Mercedes melatic milik ali melaju menembus padat nya jalanan ibukota. Ali tampak fokus dengan jalanan, sesekali membenarkan letak rayban nya. Prilly hanya memandang kemacetan dengan jengah. Ali memasang earphone bluetooth di telinga nya.
"Alex--"
"Iya tuan."
"Pastikan kalian di sekitar mobil ku. 5 menit lagi kita sampai."
"Siap tuan. Ada yang anda ingin kan lagi?"
"Serahkan ponsel mu pada fred ---"
"Baik tuan"
Ali memfokuskan tatapan pada jalanan di depan nya.
"Hallo bos"
"Fred. Aku butuh bantuan mu"
"Apapun itu akan saya lakukan untuk anda."
"Bagus. Kau lihat paparazi yang membuntuti ku AB 134 F. Radius satu meter dari mobil mu"
"Aku mendapatkan nya bos"
"Suruh anak buah mu menyingkirnya. Dia cukup mengganggu"
"Siap bos."
"Perintah kan Bastian untuk menyiapkan anak buah nya di Butik mama ku. Aku tak ingin menunggu. Sesegera mungkin"
"Akan saya lakukan"
Ali memutus panggilan itu, ia membelokkan mercedes nya pada halaman butik yang megah. Diamond Bridal Fashion.
"Sial"
"Aku membenci ini ali. Kenapa banyak sekali wartawan di depan butik mama mu"
"Aku akan membereskan nya sayang. Sabar lah sebentar"
"Aku sudah menunggu tadi. Harus kah aku mengulanginya. Menunggu dan menunggu"
"Sial kau bastian. Kenapa belum membereskan semua" desis ali dengan nada geram.
Dengan keberanian penuh ali membuka pintu kemudi nya. Ia berputar membukakan pintu untuk perempuan nya. Kilatan-kilatan cahaya menyambut nya, prilly membenarkan sunglasses yang sedari tadi bertengger indah di hidung nya.
Keduanya memberikan senyuman terbaik saat para wartawan membidik foto kedua nya.
"Bapak ali bagaimana persiapan pernikahan kalian?"
"Dari mana kalian berkenalan?"
"Sudah berapa lama anda menjalin hubungan dengan model cantik ini?"
Ali melingkarkan tangannya di pinggang prilly, memeluknya possesive.
"Nanti saya akan jawab di konferensi pers. Untuk jam dan tempat bisa kalian tanyakan ke Alex. Orang kepercayaan saya ---"
Anak buah bastian tengah siap membuka jalan untuk kedua nya. Ali dan prilly berjalan beriringan, wartawan masih setia membidik sang billionaire dan kekasihnya.
Prilly bernafas lega ketika sampai di ruang mama ali. Ia menghempas tubuhnya di sofa panjang, di ikuti dengan ali.
"Ini melelahkan" ucap prilly sambil memijat pelipis nya.
"Memang seperti itu"
"Kau mengalami ini berulang kali?" tanya prilly
"Iya. Dulu malah lebih parah saat aku bersama aurora"
Prilly hanya manggut-manggut dan menguatkan mental. Seperti nya hari-hari ke depan kehidupannya akan seperti ini.
"Hai. Kalian sudah datang?"
