangka jika ali hanya masyarakat biasa. Bisa di lihat ketika pertama kali mereka bertemu bahkan ali tidak ada pengawalan sama sekali layak nya para billionaire.

"Ada apa?" tanya ali sambil melirik ke arah prilly.

"Jelaskan pada ku tentang artikel ini. Dan apa maksud billionaire yang kau sandang--"

"Hast mereka terlalu melebih-lebihkan."

"Jelaskan pada ku Aliando Syarief--"
"Baiklah."

Ali mengambil nafas dalam lalu menghembuskan nya. Prilly duduk menyamping menatap lekat ali dari bangku penumpang.

"Aku Aliando Syarief, pewaris tunggal Syarief Communication and Electro. Perusahaan yang bergerak di bidang IT dan elektro, perusahaan ku tak hanya di  Indonesia. Kami memiliki anak cabang seperti di Washington DC, Jerman, Australia, dan Negara Eropa lain nya. Perusahaan kami berkembang pesat dan tentu nya pendapatan yang kami peroleh tak main-main. Banyak investor yang mempercayakan tender mereka pada kami, sebuah kesenangan tersendiri untukku--"

Ali memberi jeda ucapannya. Ia membasahi kerongkongan nya.

"Menurut badan survei, kekayaan ku cukup fantastis di usia ku yang masih muda ini. Dan aku masuk urutan orang terkaya dan berpengaruh nomer dua di dunia--"

Giliran prilly yang tercekat, bahkan rawendra group tak ada seujung kuku pun jika disandingkan dengan ali. Tapi mengapa chandra dan rawendra bersikap sangat angkuh seolah dia lah penguasa dunia.

"Dan soal pertemuan awal kita--"

"Aku kan dalam rangka kabur dari rumah. Jadi aku harus tampil sebiasa mungkin dan tentang bodyguard-- . mereka selalu mengawasi ku waktu di venice sampai jakarta. Aku menyuruh mereka mengawasi ku dari jauh. Mereka juga tahu saat aku di pukul chandra di Bandara, alex sudah siap menerjang chandra tapi aku memberi kode pada nya untuk tidak ikut campur dengan urusan ku"

"Dan kenapa wartawan baru mengejar ku saat ini. Hal itu karena aku menyembunyikan kepulangan ku dari venice hingga mereka akhir nya mendengar desas desus aku akan menikah--"

"Maaf membuat mu tak nyaman"

Prilly menggelengkan kepala nya pelan kemudian menyandarkan kepala nya di bahu ali.

"Terimakasih telah memilihku" ucap prilly lirih

Maaf Jika ada typo

Vote and Comment qaqa :)

20 April 2015
Disaat kau memeluk tubuhku memberikan kehangatan dan meningkatkan kinerja hormon oksitosin dan serotonin dalam tubuhku.

Venice, I'm in LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang