Bab 5a

36.8K 4.5K 100
                                    

"Namaku, Maria. Suamiku adalah kepala proyek, teman kerja Tuan Dante. Namanya Pedro."

Blossom mendengarkan perempuan bertubuh kecil yang sedang hamil besar, di depannya. Ia menyukai wajah Maria yang manis dengan senyum hangat.

"Aku senang, Tuan Dante akan menikahimu."

"Dari mana kamu tahu aku akan menikah dengan Dante?"

Maria tersenyum. "Ada beberapa hal yang mendukung prasangkaku, kalau kalian akan menikah. Kalian pasangan yang cocok, bukan dengan perempuan itu. Maaf, tapi dia adikmu bukan?"

Blossom mengernyit. "Kamu kenal Daisy?"

Maria mengangguk. "Beberapa kali melihatnya."

"Dia datang ke sini?"

"Nggak. Pernah ke sini hanya sampai gerbang. Kamu adalah perempuan pertama yang dibawa Tuan Dante."

"Benarkah?"

Maria menyeduh teh bunga melati dalam teko dan menghidangkan di atas meja kecil. Menatap Blossom yang duduk di depannya. Tidak ada kecanggungan atau pun sikap tidak nyaman yang ditujukan perempuan itu saat berbincang bersamanya. Tidak seperti perempuan kelas atas kebanyakan yang sangat enggan bergaul dengan mereka, Blossom berbeda. Meski begitu, keanggunan tidak pernah lepas dari sikapnya.

"Tuan Dante punya aturan ketat, tentang siapa yang bisa masuk ke district 2. Adikmu itu, hanya berdiri di gerbang setiap kali mencari Tuan Dante dan menunggu di sana sampai Tuan keluar."

Blossom menyesap teh panas di cangkir bunga-bunga. Mengedarkan pandangan pada flat mungil yang didiami oleh Maria. Perempuan itu mendekorasi dengan berbagai macrame termasuk untuk alas tempat duduk dan hiasan pintu.

"Apa kamu membuatnya sendiri?" Blossom menunjuk macrame yang menjadi penyekat kamar dan ruang tamu.

"Iya, Nona. Biasa aku melakukannya untuk hobi, kadang kala ada beberapa pesanan dari orang tertentu."

"Bagus sekali."

"Terima kasih."

Suara gaduh di bawah membuat Blossom berjengit. Wajahnya memucat dan ia berlari keluar. Dari balkon lantai dua, ia melihat bagaimana Dante mencengkeram seorang laki-laki dan membantingnya ke tanah. Meneriakkan ancaman dan mengusir para perusuh itu. Kengerian terlintas di wajahnya saat melihat betapa garang Dante saat marah.

"Si-siapa mereka?" tanyanya gugup.

"Orang-orang suruhan dari pejabat kota."

Blossom menoleh cepat. "Apa, pejabat kota?"

Maria mengangguk. "Iya, mereka menginginkan Tuan Dante mengerjakan satu proyek tapi ditolak."

"Kenapa?"

"Uang. Tuan Dante merasa kalau uang yang diberikan sebagai dana proyek terlalu sedikit dan dikorupsi oleh para pejabat itu."

Blossom tercengang. Selama ini ia hanya mendengar reputasi Dante sebagai bajingan kota, perusuh dan preman tanpa aturan. Dalam diri laki-laki itu juga melekata segala bentuk kejahatan maupun kekerasan. Tidak menyangka kalau ternyata, Dante sangat dekat dengan para pejabat kota.

"Kenapa harus Dante? Mereka bisa mendapatkan kontraktor lain?"

"Soal itu, aku hanya dengar sekilas. Tanah yang akan dibangun, sangat bermasalah. Ada penghuni yang harus dipindah dari sana dan hanya Tuan yang bisa mengatasi itu."

Blossom melihat para perusuh terburu-buru pergi. Dante meneriakan perintah-perintah. Laki-laki itu terlihat berbahaya dikelilingi oleh orang-orang bersenjata. Pemandangan baru baginya, berada di dunia yang terlihat sangat keras dan berbeda.

Tukar JodohTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang