LAPAN-DADA

393 56 16
                                    


"Rea pernah kesini loh Mema" ucap si kecil heboh ketika tau tempat ini adalah tempat yang pernah ia kunjungi.

"Oh ya? Sama siapa kesini?" Tanya Ryujin.

"Sama Papap, Pepa sama Yangkung dong" ucap Rea pamer. Ryujin melihat kearah lelaki disebelahnya.

"Kamu ajak Rea kesini?"

Lelaki itu mengangguk, "Dia harus ketemu sepupunya bukan?"

Ryujin nampak ragu, tapi dia kembali bersuara, "Dia baik?"

Lelaki itu terdiam, "Dia butuh kamu, Ry"

Nafas Ryujin seperti tercekat. Lidahnya kelu. "Baru sekarang aku bisa sedikit berani kembali lagi ke tempat ini"

"Jerman membuatmu pulih, Ryujin. Tapi tetap saja, bagiku obatmu yang sesungguhnya adalah berdamai dengan masa lalumu" ucap lelaki itu.

"Sulit. Bayang-bayangnya bahkan masih sering melintas di kepalaku"

Lelaki itu menghentikan mobilnya tepat di sebuah rumah. Cukup ramai disana, terlebih ada seseorang yang menyambut mereka.

"Selamat datang Kak Yupiiiii" ucap Chaeryeong senang.

Senyum yang sedikit dipaksakan tercetak dari wajah Ryujin. Ia meminta sedikit waktu lagi kepada Chaeryeong sebelum akhirnya ia akan turun dari mobil. Chaeryeong mengiyakan dan kembali sedikit menjauh dari mobil yang ditumpangi Ryujin.

"Kata ibu, kalo kamu nggak kuat, kamu bisa minta pulang. Nanti aku antar lagi"

"Aku mau ketemu dia dulu" pinta Ryujin yang diangguki lelaki itu. Mereka bertiga turun dari mobil.



"Yupiiiiiii..... Huwaaaa long time no see, bitch" seru Somi yang sekarang semakin cantik. Jelas, dia kan udah jadi artis pemain film sekarang.

"Lengkap formasi?" Tanya Ryujin setelah melepas pelukannya, Somi menggeleng.

"Masuk aja Pi. Ada Leo di dalem. Dia yang bakal nganter Lo ketemu Koko sama Danish" ucap Chaeryeong yang menggendong anaknya. Sedetik kemudian, Lele muncul di pintu rumah. Berdiri dengan gagahnya.

Ryujin mendekatinya. Air matanya mengalir tanpa permisi. "Kenapa udah dewasa aja sih Lo. Nggak ada partner ribut lagi dong gue" ucap Ryujin sedikit tertahan, suaranya ia redam agar tidak terlalu bergetar karena tangis.

Lele merengkuhnya, menyalurkan kerinduannya. "Mau langsung ketemu Koko sama Danish?"

Ryujin mengangguk. Lele menggandeng tangan Ryujin menuju sebuah kamar. Lele memutar knop pintu, membukanya hingga Ryujin hampir saja kembali terisak. Kamar bernuansa biru langit yang sangat luas.

Ryujin mendekati ranjang itu. Ia merindukan orang itu, setiap momennya.

"Ko, aku udah pulang"

Hening. Hanya suara deru nafas Lele dan Ryujin yang terdengar. Ryujin kembali menahan tangisnya. Lele meninggalkannya, ia keluar dari kamar itu. Menutup pintu kamar itu. Ryujin butuh ruang.

"Koko marah ya? Maaf, Ry baru pulang sekarang. Ry selama ini di Jerman"


Ryujin kembali menjeda kalimatnya. Dadanya sesak, tapi ia harus kembali mengungkapkan semuanya.


"Ry kangen Koko sama Danish. Maafin Ry yang baru pulang sekarang. Maafin Ry yang terlambat pulang. Maafin Ry"

Tangis Ryujin pecah. Ketegarannya porak poranda. Ia meraung, menangisi Kun yang separuh hidup dan separuh mati selama 9 tahun ini.

Kun mengalami kecelakaan pesawat 10 tahun silam. Di tahun pertama memang ia terlihat baik-baik saja, hanya beberapa patah tulang dan tidak bisa berjalan selama 5 bulan. Namun, yang ia pikirkan setiap harinya adalah kondisi Ryujin yang juga menjadi korban kecelakaan pesawat itu. Hingga akhirnya ia kembali tumbang dan mengalami koma selama 9 tahun ini.

KKN DESA PENYANYITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang