"Find a place and play yourself for 7 minutes. Send the video to me, but remember!! Don't cum!"
---
Djenar
Mataku masih sejenak terpaku dengan pesan yang baru saja masuk ke DM IG ku. It was Moonlight. Sebut saja demikian. Itu nama dia di alter. Dia adalah .... untuk saat ini yang bisa kuceritakan hanya bahwa dia masa laluku. So sorry, aku ngga bisa cerita banyak tentang dia. Untuk sekedar menyebut namanya lagi saja, telah sedikit membuat beberapa serpihan memori kami tercecer. Aku baru saja berhasil move on and why the fak dia musti balik lagi saat aku sudah mulai bisa menata hati. Sumpah jujur ada sedikit bagian dari diriku yang ingin melakukan task tersebut, tapi tidak. No, it's enough. Ga lagi.
"Djen!! Kamu kenapa ik? Udah telat bukannya gimana, baru duduk malah aku rak digubris" omel Olive menyadarkanku.
"Hiiih uthuk-uthuk segala pake ngambekkk" aku mencubit kedua pipi Olive.
"Maaf yaak Olive saiank. Aku mendadak musti nemenin tamu tadi" lanjutku.
"ONS lagi? Dapet berapa? Kali ini just for lust lagi apa dapet cuan?" Cerocos Olive. Iya aku udah pernah mention d awal kan kalo D/S ku belakangan lebih banyak ke ONS.
"Hei, aku udah bilang berkali-kali ya kalo aku ngga pernah ngejual submition ku. Submit ya submit, open ya open (baca: open BO). Beda cerita" jawabku sambil ngelirik tajam. Aku masih ingat ada salah satu dom yang sempat "ngasih paham" ke aku kalo sebaiknya pengabdian itu engga di perjualbelikan. Pro kontra sih. Tapi dahlah.
Obrolanku bareng Olive sedikit banyak telah berhasil mengalihkan pikiranku dari chat DM IG ku tadi.
"Fish O Chip, Silahkan, kak." Suara waiters yang menyuguhkan pesanan kami.
Aku yang sedikit kebingungan segera menoleh ke Olive, tapi melihat dia memamerkan semua giginya, aku yakin dia yang memesannya.
"Hehe, sorry aku ngga nanya kamu dulu. Tapi serius Fish O Chip di sini enak banget, must try bngt. Saus tartar-nya uuugh.. try this, aaa " dia membuka mulutnya, memintaku melakukan hal yang sama. Dia menyuapiku dengan irisan daging ikan yang sudah dia celupkan ke saus putih yang dia sebut saus tar tar. It was nice.
"Mmmhh.. bener, enak ini serius." Aku yang lumayan lapar sedari siang belum sempat makan karena menemani mas Gusti, dengan lahap menghabiskan makanan yang Olive pesankan untukku.
Kami, aku dan Olive, ngobrol banyak hal. Mulai dari ghibah + julid tipis-tipis tentang kabar beberapa temen alter, sampai planning kami buat bikin gathering kecil-kecilan temen-temen alter jogja. Sampai tiba-tiba dia nyeletuk "Djen,, malem ini mau nginep rumahku ngga?"
"Why? Ada yg mau d curcolin? Dan ga nyaman curcol d sini?" Tebakku. Yet, i'm wrong.
"Nope. Pengen ngajak km unboxing maenan baruku aja." Ceritanya dengan girang.
And here I am, bestie time di kamar Olive. Tidak ada kinky things yang di sembunyikan di kamar Olive ini. Dia termasuk open up dengan keluarganya tentang kecenderungan dia. Meski melewati beberapa tentangan, akhirnya keluarganya dapat menerima.
Aku bisa melihat beberapa gulung tali di rak di sudut ruangan, in any colors, just mention it. Red, black, purple, yang terakhir dia warnain sendiri ada rainbow yang jadi terkesan tie-dye patterns, dan beberapa gulung jute juga.
Karena aku tadi langsung menemuinya selepas kerja, dan khawatir seragamku akan kusut, jadi aku melepas seragamku. Olive mengambilkan cropped Tee-nya untuk kupakai. Kuputuskan memakai cropped-tee tersebut tanpa bra. Dan sekarang aku sudah duduk manis di depan paket "mainan baru" olive hanya dengan berbalut lace undies hitamku dan cropped Tee maroon Olive.
KAMU SEDANG MEMBACA
BEGGING
RomanceProlog Dahulu Djenar pernah terjebak melibatkan "rasa" dalam hubungan Dom Sub relationshipnya. Rasa sakit, kecewa dan luka (baik luka fisik maupun luka hati), tak juga membuatnya tersadar bahwa dia sedang terjebak dalam hubungan yang toxic. Hingga p...