4. HE CAME BACK

1.1K 31 12
                                        

Djenar's POV

"Sarapannya udah habis kah mbak?" tiba-tiba ada tamu yang menghampiriku. Aku sedikit kaget karena jam segini ada yang datang menanyakan sarapan.

"Mohon maaf, Bapak. Ini sudah melewati jam sarapan kami. Sarapan sudah kami siapkan dari pukul 6 sampai pukul 9 tadi pagi. Mohon maaf bapak dari room nomor berapa?" jawabku mencoba sesopan mungkin untuk menghindari complaint.

Orang itu hanya terdiam sambil menengok kanan dan kiri sembari mengetuk-ngetuk meja reception dengan jarinya sampai akhirnya dia kembali mengagetkanku dengan pertanyaan berikutnya.

"Saya bisa ketemu manager hotel?" tanyanya datar tapi cukup membuatku panik.

Aku mencoba mengingat-ingat siapa tamu ini. Wait. Aku inget beliau. Ah Fix, ini orang yang kemarin check in dengan beberapa special request. Gusti Dirgantara?

"Baik, mohon maaf. Boleh kami bantu terlebih dahulu mungkin, Bapaak.."

"Gusti.. Gusti Bimantara" yaa ituuu, Bimantara.

"Baik, Bapak Gusti. Boleh berkenan sampaikan kepada kami mengenai masalah bapak sebelum kami teruskan ke hotel manager kami? Kalau untuk sarapan masih bisa kami persiapkan dan nanti kami antar ke room pak Gusti"

"Nggak usah mbak, saya mau ketemu managernya. Nanti saya sampaikan langsung ke orangnya" lhah.. mamvus gw. Bakal complaint apa ini duhh.. Aku anak baru paaak, jangan sampe kena SP aaaaaa..

"Baik, kami mengerti, Bapak Gusti berkenan bertemu langsung dengan beliau, namun sebelum kami meminta beliau untuk menemui Bapak, boleh mohon bantu sampaikan, ini nanti perihal keluhan atau kendala menginap Bapak, atau apa, Bapak? Berkenan duduk dulu di lobby untuk kita bicarakan perihal ini?" Ucapku mencoba tenang.

"Ada apa Djenar?" Nahloh pak Aldi. God, please help me.

"Selamat pagi, Bapak Aldi. Tamu kami, Bapak Gusti, berkenan bertemu dengan Bapak untuk menyampaikan sesuatu. Tadi kami sedang berusaha mengakomodir apa yang ingin beliau sampaikan"

"Selamat Pagi, Pak Gusti. Saya Aldi, selaku Hotel Manager, ada yang bisa saya bantu? Mari kita duduk" ya Tuhan. Why why why pak Aldi pas lewat uuurgh..

Mereka duduk di salah satu kursi lobby. But then tidak seberapa lama pindah dan kulihat pembicaraan mereka nampak cukup serius, aku yakin pak Aldi mengajak pak Gusti ke ruangan beliau. Jangan-jangan dia tersinggung dengan jawabanku tentang sarapan tadi? Tapi sepertinya tak ada yang salah dengan jawabanku tadi... atau mungkin ada masalah di room yang beliau tempati? Tapi kenapa nggak ada catatan telepon complain. Ah entahlah semoga nggak berdampak buruk atau malah sampai harus kena SP. Masak iya SP cuma gegara jawab sarapan doank. Gusti, Gusti, Gusti. Aku punya firasat se enggaknya aku bakal ketemu lagi sama orang ini suatu saat nanti. Entah di hotel ini, atau di tempat lain. Semoga saja in a good occasion.

Aku melanjutkan tugas shiftku. Tamu kemarin tidak terlalu ramai. Jadi tamu check out yang harus kuhandle hari ini juga tidak terlalu banyak. No wonder sih, lagi weekdays juga. Tapi namanya hotel jumlah tamunya kadang nggak ketebak. Ngga jarang weekdays juga rame, karena hotel ini termasuk hotel budget tujuan mereka yang sedang perjalanan bisnis. Ya aku yakin sih pertimbangan utama mereka karena rate hotel ini termasuk lebih rendah dibandingkan dengan hotel lain.

Anyway.. ntar aku ceritain tentang temen deketku di alter. Dia tuh sebenernya bunny, tapi serius karyanya di dunia tetalian suuuper keerreeen, body sexy AF, smart AF, tapi yang aku ngga paham, insecure-nya dia parah tingkat internesyenel (sama sih aku juga, haha). I have no idea gimana bisa bikin dia confident (ya gimana aku bisa bikin dia confident secara aku sendiri ga bisa bikin diriku sendiri Pede). Ntar malem aku ada planning ketemu dia. Cuman hangout biasa sih.

BEGGINGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang