2.1 KELUARGA CEM-APA

579 91 2
                                    


Sore hari setelah para teletabis beres-beres posko dan berleha-leha, Pak Kadus datang mengunjungi posko. Beliau tidak sendirian, karena beliau tidak jomblo seperti Ten.

Pak Kadus datang bersama istrinya. Wendy yang memang sudah pernah bertemu Pak Kadus dan keluarga kecilnya, menyalami mereka paling pertama.

"Halah caper banget Wen depan calon kakak ipar" seloroh Ten yang mendapat cubitan maut dari biduan cantik itu. Pak Kadus hanya tertawa menanggapi perkataan Ten.

"Saya Kadus atau lengkapnya Kepala Dusun di Dusun Prenjonan ini mas-mas mbak-mbak semuanya. Nama saya Iwon. Ini istri saya namanya Yuna. Anak saya udah empat walaupun masih muda begini, hahaha"

"Pak, Bu Yuna boleh buat saya gak Pak?" suara itu berasal dari mulut Johnny yang sekarang sedang cengengesan. Pak Iwon hanya tertawa sambil merangkul istrinya. Harus dijagain nih istrinya, banyak buaya lepas kandang begini.

"Canda Pak. Saya masih mau KKN disini. Jangan dideportasi ya Pak" Johnny kembali bersuara.

"Oiya, anak-anak gak ikut kesini Bu?" Tanya Sowon yang sebenarnya kepo dengan anak-anak Pak Kadus yang kata Wendy ganteng dan cantik tapi otaknya minus.

"Oh, yang sulung masih belanja tadi di pasar. Si kembar di rumah mbak. Katanya sih nanti nyusul kesini. Kalo si bontot lagi main sama temennya di lapangan tadi" kata Bu Yuna sambil tersenyum, yang membuat meleleh semua buaya disitu.

"IBUU!!!! SIKIL NANA DISOSOR BANYAK BU!! LHA ECAN MAU MBALANG BANYAK NGANGGO WATU, YO BANYAKE NGOYAK. NANA DADI KORBANE" teriak anak SMP yang tengah berlari kearah Bu Yuna dan Pak Iwon, mulutnya dimonyongkan ke depan, menunjukkan bahwa ia sedang sebal.

Ryujin nahan ketawa, udah SMP masih aja kelakuannya kayak bayi. Yaaa namanya anak bontot, pasti masih jadi kesayangan orangtuanya sih.

"Adek, ampun bengak-bengok gitu ih. Malu ada mas-mas sama mbak-mbak ini lho" Yuna mengusak rambut anak bungsunya itu, membelainya dengan penuh rasa sayang.

"Mereka anak kaen Bu?"

"KKN dek yang bener" ralat Taeil

"Lha iya Kaen" Nana masih mengulang kata-katanya tadi walaupun sudah dikoreksi oleh Taeil.

"KKN dek. Bukan Kaen. Slepet nih" Somi sudah ancang-ancang mau nampol Nana, tapi Nana justru menjulurkan lidahnya, mengejek Somi.

"Slepet sini. Ndak takut"

"Ndak takut kok ngumpet belakang ibu. Ya sama aja takut namanya" kali ini Naeun yang buka suara, membuat Nana kalah.

"Ayo minta maaf ke mbaknya. Kamu ini sukanya ngejek orang terus. Ketularan Ecan to. Ntar ben ibu marahin ibunya Ecan" Bu Yuna sedikit mengomel, tapi Nana terlihat tidak senang dengan perkataan ibunya.

"Ndak usah bilang Bu Taeyeon lho bu. Ibunya Ecan kan kayak macan. Galak pol" Nana melarang ibunya.

"Assalamualaikum, wahh rame ya" perempuan cantik nan anggun baru saja datang bersama lelaki tampan berlesung pipi, wajah mereka nampak mirip.

Ini pasti anak kembarnya Pak Iwon dan Bu Yuna. MasyaAllah ganteng dan cantik beneran ini mah.

"Saya Chaeyeon mbak, mas. Ini kembaran saya, Jaehyun namanya. Jae, salim heh" Chaeyeon nyuruh kembarannya salim ke anak-anak teletabis.

"Lho, Mbak Krystal urung bali, Kak?" Tanya Pak Iwon ke Chaeyeon yang dipanggil 'kak' itu.

"Won, artiin" bisik Mina ke Sowon.

"Bapak nanya Mbak Krystal belum pulang" Sowon menerjemahkan.

"Dereng Pak. Masih di pasar kayaknya. Kakak ndak tau. Bisa jadi mampir ke Mie Ayamnya Mas Jongin. Biasa Pak, ngapel pacar"

KKN DESA PENYANYITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang