Saat makan malam, Blossom yang kehilangan selera dipaksa untuk tetap duduk menemani keluarganya. Ia mengaduk spaghetti di atas piring tanpa menyentuhnya sama sekali. Sang mama dan Daisy, sibuk membicarakan tentang detil pernikahan. Jumlah orang yang diundang sepertinya berubah setiap hari. Blossom merasa ironis, karena dua gadis dalam keluarga ini justru jatuh di tangan laki-laki yang sama.
"Blossom, papa mau tanya."
Perkataan Benito membuat anak istrinya terdiam. Mereka menatap bersamaan ke arah Blossom.
"Iya, Papa."
"Siapa yang menjemputmu tadi?"
Blossom tidak langsung menjawab, membalas tatapan papanya dengan tenang. "Papa bukannya bisa melihat dari kaca jendela kantor?"
Tubuh Benito menegang. "Jadi benar, itu dia?"
"Iya, Dante."
Ketegangan makin meningkan di ruang makan. Mereka seolah sedang menunggu pembelaan penjahat, dalam hal ini Blossomlah sang tersangka. Daisy terlihat tidak sabar. Pandangan matanya memancarkan rasa keingintahuan yang tinggi.
"Kenapa kamu bisa bersama dia? Apa kamu tahu bagaimana reputasinya?"
"Kami berteman," ucap Blossom kalem.
Gemala menatap tak percaya. "Berteman katamu? Mama tahu persis bagaimana lingkup pergaulanmu, Blossom. Nggak pernah ada dalam sejarah pertemananmu, seorang Dante akan menjadi teman!"
"Mama jangan marah," ucap Daisy. "Mungkin Blossom sedang bingung, karena nggak jadi menikah. Jadi, sembarangan mencari teman."
"Begitukah?" Gemala menyipit.
Blossom meletakkan garpu, menatap kedua orang tua dan adiknya. Ia tersenyum tenang. "Kalau Dante dan aku nggak boleh berteman, bagaimana kalau ... pacaran?"
"Apa? Bisa-bisanya kamu?" Benito kehilangan kata-kata.
"Blossom, mulai kapan kamu jadi murahan?" teriak Gemala.
Blossom bangkit dari kursi. "Semenjak kalian membiarkan Daisy menginjak-injak hatiku. Maaf, aku sudah kenyang."
"Blossom, kembali ke sini. Papa belum selesai bicara!"
Percuma Benito memanggil, karena anak sulungnya terlanjur masuk ke kamar. Ia menunduk dan memijat kening. Merasa amat kesal. Gosip buruk tentang Blossom dan Dante menjalar di kota dan membuat namanya tercemar. Bagaimana ia bisa menjelaskan pada teman-temannya saat anak sulungnya justru bergaul dengan laki-laki rendahan.
"Pa, bagaimana ini? Blossom makin hari makin menjadi-jadi tingkahnya?" tanya Gemala.
Benito mengangkat kepala. "Aku juga merasa anak itu makin hari makin aneh."
"Apa karena patah hati?"
"Bisa jadi, Pa. Kasihan memang, tapi akan lebih kasihan kalau bergaul dengan Dante. Kita tidak tahu ada hubungan apa mereka tapi kita nggak bisa diam, keluarga kita jadi bahan gosip seluruh kota. Sudah cukup pertunangan yang gagal, lalu Dante." Gemala menghela napas panjang.
Daisy menatap kedua orang tuanya, meremas tisu di satu tangan. Sedari tadi hatinya mendidih karena mendengar pengakuan Blossom dengan Dante. Mulai kapan mereka berdua saling kenal? Apa yang diketahui Blossom soal hubungannya dengan Dante?
Ia memang akan menikah dengan Edith, tapi tidak suka melihat Blossom bersama Dante. Ia harus melakukan sesuatu.
"Pa, Ma, aku punya usul dan sepertinya ini akan bagus untuk semua orang."
Gemala menoleh. "Usul apa?"
"Siapa asisten Papa, yang anak dari pengusaha kerajinan rotan?"
"Aldo."

KAMU SEDANG MEMBACA
Tukar Jodoh
RomanceDi hari pertunangan Blosoom dengan kekasihnya, Edith. Sang adik datang dan mengatakan pada tamu undangan kalau sedang mengandung anak dari Edith. Tanpa rasa malu, Daisy merusak hari bahagia Blosoom. Di antara keterpurukan, datang Dante, laki-laki ta...